29 Desember, di pemakaman
Disanalah Rity, terduduk termenung diatas batu nisan kekasihnya-Reinal, berbalut gaun putih yang nampak caocok dengannya. Semuanya terjadi begitu cepat, Rity tidak mengingat apa saja yang telah menimpanya belakangan ini. Mulai dari kekasihnya yang menghilang, dan ditemukan dengan keadaan tidak bernyawa“Harusnya ini menjadi hari yang paling membahagiakan bagi kita kan, kak?” Bisiknya tepat disamping batu nisan seraya memeluknya, tangisnya pecah, air matanya berlinang begitu deras.
27 Oktober, di kantor polisi.
Rity sedang kantor polisi dengan laporan orang hilang, bersama kedua orang tua Reinal.“Pak, tidak bisakah kau bekerja lebih cepat? Anak kami telah menghilang selama tiga bulan, dan tidak ada perkembangan. Sebenarnya apa saja yang kalian lakukan selama ini!” Ujar bu Ratih - Ibu Reinal sambil mengerutkan dahinya, ia merasa sangat kesal karena telah 3 bulan namun tidak juga ada kemajuan dalam kasus hilangnya Reinal.
“Tenang ma, anak kita pasti akan segera ketemu” Ucap Pak Hari - papa Reinal, sambil mengelus lembut pundak Ratih untuk menenangkannya.
“Tenanglah sedikit, jangan berteriak begitu, tidakkah kau tahu rasa malu? Semua orang melihat ke arah kita” Lanjut Hari dengan berbisik namun cukup tegas pada telinga Ratih.
Rity hanya bisa terdiam, menunggu kabar selanjutnya, sambil terus mengikuti perkembangan proses pencarian kekasihnya tersebut.
Seusai pulang dari kantor polisi, Rity mampir ke sebuah cafe dan memesan satu buah matcha latte dengan ukuran large, dan 2 buah ice cream puff milo. Ia berencana mengerjakan tugas kampus di coffee shop tersebut, ini adalah coffee shop yang sering Rity dan Reinal kunjungi, mengingatnya saja sudah membuatnya sakit hati.
“Silakan kak pesanannya” Ucap seorang pegawai sambil meletakan pesanan Rity di atas meja.
“Terima kasih” Jawab Rity dengan senyuman yang ramah
“Tumben kak sendirian, bukankah biasanya kakak ditemani oleh pacar?” Tanya pelayan itu
Lagi, tidak sekali atau dua kali Rity harus mendapatkan pertanyaan seperti itu. Pertanyaan yang membuat dadanya nyeri, kepalanya terasa sangat sakit seperti ditikam bila mengingat semua kejadian secara runtun, namun Rity hanya membalas dengan senyuman, dan pegawai tersebut langsung pergi seolah tau bahwa Rity tidak ingin membahasnya.
Lagu di coffee shop berputar dengan lagu ‘The One That Got Away by Katy Perry’. Rity mengetahui bahwa ini adalah ulah pegawai tadi, pasti dia berpikir bahwa Rity dan Reinal sudah putus. “Sialan” Desisnya pelan.
Rity bersandar pada kursi, dan mendongakkan kepalanya, Ia menikmati setiap lirik yang terlontar pada lagu tersebut, menatap langit-langit dengan tatapan yang sendu, memejamkan mata lalu menghirup napas dalam-dalam.
“Seharusnya akhir tahun ini akan menjadi hari yang paling membahagiakan bagi kita berdua” bisiknya pelan, ia tersenyum getir menyadari bahwa pernikahannya dengan Reinal harus dibatalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIGNATURE 18+ [END - Short Story]
FanfictionMenyenangkan sekali bila dapat menikahi orang yang kita cintai, kini dia milikku seutuhnya, tidak ada satu orangpun yang dapat mengambil dia dari diriku! Disclaimer: - 100% hayalan dan imajinasi penulis. - sangat menerima kritik dan masukan. - Short...