01. Lulus?

72 14 1
                                    

Choi Beomgyu.

Siswa kebanggaan dari Sekolah Menengah Atas Adhiyaksa.
Beomgyu merupakan anak pintar, ia sudah sering mengikuti lomba-lomba mulai dari tingkat antar sekolah, hingga antar negara. Ia memang sepintar itu. Terutama di pelajaran Bahasa dan Biologi.

Namun Beomgyu tidak terlalu suka Matematika.

Beomgyu dikenal sebagai murid pintar yang mudah bergaul, karena sifatnya yang terkenal talkative alias banyak ngomong.

Hari ini merupakan pengumuman siapa yang lulus dan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke University of Melbourne.

Beomgyu sangat mengidam-idamkan masuk ke universitas itu, karena Melbourne merupakan kota yang sangat amat ingin ia kunjungi. Itu adalah impian Beomgyu sedari kecil.

Kini Beomgyu sedang berada di ruang tamu rumahnya, terdapat Felix, Ryujin, Ayen, dan Chenle, keempat sahabatnya yang menemani Beomgyu untuk membuka hasil pengumumannya.

"Gue takut banget," ucap Beomgyu sambil membuka layar laptopnya.

"Inhale... Exhale... Lo pasti dapet beasiswanya kok, Gyu!" Ucap Ryujin dibalas anggukan yang lain.

"Iya Gyu, gue tau lo pasti dapet! Gue selalu liat lo berusaha keras banget buat dapetin kesempatan ini. Usaha gak akan mengkhianati hasil, bro!" Ucap Felix menyemangati.

Berkat teman-temannya, kini Beomgyu memberanikan diri untuk membuka situs beasiswanya.

"Buka gak buka gak?" Tanya Beomgyu sambil melirik keempat temannya itu.

"Ya buka lah!" Pekik Chenle kesal karena Beomgyu.

"Fine." Beomgyu memberanikan diri.

Beomgyu mulai melihat hasil tes itu, sedangkan yang lain mulai menelan ludah gugup. Ayen yang terkenal santai daripada yang lain pun sekarang ikut gugup, padahal yang ikut tes itu Beomgyu.

That's called friendship.

Saat Beomgyu klik hasil tesnya, teman-temannya yang lain langsung menutup mata tidak ingin melihat.

"Guys, gue..." Beomgyu menelan ludahnya, ia tidak bisa berkata apa-apa lagi.

"APAAN? CEPET BILANG!" Teriak Ryujin, ia masih menutup matanya dengan kedua tangannya.

Beomgyu tidak bisa bersuara sekarang, ia memilih untuk menyingkirkan kedua tangan Ryujin dari mukanya.

"HAH, BEOMGYU LULUS!" Teriak Ryujin speechless, yang lain langsung menyingkirkan kedua tangannya.

Nampak tulisan "Selamat! Anda lulus dalam tes beasiswa menuju University of Melbourne." Membuat mereka semua kaget, terharu, dan bangga terhadap Beomgyu.

"Nah kan! Gue bilang juga apa! Lo pasti lulus, Gyu!" Ucap Ryujin kagum. Namun Beomgyu tidak menjawab, ia terlihat diam saja.

Saat Ayen mencoba melihat wajah Beomgyu, Ayen langsung memasang wajah khawatir.

"Heh! Lo gak apa-apa, Gyu?" Ucap Ayen khawatir.

Tak lama setelah itu, terdengar isakan haru dari Beomgyu.

"Hiks.. hiks.. HUAAAAAAA,"

"Loh kok lo sedih Gyu? Seneng dong anjir!" Ucap Chenle.

"INI GUE NANGIS TERHARU BANGSAT, GUE PUKUL JUGA LO LE!" Teriak Beomgyu, Chenle hanya ber-oh ria. Sedangkan yang lain tertawa karena interaksi kedua sahabatnya yang sudah seperti Tom & Jerry itu.

"Udah udah, emang kapan hari H nya?" Tanya Ayen agar Beomgyu tidak bertengkar lagi dengan Chenle.

"Gak tau sih Yen, harus kontak dulu sama pihak sananya,"

"Oh... Yaudah, mending lo prepare dari sekarang aja deh, siap-siapin dulu apa yang harus lo bawa nanti pas hari H." Perintah Ayen, dibalas dengan anggukan Beomgyu.

"Nanti pas ke bandara naik mobil gue aja, biar hemat uang gak perlu sewa mobil segala," tawar Felix.

"Emang gak apa-apa, Lix? Takut ngerepotin nih," tanya Beomgyu diakhiri dengan tawa awkward nya.

"Ya gak apa-apa lah anjir, santai aja! Biasanya juga kita kalo kemana-mana pake mobil gue," balas Felix meyakinkan.

"Oke deh... Thanks ya, Lix!" Ucap Beomgyu berterimakasih, dibalas dengan jempol Felix

"Eh eh, sebelum hari H mendingan kita makan-makan dulu gak sih? Buat perpisahan, soalnya nanti kan kita gak ketemu Beomgyu 4 tahun..." Ajak Ryujin antusias, "Tenang! Nanti gue yang traktir!"

"Gak." Beomgyu langsung menolak.

Yang lain langsung kaget mendengar perkataan Beomgyu dan bertanya-tanya.

"Gue gak mau kalo Ryujin yang traktir, gue aja yang traktir lo pada," Lanjut Beomgyu, membuat yang lain menghela napas lega.

"Apaan sih lo Gyu? Gue aja!" Balas Ryujin.

"Gak, gue aja. Soalnya nanti gue gak bisa traktir lo pada lagi,"

"Oh iya juga... Yaudah deh," Ryujin menepuk jidatnya, walaupun begitu ia masih merasa gak enak. Karena berkat usulannya, Beomgyu harus mengeluarkan duit. Tapi ya sudahlah.

 Tapi ya sudahlah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—&—

Hello, jangan lupa vote, komen yaa! See u in the next chapter readers! ♡

We meet in Melbourne; Taegyu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang