"hei, nat, bolehkah aku mencabut satu rambutmu?" ucap seorang gadis kecil yang sedari tadi memperhatikan rambut temannya.
"untuk apa?" temannya menjawab datar.
"katanya kalau rambut itu disimpan di tangan lalu ditepuk-tepuk sambil mengatakan setiap huruf dari A sampai Z, satu huruf yang disebut saat rambutnya sudah tidak ada adalah inisial nama jodoh si pemilik rambut itu."
"kau tahu hal itu dari mana?"
"Kakak kelas. Tadi aku tidak sengaja melihatnya, jadilah aku penasaran. Aku ingin mencobanya padamu." mata gadis kecil itu berseri-seri menatap si anak laki-laki.
"hei, iris, apakah kau percaya hal semacam itu?"
Si gadis kecil terdiam sejenak, pandangannya masih mengarah pada rambut si anak laki-laki itu.
"tidak tahu." ujarnya, lalu sigap mencabut satu rambut anak laki-laki itu."Aawww... Kenapa kau mencabutnya?!"
"hehehe, ayo kita coba." si gadis kecil menempelkan rambut itu di tangan lalu mulai menepuk-nepuknya.
Prok... Prok... Prok...
"A, B, C, D, E, F, G, ... "Prok... Prok...
"H, I, ... Haaah, hilang. Huruf "i" jawabannya. Hmm... Siapa, ya? Apakah itu artinya Iris, nat?""eee... Tidak tahu" si anak laki-laki menjawab kikuk. Pipinya tiba-tiba memerah, dia tersipu malu.
"hmm... Bagaimana sih kau ini. Enggak asik, ah. Tapi, nat, siapa tahu benar. Lucu sekali membayangkan aku jadi istrimu. Hahaha.... Mari berdoa yang terbaik." gadis itu tertawa membayangkan. Dia menari meloncat-loncat, mempercepat langkahnya, meninggalkan si anak laki-laki.
Si anak laki-laki tersenyum di belakang, pipinya semakin memerah muda, dia berbisik "semoga saja, ris. Iris viona."
***
Kring... Kring... Kring...
"wuahh!!! Hah.. Hah... Hah... "
Seorang laki-laki bangun dari tidurnya dengan nafas yang terengah-engah. Ia melihat sekeliling. Memastikan. Ah, rupanya ini masih di kamar, syukurlah, masih sesuatu yang benar menurut buku prosedur bangun tidur. Dia mengusap wajah, kemudian mematikan jam alarm yang berceloteh riang, wajahnya menunjukkan pukul 06.30 pagi. Ah, ada sesuatu yang harus dilakukannya hari ini, dia lantas bergegas mandi. Sebenarnya hari ini adalah hari libur, ya, walaupun memang laki-laki ini adalah tipe pekerja yang kurang bersemangat, tapi dia sangat membutuhkan juga hari libur. Hari dimana dia akan menghabiskan waktu berhadap-hadapan dengan layar tv. Bermalasan. Tapi hari ini berbeda, meskipun akhir pekan, dia sudah harus mandi pagi-pagi, bersiap-siap untuk pergi. Bukan untuk bekerja, tapi pergi mencari kado untuk hadiah pernikahan temannya. Well, dibagian ini dia bingung antara ingin senang atau sedih.Selesai berurusan dengan air, dia cepat-cepat berpakaian, kemudian ke dapur untuk sarapan. Susu dan sepotong roti kali ini. Dia duduk menikmati sarapannya, mengambil kartu undangan yang tergeletak tak cukup jauh dari gelas susunya. Kartu undangan berwarna merah muda yang bertuliskan nama "iris & erwin", dan di bawahnya tertulis "kepada Nata". Ya, itu kartu undangan pernikahan temannya.
Dia menghela nafas, melempar malas undangan itu kembali ke meja. Dia sebenarnya sedang gundah, untuk dua hal. Pertama dia gundah karena bingung memilih hadiah yang tepat untuk kado pernikahan, dan kedua dia gundah atas pernikahan itu sendiri. Bagaimana tidak, pasangan perempuannya adalah orang yang disukainya dulu. Di sisi lain, pasangan laki-lakinya adalah teman dekat dia. Dan dia sendiri bukanlah tipe orang yang suka menghancurkan kebahagiaan orang lain. Well, tentu saja si Nata ini sedih, dia patah hati. Tapi tak tahu harus melakukan apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
taut
Romanceapakah kalian percaya keajaiban? Atau kalian lebih percaya kepada serangkai kebetulan yang menakjubkan. Mulai : 01-01-22