BUCKET LIST - 02

242 27 1
                                    

Versi lengkap cerita ini hanya akan tersedia di aplikasi dreame & innovel. Silakan follow akun saya di sana. User name-nya ruangbicara

Terima kasih sebelumnya.

Oh iya, berhubung cerita ini masih ongoing di dreame & innovel, jadi kalian masih bisa baca cerita ini secara gratis. Karena memang belum dikunci.

Insyaallah bakalan update tiap hari di dreame selama bulan januari. Jadwal updatenya jam 10.30 WIB.

Happy reading!

***

INDIRA'S BUCKET LIST - 02

Di hari Minggu yang cerah ini, Denis dan Ira terlihat sudah rapi dengan baju yang sangat serasi, yaitu baju bercorak batik yang dulu sengaja dijahit untuk menghadiri acara-acara penting seperti saat ini. Karena mereka berdua akan pergi ke acara pernikahan dari salah satu anak tetangga yang diadakan di gedung serba guna yang sering disewa oleh semua penduduk di sana saat akan menggelar sebuah acara.

Sebenarnya Indira turut diundang juga, tapi ia sengaja ingin pergi agak siangan, tepatnya saat akad nikahnya sudah benar-benar selesai, dan kedua mempelai pun sudah berganti pakaian untuk langsung memulai acara resepsi pernikahan.

Namun, tanpa diduga, ternyata Mahanta dan Siera juga akan pergi ke acara itu sekarang. Sehingga mereka berdua pun mampir terlebih dahulu ke rumahnya Denis dan Ira untuk menitipkan Sabrina di sana. Karena anak itu tadi sempat menolak saat ingin dipakaikan gaun selutut khas anak-anak. Sedangkan Hilda, ibunya Mahanta, sudah pergi duluan ke acara pernikahan yang akan mereka hadiri sekarang. Sehingga Mahanta dan Siera pun tidak tahu harus menitipkan putri mereka kepada siapa selain kepada penghuni di rumah sebelah, alias di rumahnya Denis dan Ira.

Berhubung Denis dan Ira juga sudah ingin pergi, jadi Indira dan Mika lah yang harus menjaga Sabrina saat ini. Karena Genta akan pergi bersama teman-temannya sebentar lagi.

“Kalau dia minta es krim, jangan dikasih.”

Indira langsung menganggukkan kepalanya ke arah Siera. Tetapi, Sabrina yang mendengar ucapan ibunya itu barusan, segera menyahut saat itu juga.

“Tapi, Mama ... kenapa aku gak boleh makan es kerrrim?” tanya Sabrina yang sudah amat sangat fasih mengucapkan huruf R. Anak berumur tiga tahun itu tampak mendongakkan kepala ke arah ibunya. “Kan aku enggak lagi sakit.”

Siera lantas menyejajarkan tubuhnya dengan tubuh mungilnya Sabrina sembari memegang bahu anak itu dengan kedua telapak tangannya. Kemudian, ia pun menggelengkan kepalanya dengan gerakan pelan. “Enggak boleh pokoknya, karena ini masih terlalu pagi buat makan es krim. Kan Papa udah bilang, enggak boleh makan es pagi-pagi.”

“Berarti kalo udah siang, boleh?”

Mahanta langsung tertawa begitu mendengarnya, sementara Siera mencoba untuk tetap bersabar menanggapi pertanyaan dari putrinya. Karena ia tahu kalau obrolan seputar es krim ini akan berlangsung cukup lama.

***

Saat ini Indira sudah selesai berdandan sekaligus berganti pakaian. Karena ia akan segera pergi ke kondangan. Sedangkan si kecil Sabrina sudah diambil kembali oleh kedua orang tuanya, lantaran Siera dan Mahanta segera pulang begitu selesai menghadiri acara akad nikah yang tadi mereka hadiri bersama.

Indira tampak pergi sendirian ke gedung tempat acara itu diselenggarakan, karena ia memang tidak memiliki pasangan. Sementara Malika—sahabat karibnya sekaligus adiknya Mahanta yang tinggal di sebelah rumahnya—saat ini sedang tidak ada di rumah, karena perempuan itu sedang ikut pergi bersama keluarga besar calon suaminya yang berasal dari Sumatra.

Indira's Bucket List Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang