"Lihat?! Kamu masih mau paksa aku percaya tentang penyihir dan peri itu? Mana mungkin ada Yu! Semua itu cuma ada dalam cerita dongeng, yang ibumu baca waktu kecil! Kamu ga sadar? Wanita seram, ehm, maksudku peramal itu menyanding banyak buku cerita, hah?!"
"Setuju."
"Aku sangat-sangat setuju dengan apa yang Agsa katakan, lebih baik kita pulang, istirahat, dan lapor polisi lagi besok!" Kata Wanda."Sa, Nda. Kalian harus percaya sama aku! Mereka itu ada!" Bayu mencoba meyakinkan teman-temannya.
"Ck! Emang pernah lihat?! Sudahlah Yu. Aku mau jemput vespaku" Agsa melangkah berlalu meninggalkan Bayu.
"Bagaimana dengan benda yang kamu simpan di sakumu itu Sa? Bukankah itu sebuah petunjuk?!"
Pertanyaan Bayu berhasil menghentikan langkah Agsa,
"Apa? Aku sama sekali tidak tau maksudmu""Cepat keluarkan sesuatu itu! Aku tau kamu bohong, Sa"
"Apa lagi? Sudah ku bilang, aku tidak percaya kata peramal itu! Mereka hanya mitos Yu"
Bayu berlari menyusul Agsa dan menghantam perutnya, Agsa balas menghantam muka Bayu. Kurang ajar!! Batinnya. Mereka berkelahi bagai musuh bebuyutan yang tak akan pernah damai.
"Cukup! Hentikan!"
"Lesta butuh kita! Dan kalian malah seperti anak kecil!" Wanda berteriak, menangis. Melihat kedua sahabatnya yang begitu egois dan keras kepala."Aku tidak yakin ini nyata tapi ku harap semuanya cuma mimpi!"
"Buktikan sesuatu yang kamu simpan itu Sa, ku mohon. Aku ingin pulang dan semua akan baik-baik saja. Ok?"Mata Wanda yang memelas membuat Agsa merasa bersalah, perasaan ragu begitu pekat menyelimuti hatinya, sebaiknya tunjukkan gelang itu atau tidak, mungkin akan sangat berpengaruh untuk petualangan nanti. Agsa hanya takut, ia tak akan pernah bisa menerima takdir jika nanti ia tak pernah bisa menemukan ibunya. Sebenarnya, bukan karena Agsa tak percaya, Agsa khawatir, jika ia meneruskan petualangan ini, teman-temanya yang bisa saja tak selamat, hanya karena membantunya. Bukankah lebih baik, membuat mereka pulang, dan Agsa akan menjemput Lesta sendiri?
"Sa, aku tau kamu punya petunjuknya" Kata Bayu
🐝🐝🐝
Yang namanya persahabatan pasti banyak lika-liku bukan? Selalu ada perasaan egois, tak mau mengalah, ingin berkorban, saling mencintai dan perasaan - perasaan lainnya yang akan mewarnai sebuah persahabatan itu sendiri. Bukan hanya satu atau dua kali mereka saling bermusuhan, berbeda pendapat, atau cemburu, tapi itu semua tidak akan menjadi buruk jika mereka saling menerima dan mengerti satu sama lain. Sama halnya seperti mereka bertiga, persahabatan yang mereka bangun sudah berumur lima tahun lamanya, lihatlah seberapa kokoh istana persahabatan mereka. Agsa mulai luluh dan menceritakan semuanya saat gerhana bulan malam itu.
"Waw... Cantiknya.. Biar ku coba!"
"Jangan!!!" Agsa menepis tangan Wanda yang akan memakai gelang itu.
"Maaf untuk itu Wanda, tapi kau tidak boleh sembarangan memakai barang yang entah siapa pemiliknya."
Wanda menatap Agsa dalam.
"Takut sesuatu terjadi padamu" Agsa menelan ludahnya setelah mengatakan itu. Apakah kini Agsa benar-benar mulai mengkhawatirkan Wanda?
"Okay.. Sekarang aku lapar" Bayu memecah keheningan, "siapa yang akan ikut?"
🐝🐝🐝
Bayu dan Agsa bersiap melempar pisaunya dalam hitungan ke tiga.
"Kau siap?" Bayu mengangguk.
"Hiyaaaaa!!!"
Cruuuaattt... Darah segar menyiprat dari leher rusa berukuran sedang, kini dia sekarat.
Bayu sudah mengikat semua kakinya, lalu mereka menariknya ke tempat dimana Wanda sudah menyiapkan api untuk memanggang Rusa malang ini. Setidaknya, mereka tidak akan kelaparan sampai hari esok.Hari kembali gelap, semua ponsel yang mereka miliki sudah mati kehabisan daya, Agsa merebahkan tubuhnya di atas daun payung yang lebar, menatap betapa terang langit dan bintang di hutan, sangat berbeda dengan langit di tempat Agsa tinggal, membuat Agsa kagum.
"Kepikiran apa?"
Agsa sedikit kaget. Wanda sudah berada di sampingnya. Wajahnya mendekat hingga Agsa bisa merasakan hembusan napas Wanda, Agsa melirik ke arah Bayu. Ah. Bocah itu sudah terlelap sibuk dengan mimpinya. Tidak ada yang melihat, dan kesempatan tidak datang dua kali bukan? Wanda semakin mendekatkan wajahnya, seperti akan mencium bibir Agsa, tapi Agsa cowok yang bernyali ciut, tiba-tiba saja berubah pikiran, mengingat Agsa hanyalah karyawan di kedai ayahnya, sudah bagai tameng dan tembok paten yang memisahkan cinta mereka. Ia tersenyum dan perlahan menjauh dari wajah Wanda. Wanda yang telah berharap lebih hanya memberi tatapan kecewa dan merasa jijik dengan perlakuannya sendiri.
DUUAARRRRR!
Suara dentuman keras tak jauh dari mereka, sangat mengagetkan
Bayu yang sedang terlelap langsung meloncat dan berdiri bersiap lari. Sedangkan Wanda memeluk Agsa erat, mereka semua ketakutan."Suara apa itu?" Agsa berbisik
"Dengar? Kalian dengar? Ada suara minta tolong! Ayo kita susul!" Bayu sudah melesat duluan
Agsa dan Wanda yang tak mau ketinggalan langsung membuntuti Bayu.
Mereka bersembunyi dibalik semak-semak, terlihat ada banyak orang asing yang pakaiannya terbuat dari daun, ranting, dan kulit hewan. Benarkah itu suku pedalaman? Baru kali ini Agsa melihatnya dengan jelas.Ada api di sana, apa yang meledak tadi? Tapi suku itu tidak berusaha memadamkan apinya, mereka membiarkan api itu melahap pepohonan dan rumah-rumah mereka.
"Aaggghhh" Wanda memekik keras, salah satu dari suku hutan ini berhasil menangkap Wanda. Wanda sempat berontak, tapi mereka ada banyak.
"Ssstt... Diam dulu Yu" Agsa mencegah Bayu menyusul Wanda. "Bahaya. Jangan sampai kita semua tertangkap mereka" Bayu mengangguk setuju
Wanda dimasukkan ke dalam sebuah penjara yang menurut Agsa lebih mirip sebuah kandang? Dan dijaga oleh salah satu dari mereka.
Mereka cukup aneh, tidak bicara, hanya diam, berkedip, atau menggerakkan jari, itulah cara mereka berkomunikasi satu sama lain. Sebuah bahasa yang tidak akan Agsa ataupun Bayu mengerti apa arti dan maksudnya.
Dan tunggu. Apinya, tiba-tiba mengecil?
🐝🐝🐝
Hai readers ku, apa kabar?
Happy new year!
Apa harapan kalian di tahun 2022 ini?
Ku harap kalian selalu bahagia dan apapun doa baik cepat tersampaikan.
Maaf aku bolos lagi kemarin ya :( Ku harap kalian mengerti, karena aku juga punya kehidupan di dunia nyata.
Ok.. Sebagai gantinya, aku upload hari ini. ^o^
Selamat membaca sahabat!
KAMU SEDANG MEMBACA
Aine - Agsa
FantasyAine - Akan menjalani hukuman selama 10 hari agar dapat kembali ke tempatnya berasal. Sedangkan Agsa harus menyelamatkan ibunya yang tiba-tiba menghilang. Takdir mempertemukan mereka, dan kisah akan segera dimulai Dilarang mengcopy paste tanpa menca...