siapa dia?

6 6 22
                                    

Hari ini gue sama bang Alfa berangkat sekolah bareng, tumben banget dia mau damai sama gue. Jangan jangan ada maunya

"Bang, gue ke kelas dulu yah" izin gue diangguki bang Alfa

"Hati hati yah adek cantik!"

Dih apa apaan sih bang Alfa, geli tau gue dengernya!

Sesampai di depan pintu kelas 10 IPA, gue ketemu sama sahabat gue namanya Tasya sama Amel. Dua curut yang membagongkan!

Amel memicingkan matanya, menatap gue dengan tatapan yang sangat menakutkan. Tuh kan jadi holor

"Mel ada apa?" tanya gue basa basi

Tasya juga mendengus, menatap mata gue tajam. Duh jadi ngeri

"Tas, lo kenapa sih"

Mereka nggak menjawab, malah langsung menarik tangga gue menuju bangku Aldo. Ketua kelas di kelas gue

"Jelasin, kenapa Aldo nangis!" ujar mereka dingin. Dih kok gue jadi grogi

Gue menatap Aldo, cowok itu tengah menangis sesenggukan sambil mengusap ingusnya menggunakan bawah seragam. Jorok!

"Apa lo? Gue nggak ngapa ngapain lo" ujar gue setengah mendengus

Aldo, pemuda itu terus saja menangis, Membuat gue merasa iba melihat nasibnya

Tapi gue salah apa?

"Lo tadi di bonceng cowok kan?" tanyanya sambil menangis. Membuat gue bersama dua curut tertawa

Lucu aja, setiap kali gue jalan atau dibonceng sama laki-laki. Aldo selalu nangis padahal yang tadi itu abang gue

Gue sedikit mendesis, kesel juga lama lama kalo ngomong sama bayi gede ini. Bisa kena darah tinggi kalo gini caranya

"Aldo Aliansyah, tadi itu bang Alfa. Abang gue"

Aldo mengangkat kepalanya menatap gue, matanya seketika berbinar membuat gue mual

"Oh jadi itu abang yayang Fira" ujarnya terdengar menggelikan

Apa yayang? Bacot mu yayang!

~*~*~*~

Kring........

Bel istirahat berbunyi nyaring, membuat sebagain siswa di kelas gue berteriak kegirangan. Kecuali gue yang bete karena harus ketemu segerombol pengemar gue!

"Ra, lo mau ke kantin nggak?" tanya Amel

Sedangkan Tasya, dia udah cabut duluan. Katanya mau ke toilet

"Yaudah ayok"

Saat di perjalanan menuju kantin, gue sempat di jegat beberapa pemuda brengsek yang sayangnya. Tampan!

Gue nggak munafik yah, karena gue juga manusia bukan robot wajar dong memiliki sedikit rasa kagum melihat peria tampan

"Hai safi" celetuk Andra, dia itu anak guru di sekolah gue

Gue melotot, enak aja orang secantik gue dipanggil safi. Mau gue tabok

"Apa lo, dasar kera"

Andra cemberut, ekpresif wajah nya sangat lucu membuat gue ingin tertawa. Tapi hey mau di kemanakan ini harga diri?

Sekarang Gilang mulai mendekat kearah gue, cowok bertubuh jangkung itu mengedipkan sebelah matanya

Dan gue...... Biasa aja!

"Apaan lo? Minggir gue laper" ujar gue dengan nada tegas. Supaya mereka takut

Saat mereka mundur, seorang cowok berkulit putih pucat mulai menghampiri gue. Sebenarnya gue sedikit takut oy soalnya dia kek mayat hidup!

"Lo Safira? Gue Angkasa"

What? Angkasa!

"Oh ok" jawab gue singkat

Pemuda itu mengulas senyum ke gue, dan gue agak merinding melihatnya

"Yasudah gue ke kantin dulu, kasian Amel udah kelaparan" pamit gue sambil menarik tangan Amel kencang

~*~*~*~

"Ra, lo dari mana aja sih" ujar Tasya cemberut

Amel melirik kearah gue."Biasa, di jegat buaya"

Gue kok merasa tersindir ya, atau jangan jangan di emang nyindir gue

"Yaudah gue mau ke toilet dulu ya" pamit Amel lalu melengos pergi

"Ehemmmm, lo tau Angkasa?" tanya gue membuat Tasya tersedak bakso. Sukurin!

"Anjirrrr, gue ampir mati" ujarnya sambil meminum es jeruk milik Amel. Siap siap kena amuk dah lo

Amel yang baru datang dari toilet langsung terkejut, melihat minuman kesuakaanya habis di seruput Tasya

"Astagfirullah, markonah lo ngapain habisin jus gue" ujarnya berapi-api. Piks dia marah

"Woy, jawab siapa Angkasa?"

Gimana seru nggak?

Utamakan vote and komen😊
salam sayank😗

Posesif Huyung [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang