2.Kelas IPA-1

10 4 0
                                    

*Haii sobatt, ketemu lagi👋*

Sekarang aku bakalan bikin part selanjutnya, tapi sebelum itu budayakan untuk memfollow ya sobatt. Dan, jangan lupa setelah baca vote jugaa, jangan pelit yaa ewkwkwk.

Oke lanjutttttt....Selamat membaca sobat!

Setelah satu jam di ruang BK, membuat Elang merasa frustasi dengan celotehan yang ia dengar dari bu Fuji

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah satu jam di ruang BK, membuat Elang merasa frustasi dengan celotehan yang ia dengar dari bu Fuji. Ditambah lagi, ia harus menjalani hukuman membersihkan gudang sekolah. Melelahkan bukan?

Elang mengusap wajah dengan kasar. Karena, sedari tadi tidak henti-hentinya ia memikirkan sosok gadis yang baru ia tolong tadi, Elang juga tidak tahu, kenapa ia menjadi sangat gelisah saat bertemu dengan gadis itu. Seolah-olah, ada sesuatu hal diantara mereka. Padahal, sebelumnya mereka tidak pernah bertemu.

"Kenapa muka tuh cewe mirip banget sama cewe yang di mimpi gue ya?" tanya Elang pada diri sendiri. Elang melihat jam di tangan kirinya, sebentar lagi jam pelajaran pertama akan segera dimulai. Karna Elang tidak ingin lagi mendapat hukuman, akhirnya Elang memutuskan untuk segera bergegas meninggalkan lorong menuju kelasnya yang berada di lantai atas. Kelas 11 IPA-1.

                                        

                                          🕰️❤️🕰️

"Satu ditambah satu, sama dengan?"

"Satu."

"Yah, ciri-ciri orang enggak sekolah gini nih modelnya."

"Sekate-kate lo Kan! gatau aje gue ranking berapa di TK." ucap Ardians membanggakan diri sendiri.

Arkan mengetukan jari telunjuk nya ke dagu, menandakan ia tengah berfikir. "hmm 3 ya rangking lo?" tebak Arkan.

"Salah si..."

"2?"

"No, no, no." Ardians menggeleng kan kepala sembari telunjuk di gerakan kesana kemari.

"6?" tebak Arkan lagi.

"Bu-kan!!!" jawab Ardians lagi penuh penekanan.

"Lah terus? berapa monyet?!" tanya Arkan lagi kesekian kalinya dengan nada lumayan  ngegas, karna merasa dirinya dipermainkan oleh Ardians.

Ardians yang melihat ekspresi dari wajah Arkan pun langsung tertawa ngakak, bagaimana tidak? wajah Arkan saat ini persis seperti cabe direbus. Sudah kusut, merah pula.

"Dih ko, lo malah ketawa si njir! apa yang lucu coba." protes Arkan.

"Muka lo lucu ke tuyul."

"Enak aja lo, gua di bilang tuyul ganteng kayak gini. Lo kalo sirik jangan gini juga dong!" balas Ardians sambil menyisir rambut nya menggunakan jari.

LOVE IS TIME.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang