Bab 2: Shimizu Kiyoko

24 6 0
                                    

Yachi sering menjadi orang terakhir yang piket sepulang sekolah setiap kali ia bertugas di kelas. Sisa teman sekelas yang bertugas sudah membersihkan bagian mereka dan membuang kantong sampah, semenyata Yachi selalu menjadi yang terakhir untuk memastikan kelas dalam kondisi sempurna sebelum dia pergi. Gadis itu merapikan kursi dan meja lagi, memastikan podium untuk guru tertata rapi di bagian tengah depan papan tulis, dan menutup semua jendela sebelum meninggalkan ruang kelas yang kosong.

Mengangguk pada dirinya sendiri ketika melihat kelas akhirnya bersih setelah sesi piket, Yachi pergi ke mejanya, yang diletakkan di dekat jendela, dan meraih tasnya. Saat ia mengenakan tas di pundaknya, terdengar tawa keras dari jendela saat pandangannya melihat ke bawah.

Sekelompok anak laki-laki yang mengenakan pakaian olahraga berlari dengan tergesa-gesa mengelilingi lapangan baseball bersama. Bibir Yachi menyunggingkan senyum kecil.

'Pasti menyenangkan... memiliki sesuatu yang asik untuk dilakukan bersama' batinnya bertanya-tanya sebelum menggelengkan kepala. Apa yang dia pikirkan? Bukankah dia takut bergabung dengan klub sekolah saat di awal?

Mempercepat langkahnya, mengabaikan suara tawa gembira dari sekelompok anak laki-laki yang berlari di sekitar lapangan baseball sebelumnya, Yachi menebak bahwa itu mungkin salah satu klub olahraga yang sedang berlatih, dan keluar dari kelas.

Saat berjalan melewati lorong, Yachi baru menyadari bahwa itu sudah sangat larut dan ia menghabiskan waktu terlalu lama di sesi piket sebelumnya. Biasanya tidak butuh lebih dari satu jam untuk membersihkan kelas, tetapi entah bagaimana ia melakukannya lebih lama dari yang diharapkan. Ia harus bergegas sekarang karena ingat bahwa sudah berjanji pada ibunya akan membuat makan malam kari yang lezat ketika sampai di rumah.

Yachi berjalan melewati lorong dan leat di depsn ruang musik di lantai dua ketika berjalan ke tangga sehingga bisa terdengar suara orang-orang yang bernyanyi dalam nada harmonik merdu yang cukup enak didengar. Yachi memperlambat langkahnya dan melihat sekilas siapa yang sedang berlatih dan mengetahui melalui jendela kecil pintu bahwa itu adalah klub paduan suara.

"Pasti menyenangkan.. bekerja keras bersama teman-teman untuk tampil bersama' Pikirannya bertanya-tanya lagi. Yachi bergegas menuruni tangga dan ingin sekali keluar dari gedung sekolah.

Yachi tidak pernah berpikir untuk bergabung dengan klub sekolah sebelumnya, tetapi mengapa itu sedikit mengganggunya ketika melihat orang lain di klub. Yachi bingung.

-

Mungkin tanda-tanda awal dari pikirannya yang bertanya-tanya adalah tanda dari sesuatu yang mengubah hidup. Salah satu yang dia tidak benar-benar sadari juga.

Saat jam istirahat sekolahnya, Yachi berjalan melalui lorong menuju kelas ketika tiba-tiba dipanggil oleh seseorang yang belum pernah ia temui sebelumnya. Yachi terkejut ketika berbalik untuk melihat siapa yang memanggil.

"Halo, bisakah saya berbicara dengan kamu sebentar?"

Yachi merasa rahangnya akan jatuh ke tanah tapi kembali menahan gerakan wajah konyol itu dan menatap penuh harap pada gadis cantik berkacamata yang baru saja memanggilnya entah dari mana. Siapa dia? Yachi tidak berpikir pernah melihat gadis lain yang lebih tinggi sebelumnya? Ia mulai merasa gugup dengan panggilan mendadak ini.

"Y-ya? Bisa aku membantumu?" Dia menjawab, tidak yakin harus mengatakan hal lain.

Gadis cantik itu tersenyum (Yachi bersumpah dia merasa jantungnya berdetak kencang) saat gadis yang lebih tinggi menyerahkan kertas ke arah Yachi. "Namaku Shimizu Kiyoko dan aku sekarang di tahun ketiga. Saat ini adalah manajer di tim bola voli putra."

Yachi beregerak seperti robot menerima kertas dan terus menatap. Yachi cukup yakin bahwa ia mulai keluar dari zona saat melihat kecantikan gadis berambut hitam di depannya. Yachi tidak yakin apakah mendengar gadis itu dengan benar tetapi ia mendengar bahwa Kiyoko-san adalah manajer di tahun ketiga dan saat ini ingin merekrut tahun pertama yang tidak berada di klub mana pun.

Situasinya cocok dengan Yachi yang entah bagaimana karena tidak berada di klub mana pun dan juga tidak memiliki pekerjaan tambahan lain yang harus perhatikan saat ini, tetapi Yachi juga tidak terlalu tertarik dengan club. Tapi sekarang ia tidak bisa berpikir jernih ketika tiba-tiba bertemu dengan manajer tahun ketiga yang sangat cantik dan mengatakan hal-hal yang mungkin perlu didengarkan olehnya dengan baik.

'Woah, dia sangat cantik ... jadi dia tahun ketiga ... sangat cantik. Juga dia juga memiliki tanda kecantikan yang membuatnya seksi... dan rambutnya sangat halus dan lembut...cantik...ah yang orang lain juga menatapnya' batin Yachi bertanya-tanya saat dia menatap kakak tingkat kelas tiga dengan kaku.

"...jadi, mengapa kita tidak mencoba anggota percobaan?" kata senpai cantik, melihat kembali ke Yachi lagi sambil tersenyum.

Yachi tidak terlalu memperhatikan apa yang dikatakan gadis yang lebih tua karena terlalu sibuk menatap kaget, tapi entah bagaimana Yachi berhasil mengumpulkan semuanya dan membalas.

"Hah? Y-ya." sambil tersedak.

Wajah senpai itu menjadi cerah saat tiba-tiba mencondongkan tubuh ke depan dan meraih tangan Yachi dan menjabatnya. "Betulkah? Terima kasih banyak! Kalau begitu, aku akan menjemputmu untuk bertemu tim sepulang sekolah!"

Yachi membeku, memproses apa yang baru saja terjadi beberapa detik yang lalu dan akhirnya kembali ke kenyataan ketika dia menyadari apa yang di jawabnya saat itu. Entah bagaimana ia menjawab Kiyoko-san bahwa setuju dalam mencoba keanggotaan tim bola voli putra sebagai manajer.

'Kenapa dia melakukannya?! Bodoh, kenapa kamu mengatakan itu?!' Yachi meringis pada dirinya sendiri.

Yachi merasa ingin mencabut rambut dari kepalanya karena frustrasi.

Yachi Effect!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang