Yeonseo bersiap untuk pergi ketempat kerjanya, sebenarnya dia memiliki firasat buruk akan ini, setelah dia absen dari pekerjaanya kemarin tanpa alasan, dia melangkah keluar dengan berat hati, dia tahu ini akan terjadi, pasti akan terjadi, atasanya sudah menunggu di ruangan, yeonseo dipersilahkan masuk
Terjadi pergulatan di benak yeonseo, apakah dia harus masuk atau tidak?, Tetapi tetap saja dia harus memberanikan diri menemui atasannya, karena dia tidak ingin memperparah keadaan
dan ternyata apa yang dikhawatirkan yeonseo terjadi, Yeonseo dipecat dari pekerjaanya karena tidak datang saat pelanggan sedang banyak banyaknya kemarin, yeonseo sudah memberikan keterangan telah terjadi musibah dikeluarganya, seseorang dari anggota keluarganya telah wafat, namun di atasan tidak mau mengerti, tidak mau tahu barangkali
"Sepertinya aku memang tidak berguna" pikirnya
"Lalu bagaimana aku bisa menghidupi keluargaku nantinya?"
Yeonseo sekarang bingung bagaimana kedepannya nanti, dimana lagi dia harus mencari pekerjaan sekarang kepalanya begitu pusing dan tiba tiba dia teringat barang yang diberikan asisten ayahnya yang bernama kihoon, dia teringat akan benda ituYeonseo segera beranjak dan kembali kerumahnya, jihyun terheran heran mengapa yeonseo terlihat bersemangat untuk pulang, bukannya ini masih jam kerja yeonseo?, pikirnya
"Hyun, dimana celanaku kemarin?"
"Belum aku cuci, aku menggantungnya di belakang pintu kamar, memangnya ada apa?" Jihyun bertanya dengan curiga
"Tidak ada sayang, hanya saja aku teringat barang yang diberikan tuan kihoon kepada kita"
Yeonseo pergi kekamarnya, mencari celana yang dimaksud, mengobrak abrik bagian dalam saku celananya hingga jemarinya tertaut dengan sebuah kertas yang dilipat disaku kirinya, yeonseo menggenggam dan mengeluarkan kertas itu dari celananya, yeonseo membuka cek tersebut
"Akhirnya aku menemukannya"
Jihyun yang terkejut karena tingkah yeonseo yang tak biasanya ini masuk ke kamar menghampiri yeonseo
"seo-yaa ada apa?"
Yeonseo tersenyum pada jihyun lalu mengusap lembut kepala jihyun"Tidak apa, jihyun tolong jangan terlalu lelah ya.., istirahatlah."
Jihyun melihat yeonseo memakai jaketnya untuk bersiap pergi, jihyun sedikit kecewa, yeonseo baru saja pulang, tetapi ia akan pergi lagi?
"Seo-yaa mau kemana lagi?"
Yeonseo memegang pundak jihyun membungkuk untuk menyetarakan tinggi badan mereka
"Jihyun, tunggu dirumah ya, aku akan segera pulang, aku ada urusan"
"Lagi?, Yeonseo kan baru pulang?"
"Maafkan aku hyun, tapi aku berjanji setelah urusanku yang satu ini selesai, aku akan menemanimu dirumah sepanjang pekan ini!" Kata yeonseo
Jihyun kecewa, Sedikit berat hati namun jihyun membiarkan yeonseo pergi lagi
"Hmmm.. baiklah., Tapi janji kau tidak akan mempersulit dirimu lagi untukku ya?"
Yeonseo menghembuskan nafas, dia mencubit pipi kekasihnya lalu tersenyum
"Jihyun, kau tidak pernah mempersulit aku, aku lebih bahagia dengan kehadiranmu, bagiku kau adalah anugrah ku, secercah cahaya yang tuhan kirimkan padaku dalam bentuk dirimu"
Jihyun tersenyum atas perkataan kekasihnya itu, yeonseo selalu membuatnya bahagia
"Baiklah yeonseo, cepat selesaikan urusanmu ya, agar kau bisa cepat pulang!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Familly [ TXT ]✓
General FictionLima orang penuh masalah dan putri yang terkutuk telah menjadi keluarga, bukan karena hubungan darah, tetapi karena salah satu unit apartemen mewah di daerah gangnam yang terkenal elit, yeonseo dan teman temannya harus mengalami pahitnya hidup sebe...