CHAPTER 6: DEATH

207 28 15
                                    

Langit malam bertabur bintang adalah hal yang jarang ditemui di kota Tokyo. Malam itu, di bawah gugusan bintan-bintang, Eve berdiri di depan sebuah bangunan mewah. Gadis itu mematung sejenak sebelum pada akhirnya teringat bahwa gedung tersebut adalah properti baru milik Kisaki Tetta.

Tanpa banyak basa-basi, ia pun segera menerobos masuk ke dalam lobi. Para keroco yang berjaga di sana pun sama sekali tak menaruh curiga. Posisi Eve di dalam organisasi terlampau tinggi bagi mereka jika berusaha mempertanyakan gerak-gerik gadis tersebut. Meragukan Eve, itu berarti sama saja dengan meragukan Mikey. Itu lah mindset yang ditanamkan para petinggi pada bawahan rendah macam mereka.

"Kisaki wa?" tanya Eve to the point, tanpa menambah embel-embel "-san" di belakang namanya.

Seorang keroco berbadan kekar yang tengah berjaga di depan lift memandangi sang lawan bicara dari bawah hingga ke atas. Siapa sangka dress hitam di atas lutut yang dibalut kardigan moccacino tersebut tak bisa menyembunyikan lekuk tubuh indah seorang Ayaka Natsumi. Gadis itu pun sadar ke mana pandangan si keroco mengarah. Ke mana lagi kalau bukan ke dada dan pinggulnya.

Eve menghela napas dan tanpa banyak basa-basi langsung mengangkat rok ketatnya dan mengeluarkan senjata api dari sana. Gadis itu lantas mendorong ujung pistolnya ke bawah dagu si lawan bicara dengan kasar. "Kotaero," ujarnya penuh penekanan.

"L-l-lantai B1. Silakan Nona Eve," ujar si keroco seraya menyingkir dari depan lift.

"Berengsek!" umpat gadis itu sebelum pada akhirnya melangkah masuk ke dalam lift demi memenuhi rasa penasarannya.

🍀

Eve tiba di lantai B1. Entah kenapa lantai itu sangat sepi meskipun seluruh lampu chandelier di langit-langit menyala redup, seakan-akan hanya gadis itu yang berada di sana. Rupanya lantai tersebut memiliki beberapa ruangan luas yang dihubungkan dengan lorong. Maka, ia pun segera berjalan menelusuri ruang demi ruang untuk mencari keberadaan tiga pria yang dicarinya.

"Kau lah yang mengkhianati Toman, kan?!" Itu suara Kisaki. Eve pun seketika membeku di tempat, ia buru-buru bersembunyi ke balik dinding tebal yang tak jauh dari ruangan di depan.

"Tidak! Polisi lah yang lepas kendali! Aku hanya berusaha mengeluarkanmu dari Toman!" Kali ini jantung Eve berdebum kencang. Kelopak netranya langsung melebar begitu mendengar suara lawan bicara Kisaki. Eve tahu kalau saat ini, Kisaki tengah terlibat adu mulut dengan Chifuyu. Firasat buruk pun langsung memenuhi raga gadis itu.

Eve langsung menajamkan pendengarannya, tapi ia tidak bisa menangkap keseluruhan isi percakapan di sana. Seandainya saja gadis itu beberapa langkah lebih dekat, mungkin saja ia bisa tahu permasalahan ketiga pria tersebut. Namun sayang, di sana tak ada lagi tembok penghalang. Ia akan dengan mudah ketahuan jika nekat mendekat.

Di tengah lamunan, tiba-tiba Eve dikagetkan dengan suara letupan pistol. Tak lama, telinganya mendengar suara erangan Takemichi. Kini, jantung Eve makin berdebar kencang. Adrenalin gadis itu memuncak. Niatnya setengah-setengah, antara maju atau tidak. Sibuk dengan pemikiran sendiri, suara letupan pistol kedua pun terdengar menyusul.

"Chifuyu!!!" Takemichi berteriak, bersamaan dengan punggung Eve yang terasa disambar petir. Keadaan tersebut lantas diperparah dengan terputusnya sambungan listrik di seluruh gedung. Terdengar Kisaki dan keroco-keroconya yang kewalahan dengan hal tersebut.

"Cepat periksa saklarnya!" geram Kisaki kesal. Dan, tak butuh waktu lama bagi para bawahan pria itu untuk mencapai lantai basement lewat tangga darurat dan mengembalikan penerangan gedung kembali.

Bersamaan dengan lampu yang menyala, Kisaki seketika merasa bagian belakang kepalanya menyentuh ujung besi yang dingin. Kelopak netra lelaki itu melebar untuk sesaat sebelum pada akhirnya eksistensi tamunya terpantul lewat jendela kaca di depan.

"Nona Eve," ucapnya santai. "Apa yang kau lakukan di propertiku? Dan kenapa kau menodongkan pistol kepadaku, Manis?"

"Itu lah yang seharusnya kutanyakan padamu, Bangsat!!" Napas Eve memburu tak karuan. Mental gadis itu kacau ketika melihat jasad mantan pacarnya yang bersimbah darah di lantai. Terlebih, saat ini keberadaan Takemichi sama sekali tak terlihat. Eve jadi semakin berpikir yang tidak-tidak.

"Apa yang kau lakukan pada mereka, Bajingan?" Bibir gadis itu bergetar. Pada akhirnya Ayaka Natsumi tetaplah seorang wanita yang pertahanannya akan runtuh apabila melihat orang yang dicintainya dihabisi tanpa sempat melawan. Air mata Eve kini tumpah ke wajahnya yang manis.

Kisaki terkekeh sebentar lalu memasang tatapan serius. "Inilah sebabnya kenapa aku tidak pernah setuju jika seorang wanita bergabung ke Toman," ungkapnya.

"Mikey terlalu lembek padamu."

Sepersekian detik kemudian, Kisaki berbalik dengan cepat lalu menembakkan peluru ke arah Eve. Untung saja, gadis itu sudah terbiasa dengan hal-hal berbahaya di lapangan sehingga ia bisa menghindar dengan mudah. Tak mau kalah, ia pun balas menembakkan peluru ke arah Kisaki. Dan, rupanya pria itu bisa menghindari semua tembakan Eve.

Eve menggeram marah. Ia mendekat dengan cekatan ke arah lawannya sembari menghindari serangan. Berlari, melompat, bahkan hingga berguling di lantai ia lakukan. Lantas ketika sudah mendekat, gadis itu langsung menendang pistol yang ada di tangan Kisaki sekuat tenaga hingga terpental ke langit-langit ruangan.

"Tcih, kurang ajar kau, Ayaka Natsumi," geram Kisaki penuh dendam.

Ayaka Natsumi tersenyum miring sambil menodongkan pistolnya ke depan hidung Kisaki. "Malam ini, kau akan aku kirim ke neraka."

DOR!

DOR!

Kelopak netra Kisaki mendadak terbuka lebar. Ia tidak mempercayai apa yang baru saja terjadi. Sementara itu, lutut Eve mendadak lemas. Gadis tersebut perlahan ambruk ke lantai dengan betis yang bersimbah darah. Tak jauh di belakang, Hanma Shuji berdiri sambil menodongkan pistol ke depan. Pria tinggi itu tersenyum ke arah Kisaki.

"Beres," katanya.

Setelah itu, Kisaki merebut pistol milik Eve dan menempelkannya tepat di ubun-ubun gadis itu. "Kau yang pergi ke neraka, Jalang."

DOR!

つずく。

🍀

Author's Note:

Yeaaaay tamat! ><

Nantikan season 2-nya di bulan Juli! Yahahaha canda season 2.

Ada yang bingung? Sama, aku juga. Hmm ya udah sih ya. Tunggu penjelasannya di next chapter 👀

Tokyo Revengers EveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang