Antara Aku, Trend dan Syariat \2\

1 0 0
                                    

next,

🍄 Point kedua, Perbaiki tontonan/bacaan.

Sebagai anak muda, kita pasti nggak mau ketinggalan zaman. Kita pengennya apa yang lagi trend di dunia ini kita ikutin. Makannya nggak heran banyak anak muda zaman sekarang yang punya banyak aplikasi di-HPnya. Dari mulai instagram, twitter, tiktok, iflix, wattpad, dan banyak lagi. Dan guys, kita harus punya kendali terhadap aplikasi itu, jangan sampe kita yang dikendalikan oleh aplikasi.

Kita harus punya filter terhadap apa yang kita tonton/baca. Karna nggak semua hal yang lagi trend di alam semesta ini bisa kita ikutin seenak jidat. Boleh kok jadi anak gaul, tapi jangan samapai keluar dari lingkup syariat. Maksudnya, kita harus tau nih, misal kalau ada sesuatu yang lagi ngetrend tapi trend itu tuh ternyata bertentangan dengan syariat, maka jangan kita ikutin.

Nah, sekarang lagi rame-ramenya Drama Romance dan novel-novel teenfiction yang lagi bertebaran di muka bumi ini. Kita sebagai muslimah harus punya filter terhadap apa yang akan kita tonton/baca. Kalo tontonan/bacaan kita masih seputar cinta-cintaan, percaya deh, wawasan kita nggak bakalan berkembang. Pikiran kita pasti dipenuhin sama hal-hal tersebut. bahkan parahnya, mungkin kita akan lupa sama tujuan hidup kita di dunia ini untuk apa.

Kalau kita sering nonton/baca konten bucin, pikiran kita akan cenderung diliputi kebucinan itu sehingga nantinya kita pengen ngelakuin hal-hal 'bucin' seperti yang kita tonton. Kita jadi pengen ngerasain gimana rasanya pacaran, pegangan tangan, chattingan tiap hari. Kalau konsumsi sehari-harinya kaya gitu terus, nggak heran kalau kita akan menormalkan atau bahkan berbuat hal seperti itu juga.

Tapi coba deh kalo tontonan/bacaan kita tentang hal yang lebih berbobot dari sekedar nontonin romantisme selebgram, pasti kita akan lebih open mindid tentang kehidupan zaman sekarang yang ternyata memang sudah menuju titik kehancuran. Liat deh remaja sekarang, buanyakkk banget yang terbar aurat, maksiat terang-terangan. Padahal kita ini harusnya jadi bibit unggul untuk menjadi generasi penerus Rasulullah.

Saya pernah denger, "jika satu wanita rusak, maka rusaklah suatu peradaban".

We have to remember, bahwa selain jadi tiang peradaban/negara, kita, wanita, itu adalah madrasah pertama bagi anak-anak kita kelak. Jadi jangan sampai kita rusak gara-gara apa yang kita tonton/baca. So guys, perbaiki tontonan dan bacaan, jangan mau terus-terusan di-ninabobo-in sama hal-hal yang terlihat menyenangkan. Padahal, nggak semua hal menyenagkan itu baik.

Ustadz fuadhnaim pernah bilang, "Kita adalah apa yang kita tonton". Dan sadar ataupun nggak sadar, suatu adegan/bahasa dalam sebuah film/buku itu akan mempengaruhi pribadi kita juga. Banyak banget sekarang novel-novel teenfiction yang mengandung bahasa-bahasa kasar. Kalau kita nggak segara memperbaiki apa yang kita baca, percaya deh, kita bakalan kejebak di zona nyaman yang salah.

Karna menurut saya, aplikasi-aplikasi tadi itu kayak sebuah pisau, tergantung orang yang memakainya. Kalau kita gunakan dijalan dakwah, insyaallah akan jadi kebaikan yang berlimpah. Tapi kalau kita gunakan dengan cara yang salah, ya kita bakalan stuck dan terjerumus dalam kebatilan.









tbc
\\\\\\\
give your opinion, and let's discuss.

What's Wrong With Islam in this WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang