Cast: Guanlin-Renjun
Guanlin Top-Renjun Bot
Warn: angst
-----------------------Tubuh itu saling memadu. Mengungkapkan rasa rindu yang memacu.
Tidak ada keraguan di dalamnya. Dimana dua manusia, menyatu dengan rasa.
Genital itu beradu, menciptakan ilusi yang semu.
Hubungan mereka banyak yang meradang. Bagaimana tidak? Kisah cinta dua mahluk Adam, hanya sebatas kotak kecil dalam ruang.
Memang, logika selalu meraung akan dosa. Namun, tubuh yang lebih tau segalanya.
Ketika putih tercapai bersama, disitu lah, Renjun terisak pilu.
"Apa yang akan kau pilih nanti? Negaramu atau aku?"
Dalam 25 tahun hidupnya. Guanlin tidak pernah menemui pertanyaan sesulit ini. Lisan hendak menjawab spontan, tentu saja dirinya memilih sang kekasih. Tapi kenyataan, kembali menghantam.
Mau bagaimana pun, Guanlin adalah tentara veteran. Hidup dan matinya di serahkan untuk negara.
Renjun yang mengetahui kekasihnya terdiam, lantas mendengus, tangannya bergerak perlahan kearah bawah. Mencabut genital sang kekasih dari senggamanya, meski harus mendesis ngilu.
"Pulang, Guanlin. Nanti mereka sadar, kau tidak ada di markas."
"Tapi—"
"Temui aku, saat perang ini sudah selesai."
Guanlin mengangguk, bergegas bangun dari ranjang, memakai bajunya dengan serampangan. Dan saat pria itu sudah hendak melangkah pergi, suara Renjun tampak mengintrupsi.
"Guanlin,"
"Ya?"
Renjun, pemuda manis itu tampak terdiam. Sebelum akhirnya mengukir senyuman. Mencoba bangun dari ranjang, meski sedikit oleng, untung saja respon Guanlin cepat.
Dalam dekapan sang kekasih, Renjun tampak meraih jari telunjuk Guanlin, menggigitnya kuat, hingga bercucuran darah. Sang pria terkejut tentu saja, apalagi saat Renjun lantas mengusapkan darah itu pada keningnya.
"Berjanjilah untuk pulang. Berjanjilah untuk tetap hidup. Setelah kita bertemu nanti, aku akan membawa mu pergi dari sini. Dan kita akan menikah."
"Kumohon Guanlin, berjanjilah hal itu kepadaku."
Guanlin mengangguk cepat, mengecup kening Renjun yang telapisi darah, lantas ganti mengecup lama bibir pucat sang kekasih.
"Aku berjanji."
Keduanya tampak tersenyum satu sama lain. Sebelum akhirnya, tentara veteran itu berlari keluar dari rumah.
Perang berlangsung ketat. Banyak korban berjatuhan. Tidak terhitung tetesan darah yang mengaliri permukaan bumi. Puncaknya, ketika negara Guanlin menang, semua selesai. Perlombaan bom tak berguna itu mampu terhenti.
Dengan langkah tertatih tatih, Guanlin mencoba menumpang kepada salah satu armada. Memintanya untuk menuju pos pengungsian warga lokal, mencoba menahan gejolak rindu.
Dua bulan.
Selama dua bulan perang bodoh ini memisahkan nya dengan sang kekasih.
"Tidak ada yang selamat di posko ini. Negara xxx telah mengelabui kita, mereka membantai semua yang mengungsi disini. Hanya beberapa yang selamat dan itu juga, anak anak."
Guanlin lemas.
Seharusnya—
Seharusnya dia juga berpesan kepada sang kekasih, agar tetap hidup.
Di depan ratusan kuburan tak bernama, Guanlin meraung kuat, mengepalkan tangannya di depan dada. Tak kuasa menahan letupan amarah.
Bibirnya mengatup diam.
Meninggalkan hati yang sudah karam."Nak,"
"Kau memang berhasil menyelamatkan dunia. Tapi tidak, dengan duniamu."
Fyi. Hehehehe, semoga kalian tersentuh baca cerita ini. Jadi aku itu, lagi kayak obses sama cerita tema peperangan, karena banyak hal yang tak terduga disana, hehe.
Dahhh❤️❤️❤️