Setelah makan Venzo mengajak Zeleya untuk sholat subuh terlebih dahulu.
"Setelah ini kita sholat subuh dulu," ajak Venzo pada Zeleya.
"Apa? sholat," ucap Zeleya yang masih tak mengerti.
"Iya sholat, jangan melupakan kewajibanmu sebagai umat muslim sayangku," ujar Venzo.
Zeleya berpikir sejenak dan akhirnya menyetujui ajakan Venzo. Venzo pun mengajak Zeleya untuk berwudhu di tempat wudhu yang ada di kamar yang sengaja Venzo sediakan. Zeleya menatap Venzo yang sedang berwudhu di sampingnya hingga Venzo selesai dengan wudhunya. Venzo yang menyadari Zeleya tidak berwudhu dan hanya menatap dirinya lantas ia bertanya,"Kenapa tidak berwudhu?"
"A-aku i-tu ti-tidak bisa berwudhu," jawab Zeleya menundukkan kepalanya. Gadis itu sungguh merasa malu dan merasa insecure dengan Venzo.Sungguh di luar kepala pria yang menjadi suaminya ternyata sedikit beragama.
Venzo yang melihat Zeleya menunduk berucap,"Lihat aku." Venzo menarik dagu Zeleya ke atas agar menatap dirinya.
"Itu bukan masalah yang besar, aku akan mengajarimu secara perlahan asalkan kamu mau belajar," sambung Venzo.
"Apakah aku bisa melakukannya, kurasa tidak," ucap Zeleya menatap Venzo.
"Tentu saja bisa. Kau kan belum mencobanya jadi kau tidak tahu hasilnya akan seperti apa," ujar Venzo.
"Baiklah aku akan mencobanya" ucap Zeleya menatap Venzo. Setelah itu Venzo langsung mengajari Zeleya untuk berwudhu dengan sabar dan perlahan-lahan agar lebih mudah di pahami dan diingat oleh Zeleya. Mulai dari mengajarkan niat untuk berwudhu dan doa setelah berwudhu.
Dengan sabar Venzo mengajari Zeleya secara perlahan-lahan sampai Zeleya mengerti dan bisa. Tak butuh waktu lama Zeleya langsung mengerti apa yang diajarkan oleh Venzo. Gadis itu mudah untuk menangkap materi yang di berikan Venzo kepadanya.
Setelah berwudhu Venzo mengajak Zeleya untuk keruangan yang berada di samping kamar mereka. Pintu ruangan itu tersambung dengan pintu kamar, ruangan itu sengaja Venzo buat untuk beribadah atau lebih tepatnya sering digunakan Venzo untuk sholat dan mengaji.
Venzo sudah berganti baju koko berwarna putih dengan sarung yang bermerk BHS yang melekat rapi pada pinggangnya. Tak lupa juga ia memakai peci sholat yang menambah kesan tampanan dan kegagahannya. Jika seperti ini Venzo terlihat sangat berbeda.
Venzo menhambil mukena berwarna putih di lemari yang berada di sudut ruangan itu. Ia membawa mukena itu kearah Zeleya untuk memakaikannya kepada Zeleya. Venzo sengaja menyiapkan mukena untuk istrinya, mukena itu dibeli Venzo sejak 5 tahun yang lalu. Masih terlihat bagus dan rapi karena Venzo selalu menyimpannya dengan hati-hati. Saat itu ia berkipir bahwa ketika nanti ia menikahi Zeleya, ia ingin Zeleya sholat berjamaah dengannya untuk pertama kalinya mengenakan mukena yang ia beli itu.
"Apakah itu mukena?" tanya Zeleya.
"Iya, ini mukena," jawab Venzo.
"Kemarilah, aku akan memakaikannya padamu," ucap Venzo.
"Aku bisa memakainya sendiri." tolak halus Zeleya.
"Tapi aku ingin memakaikannya untuk istriku ini. Ini adalah sholat bersama kita untuk pertama kalinya," ucap Venzo lagi sembari tersenyum manis kearah istrinya.
"Jika seperti ini, kenapa Ica sangat manis sekali. Sangat berbeda dengan pria beberapa jam lalu." Zeleya membatin.
"Baiklah terserah saja." pasrah Zeleya.
Pada akhirnya Venzo memakaikan mukena putih itu ketubuh Zeleya dengan perasaan yang bahagia sampai-sampai tak bisa diucapkan dengan tulisan dan kata-kata. Sederhana, tapi hal ini mempengaruhi hubungan keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus MAFIA | On Going
General Fiction𝙎𝙖𝙮𝙖 𝙨𝙚𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙖𝙛𝙞𝙖. 𝙉𝙖𝙢𝙪𝙣, 𝙨𝙖𝙮𝙖 𝙟𝙪𝙜𝙖 𝙨𝙚𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙂𝙪𝙨. 𝙎𝙖𝙮𝙖 𝙢𝙖𝙛𝙞𝙖 𝙨𝙖𝙮𝙖 𝙢𝙪𝙨𝙡𝙞𝙢. Seorang anak kyai menjadi mafia dengan kategori kejam di kalangannya. Bagaimana bisa? Algerio Malvenzo De Largeon. M...