BB TFK 3

218 28 3
                                    


"Christopher, aku rindu kamu"

Chan langsung tersadar dari lamunan ketika dia seperti mendengar suara orang memanggilnya. Tubuhnya memanas kembali. Pandangannya sedikit berkabut walaupun dia masih bisa melihat dengan cukup jelas.

Samar suara itu memanggilnya kembali. Berkali-kali mengatakan merindukannya. Suara yang menghipnotis dan membuatnya agak pusing.

Mulutnya terasa gatal begitu juga dengan kulit disekitar jari-jari tangannya. Napasnya agak berat dan tersengal-sengal.

"Rindu....aku rindu kamu...ah tidak. Kamu siapa?" Chan meremas kaos bagian dadanya. Jantungnya memompa lebih kencang.

"Ibu..rindu...aku rindu...ibu"

Chan terus mengatakan kata-kata random tanpa sadar. Dia berlutut menahan napasnya yang semakin memberat dan agak panas. "Ibu..kembali padaku. Aku mohon"

"Sayang...pulang. Jangan buang aku"

Kuku jari-jemarinya mencakar lantai menyisakan goresan panjang pada karpet hitam itu. Tangan satunya dia gunakan untuk meremas rambutnya kuat-kuat karena rasa sakit tak tertahankan.

Air matanya mengalir deras. Begitu juga isakan tangis yang memilukan untuk didengar. Rasa hampa yang kuat kembali dia rasakan.

"Ibu, aku anak pintar kan? Kenapa ibu membuang ku? Sayang...pulang"

Chan terus menangis walaupun kali ini sudah tidak ada suara memilukan lagi. Namun siapapun pasti sadar, tangisan tanpa suara adalah tangisan paling menyakitkan dan itu dirasakan oleh Chan saat ini.

Perasaan emosi dan kekosongan dihatinya menyatu. Suara-suara berisik saling bersautan di kepalanya. Chan tersiksa dengan semua yang dia rasakan saat ini.

BRAAAKKK....

"CHAN...."

Seseorang membuka pintu ruangan kerja Chan dengan kencang. Orang itu berlari dan berlutut didepan Chan yang masih membungkuk kesakitan. Kedua tangannya dia rentangkan dan memeluk Chan.

"Astaga Chan...tarik napas perlahan"

"Bin...dia bilang dia merindukan ku"

"Siapa yang kau maksud, Chan?"

"Ibu...ah tidak...aku tidak tau tapi aku terus mendengarnya memanggilku dan bilang merindukanku. Aku seolah bermimpi....aku kehilangan seseorang yang aku panggil ibu dan...orang itu adalah orang yang aku cintai? Changbin, apa yang terjadi padaku sebelum kecelakaan?"

Changbin, orang yang tadi masuk kedalam ruangan Chan dan memeluknya saat ini, hanya terdiam. Dia tidak tau apa yang harus dia lakukan.

Dia ingin mengatakan semuanya pada sahabatnya ini. Tapi dia paham, waktunya belum tepat. Persis seperti yang dikatakan Bang Minah, Chan belum siap untuk kembali pulih dan menerima jati dirinya. Lagi pula, mungkin inilah yang sebenarnya diinginkan orang itu. Orang yang Chan panggil ibu sekaligus orang yang Chan cintai.

Changbin melesakkan tangan kanannya pada ceruk leher Chan lalu menancapkan jari-jarinya dengan kuku yang memanjang. Membuat Chan kehilangan kesadaran secara perlahan.

Sebelum benar-benar tidak sadarkan diri, Changbin dengan yakin melihat kedua mata Chan berubah menjadi merah terang dan itu berhasil membuat tubuh Changbin merinding. Beruntung itu hanya terjadi sekejap saja.

Changbin menghembuskan napasnya dengan kasar lalu membopong tubuh sahabatnya itu dibahu bak tidak ada beban.

Dia berjalan keluar ruangan dan berpapasan dengan kepala pelayan sementara Chan, Lee Dong Wook. "Bagaimana?"

BABY BOSS-TFK| CHANLIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang