😈1

6 3 6
                                    

Miguel berjalan tergesa keluar dari ruangan rapat. Dia mendapat kabar jika Rosenda telah melahirkan bayinya. Tiga bayi vampire yang lucu dan menggemaskan. Emely memperhatikannya di kejauhan tetapi dia sama sekali tidak peduli.

Miguel ditemani Aroy mengendarai mobilnya menuju negeri Vangelius, negeri para vampire. "Cepatlah, Aroy kenapa kau tidak sedikit ngebut?"

"Ini Sabtu malam, alpha. Jalanan sangat padat." Aroy membela diri. Memang di depannya banyak mobil yang berhenti karena macet.

Miguel membuka pintu mobilnya. Dia sudah tidak sabar. Dia berubah menjadi serigala tanpa orang-orang sadari. Dia berlari secepat mungkin. Dia ingin bertemu dengan Carmellia. Putri Rosenda yang telah menawan hatinya. Karena wajahnya sangat mirip dengannya.

Rumah sederhana itu sudah terlihat. Mereka menempati rumah mendiang kakek buyutnya dan putri Seraphina. Dengan sedikit renovasi, rumah itu terlihat indah dan nyaman untuk ditinggali.

Rosenda tersenyum menyambut kedatangan Miguel. Dia mempersilakan Miguel untuk masuk. Kendrick sedang menggendong salah satu bayinya. Miguel mendekatinya. Dia membawa fotonya saat masih bayi dan mendekatkannya di samping wajah Carmellia. Bayi cantik itu berbinar-binar didekati Miguel. Tangannya menggapai rambut panjang Miguel.

"Astaga, lihat ini! Benar-benar mirip." Miguel tidak henti-hentinya membandingkan foto dirinya dan bayi cantik itu.

"Huwaaaa, Carmellia! Kenapa kau mirip denganku? Padahal aku sama sekali tidak ikut andil dalam membuatmu--"

Klang!

Sebuah pukulan mendarat di kepalanya. Rosenda dengan marah memukulkan penggorengan ke kepala Miguel.

"Jangan bicara yang tidak-tidak, Miguel! Dia bisa tahu bahasamu."

"Oh, dengar itu Carmellia! Ibumu sangat bahagia kau mirip denganku. Karena aku tahu, ibumu juga tertarik denganku."

"Apa kau bilang?" Rosenda mengepalkan tangannya. Dia siap memukul Miguel lagi.

"Tolong, tenanglah! Kalian akan membangunkan Mig dan Dev jika berisik." Kendrick menghentikan pertengkaran antara Miguel dan Rosenda.

"Mig? Dev?" Miguel menatap Kendrick.

"Iya, Migielo dan Devrion gabungan namamu dan Devian." Kendrick tersenyum lalu beranjak menaiki tangga. Carmellia sudah tertidur pulas di gendongannya.

"Itu ide Kendrick. Aku juga tidak tahu alasannya." Rosenda menuangkan teh Jasmine di cangkir Miguel. Mereka sedang duduk di bar mini dekat dapur.

"Benarkah? Dia memang laki-laki yang baik. Aku kagum dengannya." Miguel menyesap cangkir tehnya perlahan.

"Bagaimana dirimu? Apa kau sudah move on?" Rosenda menggoda Miguel. Tetapi laki-laki itu seperti enggan membahasnya.

"Bagaimana kabar Devian dan Alexa? Aku tahu memang dari awal mereka itu berjodoh. Jodoh yang aneh. Pangeran vampire dan Lycan terakhir." Miguel membelalakkan matanya. "Wow! Itu pas sekali jika dijadikan judul sinetron. Pasti ibu-ibu akan selalu menontonnya di tv."

Rosenda menggelengkan kepalanya. Laki-laki di depannya itu tidak pernah berubah. Tetapi dia merasa nyaman bersahabat dengan Miguel. Laki-laki yang apa adanya dan penuh tanggung jawab.

"Mereka sibuk berkeliling dunia. Kenapa kau tidak datang ke pernikahan mereka?" Rosenda mengambil kue kering di dalam toples lalu memasukkannya ke dalam mulutnya.

"Aku butuh menenangkan diri." Miguel memandang ke luar jendela. Ada raut putus asa di sana. Entah apa yang dipikirkannya.
================================
"Emely, bagaimana jika nanti sore kita jalan-jalan?" Miguel menyematkan bunga mawar putih di rambut merah Emely.

My Lord MiguelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang