Terbangun dari tidurnya dan menghadapi kenyataan bahwa dia harus menghadapi semuanya sendiri, terasa sangat berat bagi Yoona. Belum lagi semua mata yang memandanginya dengan penuh keprihatin, seolah mengasihani Yoona.
Yoona berjalan ke kamar mandi untuk membasuh mukanya yang terlihat sangat lelah. Saat dia tiba di depan pintu kamar mandi, Yoona mendengar suara beberapa orang perempuan sedang berbicara
" kasian banget ya Direktur Im, dia punya semuanya tapi malang banget nasibnya. Jadi janda lagi diumur yang sangat muda" ucap seorang perempuan
" namanya juga takdir. Siapa yang tau. Kasian banget ya apalagi melihat dia menangis di depan foto suaminya. Aku jadi benar benar kasian kepadanya" balas sosok perempuan lainya.
Mendengar percakapan kedua perempuan itu, sejujurnya Yoona merasa sakit hati. Dia paling benci di kasihanin dan di anggap lemah oleh semua orang. Tapi semua mata melihatnya seolah mereka tau apa yang Yoona rasakan.
Yoona mencoba menguatkan dirinya dan menghapus air mata yang terjatuh di pipinya sebelum masuk kedalam. 2 orang perempuan yang melihat kehadiran Yoona, hanya bisa menutup mulut mereka karena merasa tidak enak jika Yoona mendengar omongan mereka tadi.
Sambil mencuci dengan ekspresi mencoba menahan egonya, Yoona berkata " kalian tidak perlu memberikan aku belas kasihan kalian dan mencoba mengerti keadaanku. Aku rasa itu sangat tidak sopan"
Kedua perempuan itu hanya bisa menahan ketakutan mereka. Bagaimana mereka bisa berurusan dengan Yoona, anak dari konglomerat ternama di Korea. Mereka pun menundukkan badan mereka dan minta maaf ke Yoona beberapa kali sebelum segera keluar dari kamar mandi, meninggalkan Yoona sendiri.
Setelah mereka semua keluar, Yoona menatap dirinya sendiri di kaca. Mukanya terlihat pucat, matanya terlihat bengkak dan sembab, kantung mata hitam pun dapat terlihat dibawah matanya. " apa karena aku menangis dan kelihatan lemah seperti ini, makanya semua orang memandangku dengan belas kasihan?"
Yoona membasuh mukanya sekali lagi dan menegapkan badannya, berusaha terlihat kuat dan tegar.
Sesampainya Yoona di ruang duka suaminya,
" ommaa" teriak Soo yang otomatis membuat Yoona tersenyum. Yoona tersadar, bahwa setidaknya di dunia ini, Soo ada di sampingnya dan sangat membutuhkan dirinya. Yoona memeluk Soo dan membawanya untuk memberikan penghormatan terakhir kalinya ke Bin sebelum pemakaman. Dongwook dan Jaemin yang baru saja datang untuk mengurusi proses pemakaman nanti, menjadi sedih saat mendengar perkataan Yoona ke Soo." Soo- ya, dengarkan perkataan omma. Mulai hari ini, kita harus terbiasa menghabiskan waktu hanya berdua tanpa appa. Uri Soo, kesayangan omma" ucap Yoona menahan air matanya dan memeluk erat Soo dengan penuh kehangatan
Jaemin tidak tega dengan keadaan kakaknya. Dia tau kakaknya mencoba menguatkan dirinya untuk pemakaman nanti. Di dalam hati Jaemin, dia marah dengan keadaan dan takdir. Janji Bin yang tidak akan meninggalkan Yoona tidak dapat terjadi..." Soo- ya, kita main di taman aja yuk sama samchon" ucap Jaemin yang mengulurkan tangannya ke Soo untuk ajak dia keluar dari rumah duka.
Dongwook yang melihat Yoona terlihat beda dari semalam pun duduk disebelahnya.
" yoona- ya, apa kamu baik baik saja? Sikap mu sangat berbeda dari semalam" ucap Dongwook yang menatap Yoona dengan penuh keprihatinan
" jangan menatap aku seperti itu oppa. Walaupun orang lain memandang ku seolah aku wanita paling tidak beruntung di dunia ini, setidaknya oppa tak merasa seperti itu kepadaku. Aku harus kuat demi diriku sendiri dan Soo. Air mata... airmata ku rasanya sudah habis ..." balas Yoona dengan nada dingin. Disaat itulah, Dongwook menyadari bahwa Yoona yang hangat pelan pelan berubah menjadi Yoona yand dingin untuk menutupi kesedihannya.
******
Pemakaman pun terjadi...
Yoona memegang foto suami sambil memegang erat tangan Soo. Semua sahabat Yoona datang dan berada dibelakang Yoona untuk berjaga jaga.
Disaat orangtua Bin menangis kencang, Yoona menelan kepahitan dan kesedihannya. Sekuat apapun Yoona mencoba untuk tidak menangis, tetes demi tetes airmatanya membasahi pipinya. Yoona yang dirangkul oleh orangtuanya hanya bisa terdiam seperti patung saat proses kremasi berlangsung.
" sayang, ini akhir perjalanan kita. maafkan aku jika aku tidak ingin lagi menangisi kepergianmu .... semoga kamu tenang disana, mari kita bertemu di mimpi. Aku sangat mencintaimu" batin Yoona yang diselinggi dengan air mata dan senyum hangat untuk mengantar sang suami ke peristirahatan terakhirnya.
-------‐-------------------------------------------------------------------
Author notes:
Gimana guys so far ceritanya? Untuk menemani hari minggu kalian dengan upload 2 cerita sekaligus ya. Untuk cerita ini, aku rekomendasi lagu Gummy - can you hear me ( ost Hotel Del Luna) ya. Enjoy semuanya!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Life N Lie
RomanceYoona, seorang wanita berusia 28 tahun yang harus menerima pahitnya di tinggal oleh seseorang yang dia cintai. Yoona kehilangan senyum dan kebahagiannya, sampai dia bertemu dengan seorang pria yang menerima masa lalu dan bisa membuatnya bangkit dari...