2.Kakak sulung

69 15 0
                                    


Pukul 06:29

Matahari sudah tinggi. Tapi, anak laki-laki enam belas tahun itu masih saja terlelap, jelas Azka tak sadar dirinya akan mengalami masalah besar jika ia tak segera bangun.

Matahari perlahan masuk ke dalam kamar melalui jendela kamarnya. Menyinari wajah Azka hingga membuat anak itu bergerak gelisah saat cahaya mengenai netranya yang memaksa anak itu untuk bangun.

"duh, gue kesorot apansih ni!!" Gerutu Azka entah pada siapa. Hingga sedetik kemudian anak itu membuka matanya perlahan. Mengambil handphone miliknya yang berada di atas nakas.

"Jam tujuh lima belas!! Gue telat !! " Dengan gerakan kilat ia bangkit, benar-benar masalah besar.

Setelah siap dengan seragam sekolahnya. Azka berjalan menuruni tangga berniat ingin melewatkan acara sarapannya sebab ia ada tugas hari ini.

"Den, Azka". Sapa bibi San dibawah sana.

"Apaan banget sih, pake den den segala, bi.
papa pasti udah berangkat, jadi biasa aja, bi"

Bibi San hanya mengangguk lalu
"Sarapan dulu, kay"

"Nggak dulu deh, bi. Aku udah telat nih"
Tangannya terus bergerak mengikat tali sepatu yang entah mengapa semakin ia berusaha cepat semakin sulit ia mengikatnya dengan benar.

"Nanti kelaperan loh, Kay"

"Nggak kok bi, nanti sarapan di sekolah aja. Udah dulu ya bi, mau berangkat"

"Iya hati-hati ya, nak" Setelah berpamitan dan menyelami Bibi San Azka memutuskan untuk segera berangkat, sebab ia sekarang benar-benar terlambat.

...

Setelah pulang sekolah tadi Azka tak langsung pulang kerumah. Azka lagi-lagi berada di tempat yang sama. Danau, memang tempat terbaik untuk melepas penat. Rasanya Azka ingin berterima kasih untuk orang yang sudah menemukan danau.

Berdiam diri adalah satu-satunya aktivitas jika sudah berada dipinggir danau.
Lagii. Hanya berdiam diri dan menatap langit,
jika perasaanya dilanda gundah yang tak pernah berkesudahan. Miris, padahal baru mau menginjak tujuh belas tahun, tapi ia sudah memiliki beban yang ia rasa sangat berat, bagaimana jika sudah menginjak kepala tiga nanti?.

"Misi, bang. Mau beli minuman nggak? " Suara seorang anak kecil membuyarkan lamunannya. Membuat atensinya beralih menatap anak tersebut.

"Eh, Emang jual apa?"

"Jual minum, bang"

Azka mengangguk tak guna, pertanyaan bodoh.
sudah jelas membawa minum, masih saja bertanya. sebenarnya ini adalah basa basi yang sangat basi bahkan sudah berlumut.

"Mau beli nggak, bang? ini air ajaib looohhh"

"Oh yaa? apa tu keajaibannya?"

Anak itu lantas duduk di bangku samping Azka.
Meletakkan dagangannya dan mengangkat satu botol minuman.

"Yang ini bisa ada busa-busanya"

Lalu ia kembali mengambil botol lainnya.

"Yang ini, bisa sulap bikin lidah jadi merah. Abang bisa boongin temen Abang pura-pura minum darah"

"Minuman ini bisa dipake sulap lohh, bang"

"Jadi mau beli gak?" Setelah menjelaskan semua minumannya anak itu bertanya

ᗩᘔKᗩᖇᗩ || Nct DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang