#2 Punya Tetangga

2 1 0
                                    


Sampai dirumah, tentu saja tidak ada siapa-siapa karena baik kak serim atau jisung masih belum pulang. Setelah menaruh tas dan laptopku dikamar, aku kembali turun dan pergi ke dapur untuk memasak makan malam.

Selagi aku menyiapkan beberapa bahan makanan yang baru saja aku keluarkan dari dalam kulkas, tiba-tiba jisung masuk kedalam rumah dan menyapaku dengan santai.

"Hai kak, aku pulang"

Aku hanya berdeham kecil dan melihat jisung naik ke kamarnya, biasanya dia langsung mandi dan duduk di meja makan mengawasiku memasak.

"Kak serim, boleh minta tolong bukain botol saus tomat"

Aku berteriak memanggil kakakku berkali-kali, tapi tidak ada jawaban sama sekali. Tetapi tiba-tiba jisung turun dengan kondisi rambut masih setengah basah dan handuk yang tertanggal dibahunya menghampiriku dan mengambil botol saus tomat di meja lalu membukanya.

"Loh dek, kakak kan manggil kak serim. Kok kamu yang muncul sih?!"

"Kak ririn gimana sih, kan kak serim belum pulang!"

Hah? Gimana bisa? Biasanya setiap hari jisung berangkat dan pulang dari sekolahannya diantar dan dijemput kak serim. Karena memang halte bus dan stasiun subway cukup jauh dari lokasi perumahan kami, jadi jisung selalu diantar dan dijemput kak serim ketika bepergian.

"Aku pulang naik taksi sama temanku, dia kebetulan mau ketemu kakaknya disini"

"Teman? teman yang mana?"

"Kakak tau kan rumah sebelah dijual, nah rumah itu dibeli sama kakaknya temanku"

"Oh gitu"

Nggak biasanya banget jisung mau pulang naik taksi, apalagi sama temannya.

"Enak dong nanti kamu ada temen mainnya dirumah"

"Iya dong hehe"

Aku juga ikut senang akhirnya punya tetangga, rumah samping kanan kiri masih kosong penghuni karena perumahan ini juga termasuk perumahan yang baru dibangun tahun ini.

Aku menyajikan donkatsu yang sudah siap untuk jisung terlebih dulu, nunggu kak serim juga sepertinya masih lama. Jadi aku dan jisung memutuskan untuk makan malam duluan karena emang udah laper banget.

Tepat saat kami selesai makan, mobil kak serim terlihat memasuki garasi. Tapi sampai susu dan jus yang aku dan jisung minum habis kak serim belum kunjung memasuki rumah. Jadi aku menyuruh jisung mengecek kedepan rumah dan beberapa menit kemudian jisung kembali masuk kedalam rumah diikuti kak serim dibelakangnya.

"Lama banget, di depan ada apa kak?"

"Ohh itu loh, temen kakak ternyata pindah rumah disamping rumah kita. Jadi kakak ngobrol sebentar sama dia didepan, katanya dia mulai pindahannya besok siang"

Aku hanya ber-oh ria dan tidak ingin merespon berlebihan mengenai si tetangga baru.

"Kamu mah, yaudah pokoknya besok kakak berangkat kuliah sama dia. Kamu berangkat sendiri bawa mobil ya, kakak kuliah sore soalnya"

"Oke kak"

Tumben banget kak serim ngebolehin aku bawa mobil sendiri ke kampus. Bukannya apa, tapi kak serim tuh overprotektif banget sama aku. Ibarat ada cowok yang nempel aja udah dihempas sama dia, alasannya sih nggak pengen adiknya ngerasa terluka laglagii, biar fokus dulu sama impiannya. Oke, i understand him so much <3

Malam ini setelah makan malam, aku ada janji dengan beberapa kakak tingkatku untuk melakukan belajar kelompok karena minggu depan akan ada kuis yang diadakan berkelompok. Untungnya cafe yang dimaksud tidak jauh dari area perumahanku, jadi aku memberanikan diri untuk berangkat dengan berjalan kaki. Tapi kak serim melarangku, dan memberikan kunci mobilnya kepadaku.

I CAN'T eat ALONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang