BUCKET LIST - 01

458 50 6
                                    

WAJIB DIBACA SAMPE BAWAH!

INDIRA'S BUCKET LIST - 01

Indira yang saat ini sedang sibuk mencuci semua piring kotor setelah menyantap sarapan pagi bersama seluruh anggota keluarganya, tampak sesekali mengintip sekilas ke arah halaman belakang rumah melalui jendela kaca yang terletak tepat di hadapan dirinya. Karena saat ini Mahanta sedang menemani Sabrina bermain sepeda di sana. Hingga tanpa sadar, Indira pun dibuat tersenyum kecil begitu melihatnya.

Namun, tak lama kemudian, Indira pun mulai tersadar, dan langsung mengerjap-ngerjap pelan. Seharusnya yang menjadi fokusnya saat ini adalah piring-piring kotor yang sedang dicuci oleh dirinya, atau si kecil Sabrina yang sedang asyik tertawa sembari mengendarai sepeda roda empat di halaman belakang rumah, bukannya sosok Mahanta yang sedang menundukkan punggungnya sembari menjaga tubuh putrinya itu dari arah belakang.

Indira lantas menarik pelan bagian gorden yang ada di hadapannya, sehingga jendela kaca itu pun langsung tertutup dengan sempurna, dan ia tidak bisa lagi melihat ke arah Mahanta yang masih berada di halaman belakang rumah.

Beberapa menit berselang, Indira pun tampak membuka kembali bagian gorden yang tadi sempat ditutup olehnya. Karena ia sudah selesai mencuci piring sekaligus menyusunnya ke tempat semula. Lalu, terlihat lah sosok Mahanta yang sedang duduk di atas sebuah bangku bambu yang terletak di halaman belakang rumah mereka sembari memangku Sabrina yang saat ini sedang memegang biskuit di tangan kanannya.

Namun, kali ini laki-laki itu tidak hanya berdua saja bersama putrinya, melainkan bertiga bersama Siera juga. Dan Siera adalah kakaknya Indira sekaligus istrinya Mahanta, yang berarti perempuan itu adalah ibu kandungnya Sabrina.

Ketiga orang itu adalah gambaran yang tepat dari definisi keluarga bahagia menurut Indira. Meski Indira tidak bisa menutup mata jika di awal-awal pernikahan, kedua orang tuanya Sabrina itu sempat dijadikan sebagai bahan gosip oleh para tetangga. Karena saat itu rumah tangganya Siera dan Mahanta sedang tidak berjalan dengan normal. Tetapi, semua orang juga tahu betapa Mahanta sangat mencintai istrinya.

Indira lantas menghela napas pelan, dan ia pun segera berlalu dari sana. Karena ia ingin segera masuk ke dalam kamar.

***

Sore harinya,

Indira yang sedang duduk sendirian di atas sofa ruang tengah dengan televisi yang dibiarkan menyala, padahal ia sedang bermain ponsel di sana, tampak memalingkan pandangannya ke arah Mika—adik bungsunya—yang sudah terlihat cantik mengenakan sweatshirt berwarna putih dengan tulisan ‘Angel’ di bagian dadanya. Sementara untuk bawahannya, anak itu tampak mengenakan skinny jeans berwarna biru gelap, serta sepatu sneakers berwarna putih yang terlihat sangat serasi dengan atasannya saat ini.

“Kamu mau pergi ke mana? Kok udah rapi aja?” tanya Indira kepada adik bungsunya.

Mika lantas memamerkan senyum di bibirnya sembari membenarkan tali sling bag yang akan digunakan olehnya. “Biasa, Kak. Aku mau diajak Bang Genta jalan-jalan.”

“Tuh dia, orangnya,” sambung Mika begitu mendengar suara pintu kamar yang terbuka, dan sosok Genta muncul di sana.

“Mau jalan-jalan ke mana sih, G?” Indira langsung melemparkan pertanyaan kepada Genta, adiknya yang paling tua.

“Ke mana aja, yang penting gak di rumah aja, Kak. Bosen tahu. Apa lagi ini malem minggu.”

Tepat setelah Genta mengatakan hal itu, Ira tampak muncul dari arah pintu dapur. Sehingga Genta dan Mika pun segera berpamitan kepada ibu mereka itu.

Indira's Bucket List Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang