t i g a p u l u h e n a m

520 54 21
                                    



Dengan kecepatan penuh, Daniel langsung terbang dan menghantamkan tubuhnya sendiri ke badan Kitsune yang membuat sosok rubah menyebalkan itu terpental cukup jauh hingga menjauhi area pantai. Menatap sosok Sunoo, Jungwon, dan Heeseung, ketiganya kompak mengangguk tanda mengerti untuk menjauhkan Kitsune dari jangkauan monster-monster lain yang akan diurus oleh Sunghoon, Jay dan Jake.  Sedangkan Niki dan Riki akan tetap menjaga anak-anak bersama dengan Chichi.

Sunghoon tertawa pelan menatap anak panah beracun yang kini dalam genggamannya. Tangan miliknya menarik tali busur emas yang digenggamnya kemudian mengarahkan anak panahnya keatas yang saat terjatuh kebawah, anak panah itu menjadi sangat banyak dan menghujam bak hujan deras ke para monster dengan cepat. Lain dengan Jay yang membelakangi punggung Sunghoon, dirinya berusaha menjadi sosok penjaga atau tameng bagi suaminya itu. Ketika ada monster yang mendekati keduanya, maka Jay akan langsung menebas monster-monster itu tanpa pikir panjang.

"Hoon, apakah masih banyak?" tanya Jay.

"Jangan ditanya. Monster kali ini memang tidak sekuat dulu tapi jumlahnya yang sangat banyak cukup merepotkan..." Balasnya sambil tangannya tetap lincah menarik anak panah beracun miliknya pada monster-monster disekitarnya.

Mendengkus keras, Jay memilih untuk berpencar dengan Sunghoon agar keduanya bisa membasmi monster-monster sialan ini dengan cepat. Belum sempat berlari, teriakan dari Jake langsung mengalihkan atensi pasusu alias pasangan suami-suami ini. 

"WOY, BURUAN MINGGIR DARI PANTAI ATAU KALIAN BERDUA MAU DIJEMPUT MALAIKAT MAUT" teriaknya.

Jay berbalik dan langsung berlari ke arah Sunghoon lalu menggendongnya ala bridal kemudian berlari mencari tempat berlindung ketika melihat air di pinggiran pantai mulai surut, "Pendeta kuil satu itu sepertinya mulai kehilangan kewarasannya sejak diasuh oleh Geonu, Jay." bisik Sunghoon sambil mengeratkan pegangan kedua lengannya pada leher Jay sembari tersenyum miris.

Yang dipanggil hanya mengangguk sambil fokus untuk menerobos kerumunan monster yang nampak kebingungan melihat dua orang yang mereka incar malah kabur menjauhi kerumunan monster. Tampaknya Jay berencana untuk kabur ke arah kuil dimana disana tampak lebih aman.

"Sihir air: penyucian"

Jake yang saat ini sedang melayang diatas laut menutup kedua matanya dengan kedua tangan terbentang kedepan. Cahaya merah dan biru mulai muncul dari bawah kakinya membentuk simbol lingkaran dengan pola cukup rumit. Ketika matanya terbuka, warna mata yang semula coklat kini sudah berganti menjadi biru terang. Angin kencang berhembus membuat pasir di pantai menghalangi pengelihatan para monster bahkan tak sedikit yang terlempar karena hembusan itu. Bibir tebal milik pendeta penjaga kuil pantai ini menyunggingkan senyum miring yang cukup mengerikkan kemudian dengan cepat ombak pantai yang sebelumnya surut langsung berbalik menjadi gelombang raksasa yang menghantam para monster di pantai sekaligus menyeret mereka semua masuk ke laut.

"Bunuh." ucap Jake.

Para monster yang berusaha berenang menuju pantai tampaknya tidak bisa selamat karena Chichi langsung menyerang mereka dengan mencabik-cabik, mengoyak, bahkan memakan tubuh para monster tanpa ampun. Tak lupa sosok kraken, siren, serta para hiu lain yang ikut dalam membantai para monster utusan kitsune itu habis-habisan hingga laut yang tadinya berwarna biru cerah berubah menjadi lautan darah.

Jika kalian bingung dimana para anak-anak, maka mereka semua sudah diamankan oleh Niki dan Riki ke arah kuil dimana Geonu berada. Riki bertugas untuk menjaga kuil dari luar sebab beberapa monster masih mengincar Geonu sedangkan Niki menemani anak-anak di dalam kuil. Niki berpesan pada anak-anak agar tidak mendekati Geonu yang saat ini sedang berusaha mati-matian agar tidak tumbang dengan mempertahakankan kesadarannya.

Perhatian Niki yang semula tertuju pada Jake yang membantai para monster seketika teralihkan saat merasakan ujung jubah miliknya ditarik pelan, "Kak Niki... apakah Papa akan baik-baik saja?" rupanya si bungsu Taki yang bertanya.

"Tenanglah, Dik. Papa pasti baik-baik saja, dia itu tahan banting!" Jawab Niki disertai cengiran jahil meski dari tatapan matanya terlihat kekhawatiran yang mendalam.

Nicholas, Euijoo, dan Kyungmin kompak mendekati Taki dan memeluknya bersamaan. Mereka bertiga adalah sosok kakak bagi Taki jadi mereka pasti akan melindungi si bungsu apapun yang terjadi.

"Percayalah pada paman, Taki." ucap Kyungmin.

"Jangan menangis, nanti paman akan sedih dan tidak mau bermain denganmu lagi, loh" kini gantian Euijoo yang berujar dan diangguki Nicholas sebagai tanda setuju.

"Um. Aku percaya kalau Ayah, Papa, dan Paman bisa melawan rubah nakal tadi." Taki tersenyum kecil setelah mendapatkan dorongan dari teman-temannya.

Dari kejauhan, meskipun tubuhnya terasa sakit dan nafasnya mulai terputus-putus, Geonu tersenyum mendengar bagaimana kedekatan anak-anak sahabatnya saat menenangkan putranya. Ah, seperti teringat pada masa lalu dimana Geonu dan Sunghoon yang berusaha menenangkan Sunoo yang menangis karena pinggangnya encok saat pelajaran olahraga Pak Moonbin.

"Hei, manusia. Aku memiliki penawaran yang menarik untukmu." Suara dari roh di belakangnya ini seketika mengundang perasaan tidak nyaman di hati Geonu.













----------------

lanjut?


Demon (Lanjutan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang