firs meet

8 0 0
                                    

10 Mei 2016

Saat ada yang bilang indah butuh proses. Itu salah. ga ada proses untuk jadi indah. Kita hanya lama dengan kepahitan yang kita harus jalani hingga ke proses indah tersebut. Sejatinya manusia Tak mau menerima kepahitan itu

     Pagi ini adalah pagi terdingin dari pagi pagi sebelum nya. Bagaimana tidak, kala itu hujan turun membasahi semngatku untuk pergi ke sekolah. Aku yang masi terperangkap oleh hangat nya selimut dan kasur yang nyaman namun tetap harus siap mendengar Auman mama ku yang memaksa ku untuk bangun pagi.

     Ku tatap langit langit terdiam memikirkan sesuatu yang tiba tiba akhirnya ku terjaga ketika ku dengar handphone yang ku charger berdering. And when i look.. salah satu teman sekelas ku

One message

From Ridwan cs

"Cel. Lu jadi berangkat bareng Gwa ga?."

Ternyata Ridwan. Teman sekelas ku yang baru saja chat mastiin kalo aku Masi pngen berangkat bareng dia ke sekolah. Btewe kita udah temenan udah lama sejak aku mulai duduk di kursi SMP kelas satu. Dan Masi bareng milih SMK yang sama.

To Ridwan cs

"Jadi dong. Nih aku udah siap siap"

Massage sending to Ridwan...

     Pagi itu aku Masi asik menatap langit langit. Sesekali memandang tembok yang hampa nan kosong. Kosong seperti harapan ku yang tak punya angan angan ingin melakukan bahkan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.

     Tak lama saat ku hampir terbngun seseorang memarahiku Karna baginya aku bangun cukup telat.
This is my mother.

     Dia seorang singgle moom sejak aku masih duduk di taman kanak kanak. Ayahku lebih memilih meninggal kan ibuk ku demi perempuan lain yng menurut ia anggap segalanya. Its a bad memories. Sampe pada akhirnya mama ku milih buat ninggalin dia dan mulai hidup di perantauan untuk bisa ngebesarin aku seorang diri. Its a real wonder women.. Hingga sampai aku beranjak kelas 6 SD, mamaku akhirnya mutusin buat berkeluarga lagi dengan seorang pria lain yang menurut dia terbaik hingga detik ini dan di karunia i seorang adek kecil yang imut and cantik.

     Jadi di rumah hanya ada mama ku, ayah tiri dan Ade perempuan ku saja. Tapi percayalah. Baru kali ini aku merasakan keluarga yang sebenernya. Setelah sekian lama sebelum aku mengenal seorang ayah baru, aku hanya hidup dengan seorang nenek yang membesarkan ku saat mama ku sibuk nyari duit di perantauan.

     Pagi itu ga jauh berbeda di pagi pagi sebelumnya. Mama ku yang sibuk nyiapin sarapan pagi dan Ade ku yang rewel karna hari ini adalah hari pertama dia mulai masuk Taman kanak kanak. Ah pagiku yang repot. Karna mau ga mau harus menyaksikan itu semua.

     Tanpa ku pedulikan suasana dan Bergegas pergi ke kamar mandi dan bersiap siap.

"Sarapan nya di meja ya bin. Mama sek repot"

Sambil ku lihat mama sibuk mandiin Ade ku yang mau berangkat ke sekolah.

"Iyya"

Jawabku singkat karna bosan dengan suasana rumah yang gini gini aja.

"Ma. Nanti Abin pulang sore. Soalnya masi mau ngerjain tugas"

Ucap ku memulai pembicaraan di pagi itu. Mama yang tengah sibuk nampaknya tak begitu memperhatikan omongan ku. Jadi ku kira ku sudah mengatakan nya dan meminta ijin agar hanya sekedar ga di cari saat dia tau aku pulang telat nantinya.

     Segera ku rapikan buku yang harus aku bawa hari ini dan memasukkan nya ke dalam tas. Lalu Bergegas keluar kamar dan memakai sepatu sebelum akhirnya aku tiba di tempat pemberhentian teman ku di sebrang jalan depan rumah.

     Sesekali ku nyalakan lagu dengan handset di telingaku sembari menunggu temen ku Datang.

🎵"But you only need the light when it's burning low
Only miss the sun when it starts to snow
Only know you love her when you let her go
Only know you've been high when you're feeling low
Only hate the road when you're missing home
Only know you love her when you let her go"🎵🎶

     Passenger dengan salah satu albumnya yang berjudul let her go benar" berhasil menghipnotis setiap orang yang mendengarnya. Apalagi sampai ngikutin lirik nya yang membawa kita ke pahit nya Kehilangan. Buat kita seketika merasakan seakan akan ikut rapuh tanpa harus patah hati terlebih dahulu. Saat kau rasa merindukan seseorang yang dulu kau sia siakan. Saat kau merasa rindu sepi setelah ke bisingan mu dengan hidup yang ketika selalu nuntut untuk menjadikan mu hal" yang kau sendiri tak sanggup menggapainya. Yaa seperti itu lah hidup. Berharganya seseorang akan terasa jika dia pergi meski hanya sementara atau bahkan selamanya dari hidupmu. Pacar, teman bahkan keluarga. Jadi dari itu kita bisa belajar bahwa kesempatan ga datang dua kali maka hargai selagi ada.

     Sesekali ku berangan untuk jadi dewasa dan memikul beban hidup ini  sendiri. Menjalani hidup bebas dan mandiri. Mengenal dunia luar tanpa ada batasan. Melakukan hal hal sesuka hatiku

     Sesekali ku toleh kanan kiri dan tak ku temukan tanda tanda darinya. Si Ridwan. Mengingat pukul sudah setengah jam lagi sudah masuk jam pelajaran. Tak terfikir apa apa, hanya ada telat di hukum lari lapangan ato hormat bendera yang ada di kepala ku.

     Namun di tengah tengah bingung nya keadaan, seseorang berhenti di depan ku. Vixion putih dengan helm full face KYT yang membuatku sulit mengenalinya. Pria Dengan kemeja semi parka dan setelan putih abu abu yang kurasa dia merupakan salah satu anak sekolahan juga. But who ?..

     Dan ku tau saat dia mulai  membuka kaca helm nya dan menawari ku sebuah tumpangan kesekolah. Kak Anton. Salah satu anak futsal sekaligus kakak kelas yang cukup berprestasi di bidang MULTIMEDIA fotografi. And i think he is my public figure.
Tak heran jika dia menjadi incaran banyak para wanita

"Haii. Mau berangkat bareng ga?"

      Ucap dia di pagi itu sembari menawarkan ku tumpangan ke sekolah. Hatiku teriak meronta ronta menerima ajakan iku. Seakan kaki ku ikut bicara "ikut kak ikuutt" tapi aku kudu inget kalau aku udah ada janji sama si Ridwan. Ga mungkin aku tinggalin dia gitu aja.

"Maaf ya kak. Tapi aku udah ada janji sama temen ku mau berangkat bareng takutnya dia nungguin kalo aku tinggal"

sembari sesekali aku lontarkan senyum tuk membalas atas penolakan Budi baiknya.

"Oh gitu?. Yaudah"

     Tanpa sepatah kata lagi dia pun perlahan dia berlalu jauh dari penglihatan ku. Sungguh sangat di sayangkan aku rasa saat itu. Menolak tawaran seseorang yang paling keren di sekolah. Duh bakalan ga bisa tidur malam ini.

     Beberapa menit berlalu dan ku lihat seseorang berhenti di depan ku. Yups dia Ridwan yang baru saja tiba

"Yok naik. Udah telat nih"

     ajak nya sembari mengambil duduk sedikit jarak maju agar aku ada tempat untuk bonceng di belakang

Aku SAYANG Kamu Kak AntonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang