Lets go to next Chapter..
"Prang..."
Pedangku terjatuh dan dia menudingkan pedangnya ke leherku dan tersenyum sinis padaku. Sedikit dorongan saja pedang itu akan menusuk leherku. Jantungku berdebar tak karuan. Untung saja Harry menolongku dia mengayunkan tongkatnya dan mengarahkannya pada lelaki itu. Hingga membuat lelaki itu terjatuh dan kalung berwarna emas yang ada pada lehernya lepas. Tiba-tiba ia tersadar.
"Albert!"
Dia memanggil nama Albert sepertinya ia mengenal Albert. Tanpa basa-basi aku segera menolong Lisa yang hampir saja terdorong ke dalam air berwarna hijau yang sangat aneh dan sudah bercampur lendir ular yang menjijikkan itu. Namun Veril balik menyerangku. Dia mencekik leherku dengan kuat sepertinya dia mengeluarkan seluruh tenaganya untuk membunuhku. Sehingga Lisa pun tak kuasa menghalanginya.
Dengan nafas yang terengah-engah aku berkata tak karuan.
"Ril, ini aku sadar Ril, sadar"
"Lis, lepaskan kalung yang ada di lehernya" seru Albert.
Tanpa basa-basi dan dengan sekuat tenaga Lisa menarik kalung yang ada di leher Veril.
"Gak bisa!"
"Sam, kau bantu Lisa" kata Albert memberi petunjuk. Sam segera berlari ke arah kami dan menarik tangan Veril yang hampir saja menghabiskan nafasku. Aku merasa lega dan langsung mengambil buku itu. Aku membawanya ke tempat yang aman.
"Vi, buka halaman 15" kata Albert sambil terus menghadapi ular itu. Tapi aku bingung, ternyata tak ada tulisan yang sama pada buku itu seperti pada buku-buku di dunia nyata. Buku itu berisi lambang-lambang beberapa binatang dan benda. Aku semakin gugup dan gerogi kebingungan.
"Aku gak tahu membuka halamannya semua isinya berisi lambang-lambang" teriakku kembali pada Albert.
"Cari gambar bunga mawar"
Aku cepat-cepat membalikkan buku dari halaman ke halaman lain.
"Dapat!"
"Baca!" balas Albert.
"Gimana mau baca, aku gak tahu huruf apa saja lambang-lambang ini"
"Katakanlah gambar apa saja yang ada di dalam buku itu"
"Burung Bangau"
"Zeuch"
"Bunga Matahari"
"Amaterasu"
"Bintang Segi Enam"
"Epirt"
"Pedang"
"Lickdjert, sudah!"
"Udah!"
"Bacakan, gabungkan semua kata-katanya cepat"
"Zeuch, Amaterasu, Epirt, ... yang terakhir aku lupa!"
"Lickdjert! Bacakan cepat!
"Zeuch, Amaterasu, Epirt, Lickdjert"
Tiba-tiba tempat itu bergetar, seperti diterpa gempa bumi, semua orang yang ada di tempat itu berhenti melakukan atraksinya termasuk diriku sendiri. Kami semua lengang melihat keadaan itu dan yang paling kami herankan, air itu membeku seperti di kutub utara dan selatan.
Ular itu berubah menjadi patung kaca berwarna hijau. Getaran itu berhenti sejenak. Tybalt segera menghantam Harry dengan pedangnya, untung saja Harry langsung menyingkir darinya. Getaran itu pun muncul kembali dan disertai dengan angin yang kencan. Akibatnya aku tak kuat lagi memegang buku itu.
"Brak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
because of you, HP (Harry Potter)...
AdventureMalam ini, langit begitu cerah tampak begitu jelas sebuah bintang yang ada di sebelah utara ku. Aku melihat bintang itu sambil menhapus air mata yang terus mengalir dipipiku. Aku tak mengerti pada diriku sendiri. Apa aku takut menghadapi hidupku sen...