07

18.9K 841 1
                                    

Sesampainya di rumah sakit pribadi milik Venzo. Venzo langsung ditangani dengan dokter yang memang ditugaskan disana yang tentunya semuanya laki-laki. Dokter disana juga mengetahui bahwa pekerjaan Venzo sebagai mafia. Mereka bekerja sebagai dokter untuk mafia XEGARDEAD dengan bayaran yang dibilang cukup besar.

Beberapa peluru bersarang di tubuh Venzo di keluarkan secara perlahan dan tentunya sesekali Venzo meringis pelan. Xavier 11 12 dengan Venzo hanya saja Xavier sedikit lebih parah. Mulut Xavier yang sobek sudah di jahit dan beberapa peluru juga sudah di keluarkan. Sayatan di tubuh Venzo dan Xavier hanya di beri salep yang harganya tentu saja mahal dengan kualitas terbaik. Salep itu jika di oleskan ke luka sayatan atau goresan maka sekitar 3 jam lukanya akan mengering.

"Sepertinya anda berperang dengan sangat semangat tuan," ucap dokter dengan name tag Nando sembari mengolesi salep pada tubuh Venzo sembari terkekeh.

"Ya, aku sangat bersemangat saat tadi berperang membasmi tikus kecil," kata Venzo menyeringai.

"Anda bisa istirahat di sini sebentar tuan. Saya akan mengurus beberapa bawahan anda yang lainnya," ucap dokter Nando.

"Ya, jangan biarkan bawahan ku mati," ucap Venzo.

"Baik, kalau begitu saya permisi," pamit dokter Nando lalu keluar dari ruangan Venzo dan Xavier.

Setelah keluarnya dokter Nando, Venzo menghampiri Xavier yang berada di brankar di sebelahnya.

"Bagaimana dengan pahamu?" tanya Venzo menanyakan keadaan Xavier yang tadi ia sempat melihat Xavier berjalan dengan pincang karena pahanya tertembak peluru.

"Pahaku baik-baik saja tuan, hanya saja saya izin tidak bekerja untuk tiga hari kedepan. Apakah boleh?" tanya Xavier dengan hati-hati.

"Tidak boleh," jawab Venzo.

"Baik tuan," kata Xavier sedikit kecewa.

"Kau tidak boleh izin selama tiga hari saja, jangan bekerja hingga semua lukamu sembuh dengan total," ucap Venzo membuat Xavier menatapnya dengan tatapan bahagia.

"Terima kasih tuan," ucap Xavier dengan senyuman.

Walau Venzo orang yang kejam namun jika untuk orang terdekat ia adalah orang yang hangat.

"Kau nanti pulanglah ke mansion mu, maafkan aku yang tidak bisa mengantarmu. Aku harus segera pulang, istriku tadi sedang merajuk," ucap Venzo.

"Tidak papa tuan, nanti saya akan meminta beberapa bodyguard untuk mengantarkan saya," kata Xavier.

"Baiklah aku permisi dulu Xav," pamit Venzo.

"Baik tuan, hati-hati," pesan Xavier.

Venzo sudah mengenakan jas barunya dengan model yang sama seperti tadi. Karena takut istrinya curiga kalau ia mengganti warna dan model jas nya. Jas yang tadi pun juga bersimbah banyak darah jadi tak mungkin ia memakainya kembali. Setelah itu Venzo keluar dari ruangan dan langsung menuju ke parkiran mobil untuk menempuh perjalanan pulang ke mansionnya.

Sesampainya di mansion Venzo langsung menuju ke kamarnya dan Zeleya yang berada di lantai dua. Saat sudah sampai di depan kamar Venzo membuka gagang pintu kamar dan terbukalah kamar yang mewah nan luas itu namun Venzo tak menemukan keberadaan istri kecilnya di dalam sana. Venzo lantas bertanya kepada maid yang sedang berlalu lalang.

"Hei, apakah kau tau di mana keberadaan istri kecilku?" tanya Venzo pada maid yang masih muda.

"Nyonya Zeleya sedang bermain di taman belakang tuan bersama dengan Wolaz," jawab maid tersebut sembari menunduk.

"APA DENGAN WOLAZ!!!" syok Venzo lalu segera berlari sekencang mungkin menuju ke taman belakang. Saat sampai di taman belakang Venzo di kejutkan dengan Zeleya yang mengelus-elus kepala Wolaz yang berada di pangkuannya. Singa jantan itu tidak memberontak sama sekali justru Wolaz terlihat sangat menikmati setiap elusan yang di berikan oleh Zeleya.

Gus MAFIA | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang