Saat kau jatuh, lukai hati dimana pun itu, I find you........
Saat kau lemah, dan tak berdaya lihat diriku untukmu.....
Tao terbangun dari tempat tidurnya setelah tertidur sekitar 8 jam lalu ia menuju kamar mandi dan mencuci muka setelah menangis semalam, rasanya seperti menangis di gunung namun tak ada orang di sekitar (yakali ada kuyang, canda kuyang). Ia menuju ruangt tamu dan menemukan sebuah album (ingat bukan album foto pernikahan ataupun album grup melainkan albim yang berisi foto foto unfaedah), Tao lalu membuka album tersebut dan melihat foto foto yang sangat berkesan baginya namun tidak bagi pembaca yang memiliki penyakit jantung. Dan ada satu foto yang menurutnya sangat meninggalkan kenangan, yaitu foto layangannya dengan layangan Luhan
Foto tersebut ia ambil saat mereka bermain di lapangan dan mungkin masih tersimpan dengan baik oleh Tao. Dan tak cuma itu, dibelakang foto itu ada tulis tangan Luhan yang berisi impiannya untuk mengajak Tao ke Cappadocia
"One day, aku ingin mengajak Tao ke Cappadocia and ya, It's his dream"
Seketika Tao teringat akan hal itu, Tao ternyata tahu bahwa impiannya ke Cappadocia sudah Luhan ketahui dan itu sebabnya ia menulis keinginan adiknya dibalik foto tersebut dan bukan tanpa alasan. Kemungkinan Tao akan tetap menunggu Luhan untuk segera kembali kerumah selagi layangan mereka tidak putus.
"Apapun keadaannya, aku akan tetap menunggu Lu-ge untuk kembali selagi layangan kita tidak putus"
Tao terus menunggu dan menunggu tanpa rasa jenuh dan menunggu lagi dengan harapan Luhan akan menelponnya dan mengabari ia akan segera kembali kerumah dan selagi tali layangan tidak putus, ia akan tetap sabar menunggu.
Malamnya, Tao membuka ponsel dan mengecek apakah Luhan mengirimkan pesan singkat atau belum, 15 detik kemudian ia mendapat pesan singkat dari Luhan yang tertulis sebagai berikut.
"Hey Xiao Huang, kau rindu dengan ku kan? Aku akan kembali kerumah besok pagi. Jangan lupa, tunggu aku di terminal kedatangan kereta api!"
Mendengar hal itu, Tao langsung tersenyum dan membalas pesan tersebut.
"Oh itu kau Da Huang, ya aku merindukanku. Aku akan menunggu kedatangmu besok pagi dan sudah pasti di terminal kedatangan kereta api kan? Baiklah sampai bertemu besok pagi."
Tao pun menelpon Luhan untuk memastikan ia akan menjemput Luhan pulang kerumah besok.
"Halo Da Huang, aku akan pastikan kau akan kujemput besok pagi, jika kau sudah sampai di Beijing, kabari aku"
"Tentu saja Xiao Huang, kau akan menjemputmu besok pagi dan aku akan mengabarimu jika kereta apinya sudah sampai Beijing."
Tao pun menutup telponnya dan naik ke kasur untuk tidur dan ia berharap Tao bisa menjemput Luhan pulang kerumah setelah sekian lama mereka tidak bertemu selama beberapa bulan dikarenakan Luhan memiliki tugas yang banyak di Shanghai. Meski begitu Tao tetap setia menunggu Luhan pulang dari kota dimana ia bekerja.
Panggilan "Da Huang" dan "Xiao Huang" sebetulnya mereka cetuskan untuk diri mereka masing masing dengan tujuan Luhan bisa memanggil Tao dengan panggilan "Xiao Huang" bahkan Tao juga bisa memanggil Luhan dengan panggilan "Da Huang". Entahlah, mungkin panggilan itu cukup unik atau bagaimana sajalah namun lagi, Tao tidak sabar untuk segera bisa menjemput Luhan kembali kerumah.
Kapanpun mimpi terasa jauh, oh ingatlah sesuatu
Ku akan selalu, jadi sayap pelindungmu.......
🪁
KAMU SEDANG MEMBACA
Layangan Putus [Fan Fiction of Beauty and The Beast] (TaoHan)
Fiksi Penggemar16.04, Dirumah....... Lu........... masih ingat ucapan janji cinta kita di kereta api? Aku harap kau masih ingat, jikalau kau....ah sudahlah 😌 Aku masih memiliki barangmu dirumah yang mungkin aku masih memegangnya atau apa sajalah. Dan kau ingat ti...