SEMENIT • 2

627 107 3
                                    

Winter terus berjalan santai dengan Karina di punggungnya sambil sesekali bernyanyi juga mengajak Karina mengobrol. Karina terlihat senang dengan pembahasan random Winter, susana hangat terjadi di antara mereka ditambah langit senja yang mulai berganti malam disertai angin sejuk yang memabukkan

Sampai di apotik Winter menurunkan Karina di kursi yang tersedia dengan hati hati, dia tidak ingin menyakiti atau melukai Karina kembali, cukup sekali saja karena kecerobohannya.

"Kamu tunggu di sini ya" Karina mengangguk setelah itu Winter pergi mengantri

Selama Winter mengantri selama itu juga Karina menatapnya. Entah mengapa dari sekian banyak objek yang ada di sekitarnya hanya Winter lah yang menarik untuk dia pandang

Karina tersenyum manis saat melihat Winter membantu seorang nenek nenek, Winter membantu membawa belanjaan nenek itu ke dalam taksi dan meninggalkan antriannya padahal setalah pembeli di depannya gilirannya memesan, namun Winter memilih untuk meninggalkan nya dan membatu nenek itu

"Baik banget sih calon" Ucap Karina yang nampak terharu dengan sikap baik Winter

"Cinta pandangan pertama?" Karina sempat ragu dengan kalimat itu karena baginya tidak mungkin dapat mencintai seseorang hanya dalam sekali pandang namun sepertinya sekarang semua pendapatnya berubah ketika dia bertemu Winter Pradmaja

"Kayaknya cinta pandangan pertama beneran ada deh, contoh nya gue ke Winter. Aaaa keren banget sih anak orang heran" Gumam Karina kemudian menutup wajahnya yang nampak memerah

Karina menyingkirkan tangannya dari wajahnya lalu kembali menatap Winter yang ternyata sudah kembali ke antrian, sekarang Winter ada di urutan ke tiga dalam antrian tersebut

Saat Karina tengah dengan tenang menatap Winter dengan tiba tiba Winter juga menolah ke arahnya dan menciptakan kontak mata di antara keduanya

Karina terkejut saat mata mereka berdua bertemu. Winter tersenyum manis sambil melambai kecil ke arahnya, memberi kode dengan tangan untuk menunggu sebentar dan Karina pun mengangguk tidak masalah

"Maaf tadi lama, orang di depan ku beli banyak obat. Sakit apaan ya kira kira?" Ucap Winter sekaligus bertanya mengapa obat yang di beli orang tadi sangat banyak

"Iya gpp makasih loh udah mau ngantri buat aku" Ucap Karina tulus

"Ya sama sama. Sini aku obatin kakinya" Karina menaruh kakinya di atas paha Winter lalu memijat pergelangan kaki Karina pelan agar gadis itu tidak kesakitan

Winter tampak serius saat memijat kaki Karina dan Karina yang terlihat sibuk melihat Winter. Winter benar benar mengalihkan segalanya bahkan rasa sakit pun tidak dia rasakan karena terlalu jatuh dalam diri seorang Winter

Karina tau ini pertemuan pertama mereka tapi perasaannya tidak bisa bohong jika dia telah jatuh pada Winter hanya dalam sekali pandang. Dia belum pernah seperti ini pada orang lain bahkan saat dia bersama pacarnya dulu, dia tidak seperti ini ya mungkin karena dia juga berpacaran atas dasar rasa penasaran tidak seperti saat bersama Winter sekarang, apapun yang gadis itu lakukan membuat Karina terus jatuh hati

"Oh ya, kamu tadi sendirian?" Tanya Winter menatap Karina

"Hm? Ahh ga kok aku bareng sama temen tadi" Jawab Karina yang agak kikuk karena tertangkap basa saat menatap Winter

"Kkk~ gugup banget kamu, kenapa?" Tanya Winter. Sedari tadi dia sadar jika Karina terus menatap nya tapi tidak berkomentar apapun dan membiarkan Karina menatap nya sesuka hati

"Gpp kok, ya cu-cuma canggung aja sama orang baru" Jawab Karina, Winter tersenyum lalu mengangguk

"Aku tau kamu dari tadi merhatiin aku. Tapi gpp kamu bisa lihat aku sepuasnya anggap aja sebagai permintaan maaf" Ucap Winter di akhiri senyuman hangat juga berakhirnya sesi pijat dadakan

SEMENIT ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang