Renjun mulai mengemasi barangnya saat bel pulang sekolah berbunyi. Ia kebingungan saat bolpoin kesayangannya tak berada dimejanya. Mulai menunduk untuk mencari alat tulis itu dan berbinar saat menemukannya jatuh dilantai.
Saat ia membungkuk akan mengambilnya, seorang pemuda justru berjalan hampir menindas telapak tangannya jika ia tak cepat menariknya. Na Jaemin.
Renjun menatap pemuda itu hingga punggungnya tak terlihat. Begitu akan kembali mengambil alat tulis itu, ternyata Haechan sudah berjongkok dan memberikannya bolpoin miliknya.
"Thanks"
Haechan melirik Chani dan Hwiyoung yang tampak menunggu Renjun. Dua teman Renjun itu sadar, "Ren kita tunggu diluar ya?" langsung beranjak keluar kelas.
"Ren?"
"Hm?" Tanpa mengalihkan pandangannya, ia membalas dengan malas.
"I'm sorry, buat yang terjadi kemarin atau bahkan dulu. Gapapa kalo lo ga maafin gua dan yang lain, tapi tolong jangan larang kita buat deketin lo, please?"
Renjun menghentikan kegiatannya sejenak. Ia menghela nafas, "Kalau gitu gua minta lo berhenti tawuran dan main cewe apalagi ngebully, bisa?"
Haechan menatap bola mata indah itu sesaat, ia mengalihkan pandangannya.
"Nah, gabisa kan? jadi stop gangguin gue, lo bebas ngelakuin semua hal sesuka lo." Renjun menarik tasnya kemudian keluar kelas dengan penuh emosi. Haechan mengusak rambutnya kebelakang.
Ketika ia keluar kelas, ia menjumpai Hwiyoung, Chani, dan Chenle tengah berbincang.
"Kak Ren!" Chenle melambai pada Renjun yang baru saja keluar kelas. Renjun berlari menghampiri ketiganya.
"Chenle? mau ikut ke cafe?"
"Maaf kak, gue ada urusan."
"Gapapa kok, nanti jangan telat baliknya. Kakak sama mereka berdua naik bus kota, bilangin orang rumah kakak kerja kelompok."
Chenle mengangguk, melirik Chani dan Hwiyoung sebentar. "Kalo gitu gue duluan ya kak, bye!"
Ketiganya melambai kearah Chenle. "Yuk!"
"Ren? lo gapapa?" tanya Hwiyoung saat sadar temannya itu melamun. Ketiganya kini berjalan kearah gerbang halte.
"Gapapa kok, yuk duduk!" ajak Renjun.
Saat ketiganya tengah menunggu bus, terdengar suara motor mendekat. Renjun mengalihkan pandangannya saat tau siapa itu.
"Kak Ren? kenapa disini?" Jisung melepas helmnya kemudian berjalan kehadapan Renjun yang tengah duduk.
"Nunggu bus, masa nunggu angkot."
Jisung tersenyum kecil, "Mau kemana? gua kira kakak bakal balik sama sepupu kakak yang bawel itu."
"Bukan urusan lo," jawab Renjun ketus lagi. Chani dan Hwiyoung hanya bisa tersenyum kaku.
"Kalo gitu... " Jisung buru-buru kembali ke motornya kemudian pergi. Renjun diam-diam memperhatikan adik kelasnya itu. Dahinya terlipat saat tau, Jisung kembali dengan berlari. Kemana motornya?
"Gue ikut ya kak?"
Renjun enggan menjawab. Karna kalau menolak pasti Jisung punya seribu satu cara untuk membuatnya tetap ikut. Tidak, bukan dengan memaksa tentunya. Tapi memang Renjun saja yang lemah dengan Jisung.
Sebuah bus berhenti tepat didepan mereka. Seolah pengawal pribadi, Jisung melarang Renjun naik karena takut berdesakan dengan orang. Ia bahkan mempersilahkan Renjun masuk saat tau, mereka orang terakhir yang ingin naik bus.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDIOT🔞 [TAMAT]
Fanfiction[NCT DREAM X RENJJUN] Renjun paham, saat kembali berurusan dengan anggota berandalan itu hidupnya tak akan damai, meski kenyataannya memang tidak pernah. ⚠️HOMO/BXB/GAY⚠️ 🔞 Warn! bullying, harsh word, sex, kiss, etc. Republish my old work, but wit...