⊹•°•1•°•⊹

23 4 0
                                    

Sepasang kekasih ini saling berhadapan, Gadis itu meletakan alat tes kehamilan diatas meja, seketika pria yang berada didepannya terkejut, juga dengan adanya dua garis berwarna ungu yang terpampang di benda itu

"Aku hamil yeonseo-yaa"

"Su... sudah berusia 6 minggu"

Mereka berdua terdiam untuk beberapa saat setelah apa yang dikatakan gadis itu- ji hyun, kekasih yeonseo, berbeda dengan yeonseo yang diam tak berkutik,

Jihyun yang sedari tadi menunggu jawaban dari kekasihnya pun tidak tahan lantas menjatuhkan air mata nya

"Bagaimana ini, yeonseo"

Pria itu terkejut, dia menggenggam tangan kekasihnya, memainkan jemari mereka, memikirkan segala sesuatunya, tentang apa yang akan mereka lakukan setelah ini

Dengan memandang lekat manik mata kekasihnya yeonseo dengan mantap mengatakan sesuatu yang telah lama tertahan dihatinya, sesuaatu yang seharusnya dia katakan sejak dulu, sejak tinggal bersama kekasihnya

"Ji hyun,ayo menikah "

"Bagaimana caranya? Kakak dan ayahku saja tidak menyetujui hubungan kita," dengan pesimis si gadis manjawab lamaran kekasih yang sudah 4 bulan tinggal bersamanya itu

"Kita coba mendatangi mereka lagi!, Kita minta restu mereka berdua, barangkali setelah mengetahui kau mengandung, mereka akan luluh dan merestui kita? ,
Nee jihyunna?"

Yeonseo berusaha untuk meyakinkan jihyun kekasihnya

"Baiklah ayo kita coba, tapi aku punya firasat buruk akan hal ini!" Kata jihyun pasrah

"Tidak hyunnie, kita belum tahu bagaimana nanti tanggapan mereka, sekarang bersiaplah kita akan ke rumah orang tuamu" yeonseo mengusap lembut pipi jihyun

"Nee... yeonseo"

Saat diperjalanan pun jihyun masih terisak, yeonseo yang melihatnya merasa bersalah, harusnya dia tidak melakukan itu dengan jihyun, dia sangat mencintai ji hyun, tak sepantasnya dia lancang dan meniduri orang yang di sayangnya itu, dia seharusnya menjaga kehormatan gadisnya

apakah jihyun keberatan dengan kehamilannya? Batin yeonseo, apakah jihyun menyesal bersamanya? Pikir yeonseo

Yeonseo menggenggam tangan hyunnie nya, merasakan keringat yang membasahi telapak tangan kanan kekasihnya, juga nadi yang terasa lebih cepat dari biasanya

"Hyunnie tidak apa?"

"Bagaimana aku bisa baik baik saja!, Aku takut dengan mereka akan kecewa padaku"

"Jihyun"

"Apa"

"Apa kamu menyesal telah bersamaku?, Apa kau tidak menyukai kehamilanmu?"

"Yeon.. yeonseo... Tidak seperti itu, aku hanya takut orang tuaku meragukan karakter ku dan dirimu, tapi benarkah kau tidak keberatan jika kita menjadi orang tua di usia muda"

Yeonseo tersenyum simpul
"Tentu saja tidak, aku menganggapnya berkah, kau juga harus menyayangi dia" kata yeonjun sembari mengusap perut jihyun

"Dengar apapaun yang terjadi, aku akan selalu bersamamu, ingatlah selalu alu akan selalu menggenggammu,"

"Kau janji tidak akan pernah melepas genggamanmu padaku?"

"Janji, jadi tolong berhenti menangis, itu akan berdampak buruk untuk janinnya

Betapa bersyukurnya jihyun memiliki kekasih seperti choi yeonseo ini, walaupun yeonseo bukanlah pria terpandang atau mapan, tapi sudah cukup membuatnya bahagia, dengan segala pengertian dan sabarnya pria itu, bukan tentang harta yang dijanjikan, rumah mewah, atau mobil yang akan berganti sebulan sekali

 Familly [ TXT ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang