Perihal pagi ini yang terpikir oleh saya, kenapa saya
mesih saja merindukanmu? saat kau bahkan tak
menunjukan sikap merasakannya sedikitpun. Ya. Tidak
sedikitpun.
Rasanya, jika dipikir-pikir, jika mendengarkan ocehan
teman-teman saya tentang apa yang saya lakukan,
saya melakukan hal bodoh. Saya bodoh karena telah
merindukanmu sendiri, bodoh karena telah berharap
sendiri, padahal saya tau, kamu tak pernah sama
sekali mengharapkan saya. Bukankah begitu?!
Kali ini saya memilih mengabaikan ocehan teman-
teman saya. Saya memilih, menerima menjadi bodoh.
Ya. Terkadang memang harus seperti itu. Kadang, kita
memang harus bodoh, karena cinta bukan masalah
pintar, bukan masalah menang atau kalah, tapi cinta
adalah masalah hati. Dan hati saya masih memilihmu.
Hati saya masih saja menginginkanmu. Masih saja.
Kau tak perlu berkomentar apa-apa tentang yang saya
tulis. Cukup diam. Dan rasakan saja. Apa yang saya
rasakan. Jika kau tak merasakannya, tak apa, cukup
saya yang menikmatinya. Saya percaya, tak ada jatuh
cinta yang percuma. Tak ada perasaan yang terbuang
sia-sia.
Seperti pagi ini. Saya masih memilihmu untuk menjadi
seseorang yang saya nanti. Seseorang yang selalu
terselip dalam doa. Seseorang yang menjadi motivasi
saya. Andai kamu tau, saya sungguh ingin
bersamamu. Menjagamu. Mencintaimu. Mengutuhimu.
Seumur hidup saya.
Entah sampai kapan cinta akan terus menungguimu.
Tapi satu yang pasti. Hati selalu mendoaimu, agar kau
jatuh di hatiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
jikapun berganti biarlah hari jangan hati
Randombuku ini tercipta karna ada hati yang terabaikan, ada hati yang diduakan, ada rindu yang berakhir ngilu..