Musim semi adalah musim kedua, tanpa akhir dan tanpa tepi.
Seperti mimpi yang tanpa akhir dan tanpa tepi.~YN~
Musim semi dengan festival-festival menakjubkannya yang disebut dengan istilah Chunjie adalah sebuah entitas yang tidak mungkin dipisahkan dari masyarakat China.
Seperti saat ini. Yuyuantan Park, Beijing, penuh dengan orang-orang yang duduk bersama di atas tikar, bercengkrama dengan senyum dan dinaungi oleh pohon sakura yang tengah mekar.
Festival Chunjie musim ini ramai seperti musim-musim sebelumnya. Sungguh, sebuah pemandangan yang harmonis dan indah.
Terlihat seorang pria muda berjalan sendirian di tengah hamparan bunga sakura dengan tangan yang berada di dalam saku celana sebelum berhenti dan mendudukkan diri di bangku taman.
Dia menengadah dan menutup matanya. Menghirup dalam-dalam aroma manis yang menguar dari bunga sakura, berusaha memenuhi hatinya yang kosong. Akan tetapi, itu tidak membantu sama sekali.
Aroma itu hilang ditelan kekosongan yang menyakitkan.
Angin musim semi berhembus hangat, membawa kelopak-kelopak bunga berwarna putih dan merah jambu yang berguguran. Satu dari kelopak bunga tersebut membelai wajah pria muda tadi dengan lembut, membuat si pria muda membuka mata karena terkejut.
Wang Yibo, kemudian mengusap wajah, merasa keterkejutannya itu sangat konyol.
Wang Yibo mengedarkan pandangan ke sekeliling taman yang penuh pengunjung. Seketika, perasaan tertekan menghimpit dadanya. Dia merasa, tidak seharusnya dia berada di tengah-tengah kegembiraan ini. Wang Yibo tersenyum mencela dan hendak berdiri ketika sekelopak bunga sakura kembali jatuh ke pahanya.
Yibo tertegun dan matanya menjadi panas. Diambilnya kelopak bunga tersebut dengan tangan bergetar. Bersamaan dengan teringatnya dia pada perbincangan di masa lalu.
"Kamu tahu, Yibo?! Guguran bunga sakura ini melambangkan kehidupan manusia yang singkat. Dalam seminggu masa mekarnya, bunga sakura mewakili sebuah fase sedih, senang, hidup, dan mati. Sebuah kehidupan yang sangat singkat, tapi penuh makna."
Pemuda itu memutar tubuhnya menghadap Wang Yibo, berjalan mundur dengan kedua tangan terletak di punggung. Sudut bibirnya terangkat membentuk kurva yang melengkung sempurna.
Saat itu, Yibo tanpa sadar berbisik, "Sangat cantik." Dan bisikan itu, pudar di antara dersik angin musim semi.
"Aku jatuh cinta." Pengakuan pemuda di depannya membuat Yibo membeku. Hatinya menjadi dingin.
"Siapa?" tanyanya lirih dengan tangan terkepal.
Pemuda itu tertawa dan berkata, "Bukan siapa, tapi apa."
Wang Yibo tidak mengerti, kebingungan tercetak jelas di wajahnya, membuat tawa pemuda itu semakin keras.
"Aku jatuh cinta," jeda, "aku jatuh cinta pada musim kedua yang memekarkan bunga-bunga ini," ujar pemuda itu sembari mengedipkan matanya kepada Yibo.
"Bagaimana bisa?" tanya Yibo masih kebingungan. Namun, tangannya yang terkepal telah mengendur dan napas lega juga dia embuskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Desire at Second Spring
AcakOneshot Cinta tanpa kesakitan adalah sebuah ketidaksempurnaan. Jangan marah, jangan putus asa. Bukankah, tidak ada kematian bagi mereka yang mencintai?