Jeongguk
Darah Nagaraja di dalam badan kadang membuat Jeongguk bersyukur. Pasalnya, ia bisa merekam banyak kejadian bersejarah mulai dari lahir hingga saat ini. Tumbuhnya kedua kakaknya, Taeyeon, Sana, dan Tzuyu. Bahkan Taehyung sekali pun. Dari segala apa yang telah ia panjatkan pada Tuhan, sebenarnya Jeongguk sedikit memendam iri pada manusia-manusia yang hadir dan dapat kembali menyatu dengan alam setelah satu abad berlalu. Bertemu dengan sanak saudara di niskala atau mengayah di salah satu pura sebelum kemudian memukur. Semua baik dan buruk itu. Seluruhnya seolah jadi neraca rakyasasa yang selalu membuat Jeongguk kembali mempertanyakan banyak hal.
"Memang keras kepala sekali, ya, bli, aku ini." Jeongguk sempatkan untuk mendongak setelah bersimpuh di hadapan Puputan Klungkung. Memandangi bangunan dari batu itu yang mengerucut, menancap langit. Dua orang kakaknya tertidur pulas di ruangan sempit yang dibangunnya di bawah monumen ini. Menyembunyikan keduanya dari kejamnya Puputan dan menyelamatkan mereka dari sanderaan. Apa yang telah Jeongguk alami sedari awal ia harus naik kapal, menjejak di tanah Netherland, sampai kembali kemari. Tidak akan ia biarkan sang kakak mengecap setetes pun pedih itu. Perihnya dipermalukan, sakitnya menanggung kenyataan bahwa ia tidak ubahnya sebuah alat ancaman. Netherland bisa kapan saja meminta hal paling mustahil demi menukarnya dengan turunan terakhir Basuki yang mereka genggam. Kawan perempuannya punya peranan penting untuk ini. Beberapa generasi yang telah diwariskan kepercayaan menjaga Basuki membawanya pada kebebasan. Melepas rantai-rantai tidak kasat mata itu dan membiarkan Basuki terbang leluasa.
Telapak Jeongguk mengusap-usap jajaran rumput. Jikalau SeokJin dan NamJoon bisa hadir disini, mungkin mereka bakal menangis. Memohon apa saja supaya adik bungsunya dikembalikan. "Aku ndak bisa bayangkan kalau kalian ada disini dan melihat aku sekarang kayak apa, bli," gumamnya sendiri, "aku berhasil ketemu sama orang yang bisa menolong kita. Bligung bangga, ndak, sama adikmu yang nakal ini?" Ia terkekeh sendiri. Menahan nyeri di dada yang mulai menyambar dan menjalar sampai ke ulu hati.
"Dia manis sekali. Aku bisa rasakan ketulusan di setiap kelakuannya." Jeongguk beranjak. Sudah saatnya ia kembali pada rutinitas yang mampu menghidupinya sampai saat ini. "Buat yang satu ini, tolong jangan benci dia, ya, bli. Jangan menolak kehadiran dia seperti kalian yang hampir selalu memarahi aku soal hal-hal kecil, ya, bli."
...
TAEHYUNG datang berbondong-bondong seperti orang hendak pindah rumah. Membawa tas besar beserta wajah kusut khas orang kurang tidur yang sudah begadang berhari-hari. Tubuhnya yang tinggi dibanting di atas kursi kerja kantor. Tidak peduli dengan keadaan sekitar yang sudah setengah hancur. Deadline rough untuk minggu ini sudah jatuh tempo. Ibarat hutang, harus segera dibayar sampai lunas. Tapi keadaan supervisor Karma itu tidak ubahnya seperti jamur loyo. Lemas dan tidak ada tanda-tanda kehidupan.
"Kle bangsat kali. Sini, ke!" Telapak Taehyung mengibas-ibas di udara. Seolah-olah memanggil hewan ternak saja. "Jeongguk!" pekiknya lagi.
"Ke teler, ya?" Jeongguk jadi bersungut-sungut. "Ke mandi, kan? Kayak orang ndak pernah kena sabun."
"Ke tahu? Ditolak aku, ci, sama Yoongi."
"Mampus."
"Memang ndak ada empatinya sama sekali ke ini ke aku." Baru kali ini Jeongguk lihat Taehyung dengan keadaan tubuhnya yang sudah tidak bertenaga ditambah dengan beban pikiran. Biasanya anak ini tidak pernah menunjukkan kalau ia sedang ada di mood yang buruk. Mungkin karena kejadiannya terlampau mendadak dan tidak terduga, Taehyung jadi belum menyiapkan respon sama sekali. "Ke sendiri gimana? Masih mau jadi bujang lapuk menunggu ada yang suka sama ke?" tanyanya kemudian.
![](https://img.wattpad.com/cover/289873948-288-k640319.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewananda [kookmin]
Fanfiction[ ON REVISION WITH ADDITION SCENE ] : KookMin Indonesian's Mythology: Legenda Naga Basuki Ia tidak pernah menanti sebuah ampunan yang datang dari Sang Hyang Widhi. Biarlah nanti ia menerangi jalannya sendiri. Tapi mengapa sosok itu datang dan membua...