Bab. 23 Pajak Daerah

11 1 0
                                    

🗝Pajak daerah berasal dari: pajak hotel, restoran, hiburan, reklame, dan kendaraan bermotor.

Sepi, sangat sunyi dan dingin. Ares menyeret kakinya di antara lorong-lorong rak yang berjejer rapi.

Sebelumnya memang seperti itu keadaan Ares setiap saat. Hanya ada suara cicak dan jarum jam yang berdenting menemani malam panjangnya.

Bersandar ke dinding sebelah kaca jendela ia melorotkan tubuhnya sampai terduduk di lantai yang dingin. Di tangannya terdapat ponsel diputar-putar. Ternyata ada untungnya juga pada saat itu ponselnya tertinggal di perpustakaan. Ia jadi tidak bosan apalagi ketika sebuah kontak belakangan ini sering menghubunginya.

Menanyai kabar dirinya, berceloteh, bahkan ngegombal. Sungguh indah membaca percakapan di room chat yang telah lalu-lalu.

Ya, seandainya hal itu terus berlangsung mungkin akan sangat menyenangkan.

Meletakkan kembali ponselnya di bawah rak terdekat, Ares bangkit berdiri. Menyusuri lorong hingga koridor-koridor kelas yang sangat sepi. Penerangan seadanya agar menghemat pengeluaran, menerangi wajahnya yang pucat pasi.

Terdapat pula luka-luka yang terdapat di beberapa bagian tubuh dan wajah. Kemeja lusuh dengan bercak merah di bagian perut kini terpampang jelas. Inilah wujud aslinya.

Ares menaiki anak tangga satu persatu. Kali ini sudah tidak ada penerangan di sekitarnya.

Tenang saja, itu bukan masalah besar. Ia sudah beradaptasi dengan semua ini.

Angin terseok-seok begitu ia membuka pintu rooftop menikmati udara segar di luar sana.

Berjalan ke tepi, Ares duduk di tembok pembatas gedung bertingkat tersebut. Kakinya menggantung sementara, pandangan melihat ke arah permukiman orang-orang yang menghuni sekitar sekolahnya.

Sebentar lagi, sebentar lagi semua kepura-puraan ini harus ia akhiri. Namun, di sisi lain hatinya menolak mengungkap jati dirinya yang sebenarnya.

Mata coklat itu berhasil membuatnya merasakan apa yang telah lama terasa hampa. Jatuh cinta. Itu yang ia rasakan.

Berawal dari sebuah suara yang menyerukan namanya saja sudah membuat ia terkejut bukan main. Bagaimana bisa cewek itu melihatnya. Menghampiri dirinya penuh antusias, lantas menawarkan kesepakatan.

Kalau diingat-ingat Ares jadi tertawa. Mana bisa ia menggantikan Lita menjadi tutor sebaya. Yang ada mereka akan lari kocar-kacir jika ia menampakkan diri.

Namun, kini dia senang bisa membantu gadis itu setidaknya sebelum benar-benar pergi. Ares juga senang karena pada akhirnya dia bisa merasakan yang namanya punya pacar, kencan, menonton, dan hampir ciuman. Hahaha.

Seru, lucu, dan penuh makna.

⏱⏱⏱

Melenggang memasuki kamarnya Lita menutup rapat pintu. Terselip rasa durhaka ketika Dahlia menanyakan dari mana dirinya tapi, tidak digubris. Hanya bilang, “Dari sono.”

Partner Tutor [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang