e m p a t p u l u h d u a

222 43 31
                                    


Komentarnya, kakak-kakak

o(*°▽°*)o






"Gila... Pak Changkyun galak banget ngajarnya, mana jadi wali kelas pula... ah, menderita kali aku tahun ini." keluh seorang anak dengan tinggi yang bisa dikatakan diatas rata-rata.

Di sampingnya terdapat sang kakak yang juga berwajah cukup lesu ikut menyahuti, "Kalau guru disekolah kakak malah sangat pengertian, dia mendaftarkanku ikut olimpiade sains tanpa memberitahuku dan luar biasanya lombanya diadakan tadi pagi. Apa dia waras? aku baru masuk sekolah langsung berangkat olimpiade"

"Diam, pinggangku encok. Aku tidak bisa fokus main basket hari ini sial" Kali ini ada lagi yang menyahut, anak dengan mata setajam elang itu memegangi pinggangnya yang masih terasa tidak nyaman.

Terakhir, seorang anak paling kecil yang sejak tadi terdiam dengan pandangan sedikit kosong ke depan. Pikirannya tidak fokus, di tangannya terdapat kertas hasil ulangan dengan nilai 100 disana. Para kakak yang ada di belakangnya menghela nafas dan menatap punggung kecil di hadapannya yang terlihat berusaha untuk tegar,

"Taki, asik nih dapet nilai 100. Apa tidak mau membelikan kita es krim?" suara Niki mengalihkan pikiran Taki yang refleks langsung menyembunyikan kertas ulangannya.

"B--biasanya Papa yang akan membelikan kita es krim, kan? Tapi kan Papa sekarang sedang... sakit" wajah lesu Taki kini diliputi kesedihan lagi.

Daniel dengan bodo amatnya langsung menampol kepala Niki sambil tertawa canggung, Jake tanpa pikir panjang langsung tertawa sumbang untuk mengalihkan kesedihan si Bungsu "HAHAHAHA!!! TENANG SAJA ADIK GEMOYKU. NANTI KITA AKAN MINTA UANG KE PAMAN JAY DAN KITA PASTI AKAN DIBELIKAN ES KRIM BAHKAN SAMA PABRIKNYA"

Dengan polosnya Taki bertanya, "Benarkah?"

"OH JELAS, ATAU MINTA KE KAK JUNGW-- MAKSUDKU KE PAMAN JUNGWON JUGA PASTI AKAN DIBELIKAN. APA SIH YANG NGGA BUAT BUNGSU GEMOY KESAYANGAN KITA INI HOHOHO" Kali ini Daniel yang menimpali.

Niki yang kepalanya baru mendapat tampolan dari mantan dhemit yang kini menjadi saudaranya ini hanya bisa mengacungkan jempolnya. Dirinya hendak ikut menyemangati Taki tapi urung saat melihat Jake tersenyum dengan aura-aura gelap di belakangnya yang dapat diartikan "kalau-kau-bicara-lagi-akan-langsung-kusunat" yang sontak membuat bulu kuduk Niki berdiri.

Keempatnya saat ini sedang berjalan bersama untuk pulang atau lebih tepatnya ke rumah sakit, entah kenapa hari ini sekolah mereka pulang lebih awal. Mereka bersekolah di tempat yang sama namun dengan tingkatan yang berbeda, sekolah mereka bisa dikatakan sebagai sekolah dengan kualitas yang baik karena selain menyediakan tingkat pendidikan dari jenjang PAUD hingga SMA, fasilitas dan muridnya juga tidak kalah luar biasanya. Anak-anak dengan marga Lee ini menikmati perjalanan mereka ke rumah sakit dengan penuh canda tawa. Untungnya mereka sudah tidak secanggung tadi pagi yang mana keempatnya sama-sama merasa canggung untuk memulai pembicaraan.












Lingsir wengi.... sepi durung bisa nedra...kagod--

Demon (Lanjutan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang