Varo yang baru pulang main berniat langsung pergi ke kamar, tapi melihat keluarganya berkumpul di ruang tengah membuatnya mengurungkan niatnya. Sambil tersenyum dia menghampiri keluarganya.
"Loh tumben pada ngumpul, ada apakah gerangan?" Tanya varo setelah posisinya dekat dengan mereka.
Varo tersenyum saat mereka melihatnya, kemudian duduk di samping bima dan melihat adik nya yang terlihat kesal.
"Lo kenapa,rain?" tanya varo.
"Di marah ayah" jawab rain kemudian pindah duduk di samping varo.
Varo mengernyit, kemudian melihat adik nya yang sudah duduk di sampingnya.
"Di marah? Kenapa? Kok bisa? Emang rain salah apa?" tanya varo penasaran.
Rain tidak menjawab, dia hanya melirik ayah nya sambil mencebik.
"Adek kamu makan mie mentah, padahal itu nggak bagus buat kesehatan" jawab bram, ayah mereka.
Varo mengangguk mengerti.
"Ya..tapi jangan di marahi yah, Kasian rain" tegur varo sambil mengusap kepala rain.
Rain tersenyum karena ada yang membelanya.
"Kak, masuk kamar yuk, rain marah sama ayah" ajak rain dan varo menggeleng sebagai jawaban.
"Kenapa nggak mau, kak?" Tanya rain.
"Kakak bilang gitu bukan berati membenarkan apa yang lo lakuin, rain" kata varo membuat rain menunduk lesu.
"Lo juga salah rain, jadi nggak boleh marah kalau di kasih tau. Ayah begitu karena sayang sama lo" tegur varo.
"Tapi kan rain suka kak, mie mentah nya enak kok walaupun nggak di masak. Cuma di pakein bumbu terus di remes, rasanya enak, kak." jawab rain yang tidak terima di marahi.
"Iya kakak tau, tapi itu nggak bagus buat kesehatan. Jadi jangan di ulangi ya!" Varo bicara sambil mengusap kepala rain.
Rain mengangguk dan tersenyum saat melihat varo yang tersenyum.
"Ya udah, sekarang minta maaf dulu sama ayah! Baru kita ke kamar" titah varo sambil mengusak kepala rain.
"Iya kak" Rain beranjak dari duduk dan menghampiri ayah nya.
Rain berjalan sambil melirik ayah nya dengan takut, kemudian berdiri di depan nya.
"Ayah maafin rain ya, rain salah udah makan mie mentah" kata rain sambil mengulurkan tangan nya.
Bram tersenyum kemudian menarik rain ke pelukannya.
"Iya ayah maafin, tapi jangan di ulangi lagi ya!" Jawab bram sambil mengusap kepala rain.
Rain mengangguk, kemudian melepas pelukan sang ayah.
"Iya, ayah" jawab nya dan bergeser ke ibu nya yang ada di samping bram.
"Bunda__" rain memanggil rani dan melihat nya dengan bibir mencebik melas.
"Iya bunda maafin kok, yang penting jangan di ulangi lagi. Oke!" Kata rani sebelum rain minta maaf.
"Oke bunda, tapi rain mau minum susu" jawab rain tanpa merubah ekspresinya membuat rani mengulum senyum dengan sikap rain yang menurut nya lucu.
"Ya udah bunda bikinin dulu susu nya" kata rani membuat rain senang mendengarnya.
"Makasih bunda, rain tunggu di kamar ya bunda" kata rain dan rani mengangguk sebagai jawaban.
"Kak bima" panggil rain.
"Iya kakak udah maafin kok" kata bima sebelum rain mengatakan apa yang ingin dikatakan.
"Tapi rain bukan mau minta maaf, kak" ucapan rain membuat bima mengernyit.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rain ( Sudah Terbit ✔)
FanfictionRain adalah anak laki laki yang ceria dan iseng, ada saja tingkah nya yang membuat ke dua kakak nya kesal. Walaupun rain anak nya iseng, tapi rain sangat di sayang oleh keluarga nya. Walaupun rain sakit, tapi dia tidak menunjukan sisi lemah nya pada...