7/01/22

3 2 0
                                    

Citra Fernada :
  Sebuah dosa yang di tanggung



Kala itu , usianya masih menginjak kelas 9 SMP . Ia tak pernah merasa bahagia yang begitu bahagia , bahkan kadang-kadang ia merasa bahwa kelahiran nya adalah sebuah kesalahan.

Lahir dari orang tua yang menikah karena nafsu dan cinta birahi. Anak yang memiliki orang tua namun seperti ditelantarkan.

Semua hal ia lakukan sendiri . Menangis di tengah malam adalah wujud pelampiasan yang ia gunakan untuk melepas emosi nya.

Hingga semua berubah saat sang ayah datang entah darimana dengan membawa tas penuh dengan uang. Ibu dan ayah larut dalam kesenangan akan harta yang berlimpah. Ia bertanya pada orang tua nya darimana kah harta ini berasal.

  " Kau tidak perlu tau, belajar dan sekolahlah dengan baik-baik sana !" Ucap ayahnya yang sedang mabuk itu.

 

  Harta yang begitu banyak secara tiba-tiba ini membuat nya tak tenang. Apakah ayahnya seorang pencuri ? Perampok ? Penjudi ? Atau seorang penjahat ? Ini membuat hatinya tak tenang.

  Ia bertanya pada sang ibu , namun jawaban yang sama dari ayah yang diberikan.

Setiap hari , harta itu terus bertambah. Barang-barang di rumah terus bertambah , kendaraan kayuh yang dulu ia biasa tunggangi kini berganti menjadi roda empat.

  Para tetangga terheran-heran melihat harta kami yang tiba-tiba muncul dengan sangat banyak. Bahkan, berberapa dari mereka mulai curiga dengan harta yang keluarga ia miliki.

    Hingga suatu malam , sang ayah pulang dengan penuh amarah. Ia berteriak layak nya orang kesurupan , bahkan ia mulai bertengkar dengan ibuku. Adu cekcok mulut berujung dengan sebuah pukulan keras di wajah sang ibu. Sang ibu menangis dan berlari dan keluar dari rumah malam itu , sementara sang ia hanya bisa bersembunyi dan menangis dalam kamar.

Besok pagi nya , ia keluar dari kamar dan melihat keadaan di ruang tamu.
Barang-barang berceceran dimana-mana. Bau alkohol terasa pekat tercium dari sang ayah yang terbaring dilantai layaknya mayat. Badannya kumuh dan wajahnya sangat berantakan.

  Ia pun berusaha membangunkan sang ayah . Sangat dibangunkan sang ayah seketika menangis tersedu-sedu
. Ia tak tahu apa yang ayahnya tangisi itu , namun ia nampak sangat menyesal.

Sang ayah berkata bahwa ia akan menemui sang ibu dan meminta maaf. Setelah itu sang ayah keluar dari rumah  untuk menemui sang ibu.


Namun, tepat sebelum sang ayah keluar dari rumah. Citra Fernada , ia seketika tak sadarkan diri. Sang ayah langsung membawa nya kerumah sakit.


  Saat di rumah sakit sang ayah menelpon ibu untuk menjenguk sang anak yang sedang tak sadarkan diri.
Sang ibu datang secepatnya.


Citra Fernada , seorang gadis yang berusia 15 tahun, kini sedang tak sadarkan diri dalam ruang pemeriksaan.

  Sementara itu sang ayah mulai menyalahkan dirinya sendiri. Ini pasti adalah konsekuensi dari maksiat yang ia buat. Ini pasti adalah hukuman dari Tuhan kepadanya.

Sang ibu juga mulai menyalahkan dirinya sendiri. Ia tak pernah mengurus Citra dengan baik , tak pernah memberikan nya kasih sayang layaknya seorang ibu. Ini pasti adalah akibat dari dosa yang ia buat selama bertahun-tahun. Mereka berdua menangis dalam penyesalan.

Namun, apalah arti dari kata penyesalan jika waktu telah berkata terlambat. Citra Fernada , anak itu berhasil disadarkan . Namun, sesuatu telah direnggut dari nya . Sesuatu yang benar-benar berharga dan membuatnya hidup.

Citra Fernada , anak yang hidup tanpa merasa emosi. Dokter sendiri telah melakukan pada seluruh tubuh dan otaknya , namun tidak ada sesuatu yang salah.

Citra Fernada , anak yang hidup tanpa emosi , baru saja dilahirkan oleh dosa-dosa orang tuanya.
Hidup di antara penyesalan orang tua nya yang akan ditanggung seumur hidup .



Ia hidup, namun tak memiliki jiwa. Ia berbicara dan bertindak seperti biasa , akan tetapi ia tak merasa apapun.










End

CERORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang