Balik Kampung

1 0 0
                                    

Sedari kecil, sekolah, kuliah,  kerja, kamu tetap di kota yang sama. Karenanya, kamu ngk punya kampung halaman yang bisa dirindukan. Mudik itu bayanganmu macet, capek, pegel!

Sejak menikah, ada yang berubah. Kamu sering pulang kampung. Kampungnya istrimu. Jika ke sana, tugasmu tinggal tarik uang di ATM, ganti oli, beli oleh-oleh, nyetir.

Kampung istrimu ngk jauh amat, di kaki bukit. Bukitnya kelihatan dari loteng rumahmu. Persisnya di belakang bukit itu kampung istrimu.

Ke sana harus muter bukit dulu. Mendaki, belok-belok, menurun, berlubang. Tapi kalo udah nyampe di sana, betah lihat pohon-pohonnya, sejuk kolamnya, indah kebunnya, merdu suara ayam berkotek. Cuma istrimu yang merasakan itu semua.

Kamu? Kebagian rasa pegel-pegel aja. Seperti biasanya.

Buku HarianmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang