"Ellaaaaa, kalo sudah selesai jangan lupa turun, kita makan malam dulu sayang"
"Iya bunda" balasku tak kalah kencang
Padahal aku ingin merebahkan diri sejenak, untuk melepas penat karna seharian ini mengurusi acara pindah rumah baruku. Ah, ngomong ngomong tentang rumah,aku jadi kangen rumah lama, tapi yasudahlah toh rumah ini jauh lebih bagus.
Aku bergegas menuruni tangga, menuju meja makan yang sudah ada bunda dan ayah disana.
"Mau makan pake apa sayang" ucap bunda
Bunda mengambilkan nasi untukku, jangan bilang aku anak manja, kalo kata bunda sih "Ini udah tugas bunda" jadi sebagai anak yang baik, aku hanya menurut. Sayang banget sama bunda
"Capcay, sama ayam kecap aja bun"
"Ella, hari Senin kamu udah bisa masuk sekolah yah. Semuanya udah ayah urus, nanti berangkatnya sama mang Aan aja, biar kamu ga nyasar" ucap Ayah.
"Iya terimakasih ayah" aku mengangguk sambil menyupkan makanan kedalam mulutku.
Sebenernya aku sangat malas untuk melakukan adaptasi dengan lingkungan baru seperti ini. Rumah baru, sekolah baru teman juga baru. Apalagi aku tipe orang yang tidak pandai bergaul,aku hanya anak rumahan yang hobbinya rebahan, dan maraton sebuah novel. Aku Sama sekali tidak pandai bersosialisasi, bertemu orang baru saja sudah panas dingin. Tapi mengapa teman lamaku sering mengatakan aku gadis jutek?, Sebenernya aku gadis pendiam, tapi sialnya wajah ini malah membuat aku seperti gadis dingin yang juteknya kebangetan. Ah setidaknya aku cantik kok.
Well... Akhirnya makan malam sudah selesai, karna belum ada ART dirumah, aku membantu bunda membereskan meja makan, lalu bunda yang mencuci piring, ya membagi tugas agar cepat selesai. Ngomong ngomong aku anak tunggal, dan aku bangga jadi anak satu satunya, hahahhh.
...
Aku membuka pintu kamarku, tidak lupa menguncinya kembali, merebahkan diri keatas kasur, surganya para kaum rembahan. Mengambil gitar yang ada disampingku dan memetiknya asal. Lelah sekali rasanya.Rupanya aku sudah mulai memgantuk, terbukti dengan mataku yang sudah mulai terpejam. Namun, semuanya lenyap ketika sebuah getaran mengusik ketenanganku yang sedang menuju ke alam mimpi. Getaran yang aku kira sebuah gempa. Membuat aku was-was dan dagdigdug sendiri. Hey, ayolah. Aku baru saja pindah.
Namun semuanya lenyap digantikan raut bingung yang terpatri diwajahku, gempanya bukan di bagian kasurku saja kan? Mengapa hanya ranjangku saja yang bergoyang? Masalahnya aku belum menikah, dan aku juga sudah pindah dari kasur itu, jadi dari mana asal getaran itu? Ya tuhan, semoga tidak ada cacing alaska yang tiba tiba keluar dari balik ranjangku...!!! Baiklah jangan terlalu lebay Acapella..!!
Samar samar aku melihat sebuah kilatan cahaya berwarna emas keputih putihan dibalik ranjangku, hanya sekilas. Dan aku yakin itu. Dengan keberani penuh, aku mulai berjongkok untuk memeriksa, ada apa dibalik sana.
"Buku..?" gumamku lirih
Aku memandang sebuah buku yang lumayan unik namun masih terlihat terawat, dengan ragu aku mengambil buku itu, seperti buku novel namun berwarna putih. Dengan cover sebuah sekolah dan enam pemeran dalam buku itu. Dengan sebuah judul "ACAPELLA" aku tersenyum, Hey..!!! Itu namaku. Baiklah, sepertinya aku tertarik. Membacanya sebentar tak apa kan??.
🌺🌺🌺
KRINGGGG
KRINGGG
KRINGGGG
Aku menguap lebar, mengambil jam walkerku lalu mematikanya. Seketika mata aku melotot ketika menelihat angka yang sudah menunjukan pukul 07.34, Hari pertama yang buruk.
Aku bergegas kekamar mandi, mandi bebek lalu segera memakai seragam bertuliskan SMU ATLANTIS, sekolah yang unik, Pikirku.
Tak ada waktu memikirkan itu, aku bergegas kemeja makan.
"Pagi bun, pagi yah" ucapku
Aku mengambil roti selai yang sudah disiapkan bunda lalu memakanya.
"Kopernya sudah dimobil ya sayang" ucap bunda yang membuat kegiatanku terhenti.
Aku memandang bunda dengan heran "Bun, koper untuk apa??" tanyaku
"Lho kamu belum tau? Kan ayah milihnya sekolah asrama buat kamu, lagian sekolah itu paling bagus dikota ini, hanya orang orang tertentu yang bisa masuk kesitu. Harusnya kamu bangga dong"
"Tapi mah.."
"Sudah berangkat sekarang, nanti telat"
"Iya bunda. Assalammualaikum yah, bun" aku pun menyalimi tangan mereka.
Berat sekali rasanya, tapi apa boleh buat? Aku tidak bisa menolaknya.
"Acapella" ucap ayah
Aku yang tadinya lemas, mulai memandang sosok peria yang selalu menjadi panutanku itu. Ayah mendekapku erat, memberikan semangat lewat tatapan matanya. Ahh siapa yang meletakan bawang disini?
"Ayah yakin kamu pasti bisa"
Aku hanya mengangguk, lalu berlalu menuju mobil.
Menghembuskan nafas lelah, memandang jajaran kota yang masih padat. Hingga tak terasa bangunan kota itu sudah tergantikan oleh jalanan panjang yang dikelilingi sebuah pohon pohon rindang di sisi kanan dan kirinya. Nampaknya sekolah yang akan aku tempati sangat jauh dari pemungkinan warga
Mungkin sekitar satu jam aku sudah sampai disebuah bangunan megah yang terdapat sebuah tulisan SMU ATLANTIS. Bangunan yang sangat unik menurutku
Aku keluar dari mobil, menggeret koper besar menuju gapura SELAMAT DATANG DI SMU ATLANTIS. memandang bangunan itu dengan lekat.
"Seperti tidak asing, tapi dimana?
.......
Pendek banget yah??😂😂
Gapapa deh, namanya juga baru belajar.
Dikit dikit menjadi bukit, iya gak??😆😆
