Chapter 2

25 3 0
                                    

"Apa yang kau temukan ??", tanya lelaki itu dingin.

"Pergerakan didalam sana terlihat begitu tenang, pangeran", jawab ming chu.

"Apa yang kau katakan ??", ucap lelaki yang dipanggil pangeran itu, ia terlihat terdiam memikirkan sesuatu dan kemudian ia tertawa gila.

"Bagus... bagus... jika perhitungan ku tidak salah... itu akan sangat bagus", desis lelaki itu kejam.

"Bagi pasukan menjadi dua, ah tidak biarkan beberapa ribu berada disini dan sisanya ikuti aku", ucap lelaki itu. Ia terlihat sedang mendapatkan tangkapan emas.

Beberapa diantara para pasukan itu, terutama dua jenderal tua, jenderal dari kediaman song dan jenderal tian terlihat tidak setuju dengan rencana yang dibuat lelaki didepan mereka.

"Maafkan jenderal tua ini, yang mulia. Tapi rencana apa yang akan anda lakukan ??", tanya jenderal song pada lelaki itu.

"Kau akan tau nanti, kerajaan ini aku serahkan pada kalian", ucap lelaki itu sembari menarik kudanya mundur bersama dengan ribuan pasukan dibelakangnya.

Setelah hampir seluruh hidupnya, ia telah berada didalam medan perang. Dan kali ini, akan ia pastikan bahwa kemenangannya ini akan membuat kaisar senang atau mungkin tidak ?...

Ia tidak perduli.

Pacuan kuda hitamnya semakin cepat, jejak-jejak debu semakin tebal saat tapak-tapak kaki ribuan kuda dibelakangnya pun ikut mengikuti laju kencangnya.

Hampir memakan waktu satu bakaran dupa, lelaki berbalut baju perang hitam itu telah menghentikan pacuannya.

"Pisahkan pasukan menjadi dua", ucap lelaki itu.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Kita selamatt !!!",

"Kita selamattt !!!",

"Kita selamat !!!!",

"Terimakasih, terimakasih jenderal Qi Feng",

"Benar, terimakasih jenderal Qi Feng~~... Terimakasih, berkat kecerdasaan jenderal mengecoh mereka, kita bisa mengulur waktu untuk melarikan diri",

Begitu banyak ucapan terima kasih dan rasa syukur yang seluruh rakyat kerajaan Xibei ucapkan untuk jenderal besar mereka. Jenderal Qifeng yang mendengar ucapan-ucapan yang mengagungkannya, ia begitu bahagia, istri dan putri-putrinya juga ikut merasakan rasa hormat disekitar mereka. Disisi lain, ying yue hanya bisa diam disudut yang sedikit jauh dari keluarganya itu.

Malam semakin gelap, udara di pegunungan wilayah kekaisaran Xi begitu dingin.

Gadis remaja itu terlihat mengusap-usap kedua tangannya, ia begitu kedinginan. Matanya melirik kesekelilingnya, dan sontak saja ia terkejut saat melihat bahwa beberapa pengawal dari kediaman jenderal tengah mengumpulkan banyak kayu kering.

Firasatnya mengatakan itu hal buruk.

Ia berjalan mendekati para pengawal itu.

"Paman, apa yang kau lakukan ??", tanya gadis remaja itu pada pria paruh baya yang ia kenal.

"Oh, yue er apakah kau kedinginan ??", tanya pengawal itu pada gadis remaja didepannya.

"Tidak, paman", jawab ying yue cepat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Engraving Sacrifice Of Eternal Love Three Lives WorldsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang