18. I Don't Understand

6.8K 872 77
                                    


Langkah kaki dibawa menuju ruang musik. Dimana seperti informasi yang didapatkannya bahwa sosok yang dicarinya tengah berada disana. Setelah membuka pintu ruangan itu, Renjun dapat mendengar melodi indah yang ternyata berasal dari permainan piano sosok yang dicarinya.

Memilih tak mengganggu, Renjun berjalan perlahan seperti pencuri. Namun, seolah peka dengan keadaan sekitar, sosok tersebut menghentikan permainan pianonya dan menoleh. Menangkap basah Renjun yang berdiri kaku disamping piano yang baru saja ia mainkan.

"Maaf ganggu, kak."

Mark mengangguk, "Sini duduk."

Renjun berbagi kursi yang ditempati Mark.

"Kenapa?"

Renjun mengulum senyumnya, "Baru tau kakak bisa main piano."

Mark mengangkat sebelah alisnya, "Gua tau lo kesini bukan soal itu."

"Ketahuan ya?" Mark mengangguk.

"Huft, kakak hari ini kenapa?"

"Maksudnya?"

Si Huang memutar bola matanya malas, "Jangan berlagak gatau, kantin."

"Kakak ada masalah sama Jeno?"

Mark tak membalas ucapannya. Matanya justru melirik pintu ruangan yang tertutup.

"Kalian balikan?"

Kedua alis Renjun bertaut, "Nggak, kok kakak nanyain ini lagi?"

Mark menghela nafas, "Nevermind."

"Loh? kenapa sih kak? apa urusannya emang gua sama Jeno balikan?"

Mark mengalihkan pandangannya makin membuat Renjun penasaran. "Kak?"

"Gua takut."

"Takut?"

"Lo boong, kan?"

"Bo-"

"Gua tau lo kemarin ke apart Jeno, tidur bareng. Lo balikan, kan?"

"Kakak tau-" ucapan Renjun terputus kala Mark kini justru mencengkram kedua bahunya. Yang mana membuat Renjun sedikit takut.

"Ga penting gue tau darimana, sekarang jawab gue lo balikan sama Jeno, kan!" ucap yang lebih tua menyentak hingga yang lebih muda terkejut.

"Kakak kenapa? beneran kita ga balikan."

Rahang Mark mengeras, "Lo gamau jujur?"

"Gue jujur, kak! astaga lo kenapa sih?" Ia sedikit meringis kala cengkraman dibahunya makin kuat.

"Buktiin."

"Huh?"

"Buktiin kalo lo beneran ga balikan sama Jeno!"

"Ke-UMPHH!"

Tak membiarkan Renjun menyelesaikan, Mark terburu membungkan dengan ciuman. Ia bahkan memeluk kuat.

Renjun berusaha mendorong kuat dada Mark. Namun, karena tenaga Mark lebih besar ia gagal. Bibirnya digigit kuat hingga berdarah. Air mata sudah menuruni pipinya, saat ini yang ia harapkan adalah ada orang yang datang menyelamatkannya.

BUGH

"Bajingan lo Mark!"

Haechan datang dengan nafas memburu menatap penuh marah. Renjun sudah berjongkok menutup wajahnya. Rahang sang penyandang jabatan Master itu mengeras. Matanya memandang penuh marah seolah kobaran api tengah menggila didalam sana. Hampir saja ia kehilangan akalnya dan menghajar habis sosok didepannya.

IDIOT🔞 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang