•2•

37 5 0
                                    

2. Orang baik

"bangun sayang, hari ini sekolah kan?" suara berat membangunkan sang putri di pagi hari.

Shivanya tipikal orang yang gampang untuk dibangunkan. Mengerjapkan kedua bola matanya dan melihat siapa yang telah membangunkan nya.

"good morning cantik. Mandi gih, abistu sarapan. Aku udah buatin sarapan buat kamu. Hari ini aku gak bisa nganter kamu. Aku pulang dulu ya sayang. Jangan lupa sarapannya" ujarnya, menciun dahi shivanya dan pergi.

Oke saatnya bersiap-siap. Mulai dari mandi, memilih seragam dan bersolek kecil. Sarapan kali ini ditemani dengan nasi goreng dan susu putih. Balkon. Tempat favorit Shivanya untuk menyendiri. Hari ini mama nya pergi pagi pagi buta. Alhasil ia sarapan sendiri, yaitu di balkon. Menatap layar hp yang hidup ketika notifikasi masuk. Shivanya menyerenyitkan dahinya.

MR. D: pulang sekolah aku jemput, temani aku makan, oke cantik.

Menghela nafas berat. Seperti ancaman baginya. Hidup tak tenang seperti binatang jinakan majikan nya. Sudahlah, Shivanya tak ingin pagi nya suram.

***

"gue bisa telat kalo gini!" ujar Shivanya. Taksi yang ia tumpangi mengalami masalah. Ia harus mencari alternatif lain, yaitu berlari. Cukup begitu jauh, namun tak sempat jika harus menunggu kendaraan lainnya.

pengendara motor menghampirinya. Tentu saja, shivanya tidak mengenalinya. Yang hanya ia kenali adalah seragamnya sama dengan pengendara motor ini. Ntah apa yang dilakukannya. Apakah shivanya akan diculik? berbagai pertanyaan itu muncul di otaknya.

"ini udah telat. Ayo naik!" ajaknya. Shivanya sempat menolak. Namun laki-laki ini segera memasangkan helm dan menyuruh shivanya untuk menaiki motornya.

"pegangan" ujarnya. Dengan kecepatan yang sangat tinggi, melaju bagaikan jet pribadi. Beruntung jalanan tidak begitu ramai. Yang diatas mungkin sedang meridhoi mereka berdua. Tapi tetap saja, gerbang megah jalan masuk ke SMA Dyaksa sudah tertutup rapat.

"Kamu lagi kamu lagi Erza. Cape saya menghukum kamu" ujar pak satpam. Yap! Dia adalah Erza. Ia tak sengaja tadi melihat seorang wanita di trotoar yang sedang berlari. Ia kenal betul siapa wanita itu. Oleh karena itu, Erza mengajak nya. Dan ternyata benar dugaan Erza, dia adalah shivanya. Teman sebangkunya.

"sudahlah masuk saja. Biar guru yang dikelas menghukum kalian berdua" ujar pak satpam. Erza melanjutkan mengendarai motornya pergi ke parkiran.

"thanks ya" ujar shivanya memberikan helm milik Erza.

"Sans. Lo siapin mental sama fisik lo aja sekarang. Masalah akan datang" ujar Erza. Mereka berdua berjalan menuju kelas melewati koridor utama. Sampai dikelas, benar saja masalah datang.

"misi pak" sapa Erza ketika hendak masuk ke dalam kelas. Pak Djarot diam. Erza sudah hapal apa yanga harus ia lakukan.

"sini tas lo," ujar Erza. Shivanya menurut. Ia memberikan tasnya dan Erza menyimpannya ditempat duduk mereka berdua. Shivanya kebingungan. Namun ia mengekori Erza saja.

Berdiri di lapangan, menghormati bendera yang sedang berkibar. Itulah hukuman dari pak Djarot. Panas matahari di pagi hari sangatlah bagus bukan? tapi tidak dengan 4 jam berdiri disini. Cuaca semakin terik, siapapun yang merasakannya akan pingsan jika berlama-lama disini. Untung Erza adalah laki-laki kuat. Tapi tidak dengan shivanya. Ia merasa dirinya sangat lemas. Kepalanya sangat pening. Timbul bintik-bintik merah di kulitnya. Shivanya alergi dengan udang. Jika ia tak sengaja memakannya, efek ini yang akan keluar, seperti yang ia rasakan sekarang.

Shit! Cowok sialan.

Erza merasakan sesuatu. Orang dibelakangnya sangat gelisah. Erza menoleh kebelakang.

SHIZA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang