1. Little Hope

8 1 0
                                    

Kondisi Sarla sangat parah karena benturan pada kepalanya. Tangan dan kakinya pun terdapat luka yang cukup serius sehingga sulit untuk digerakkan. Ketika sampai di rumah sakit kesadaran Sarla terus menurun. Dokter terus memantau keadaannya hingga 3 hari tetapi kesadaran Sarla belum juga membaik.

Orang tua Sarla terjaga sepanjang malam, berharap bahwa anaknya tiba-tiba membuka mata dan menyapanya, tetapi harapan tersebut sepertinya harus dikubur dalam-dalam. Dokter menyatakan bahwa Sarla mengalami koma.

"Koma? Bagaimana nasib anak saya selanjutnya?" Diana menaikkan nadanya karena frustasi.

"Kami tidak bisa memastikan bagaimana kondisi selanjutnya, tetapi Sarla akan kami pantau keadaannya secara berkala setiap harinya. Kesempatan untuk kembali sadar masih ada, karena banyak sekali kasus koma setelah kecelakaan yang dapat pulih, tetapi kami tidak dapat menjanjikan hal tersebut," Dokter menjelaskan dengan nada tenang agar mama Sarla tidak panik. Sebenarnya kesempatan untuk kembali sadar sangat kecil, tetapi dokter berusaha untuk memberikan sedikit harapan kepada keluarga Sarla agar sedikit tenang.

Hari demi hari, bulan demi bulan berlalu. Sudah 8 bulan sejak Sarla dinyatakan koma.

"Tolong panggilkan wali pasien, cepat!" Dokter berteriak cukup keras.

Mendengar ucapan lantang dari sang Dokter, banyak perawat dan penunggu pasien yang melihat ke arah ruangan Sarla. Mereka berbondong-bondong untuk melihat apa yang sedang terjadi.

"Sarla, coba angkat jarimu," dokter berusaha menguji kemampuan motorik Sarla. Ajaib, Sarla dapat melakukannya sesuai dengan instruksi yang diberikan. Keadaan motorik Sarla cukup baik, tetapi masih dalam keadaan lemah.

Setelah mengetahui bahwa anaknya telah sadar dari koma, orang tua Sarla langsung berlari menuju ruangan Sarla yang sudah dikerubungi oleh para perawat, staf, dan pengunjung rumah sakit. Pemandangan yang mengharukan, pulihnya Sarla seperti takdir yang luar biasa. Orang tua Sarla langsung memeluk putri satu-satunya itu, dengan air mata yang terus turun bagaikan air terjun yang tiada habisnya. Mereka menggenggam tangan Sarla, dan dengan sekuat tenaga Sarla berhasil menggenggam balik tangan orang tuanya yang hangat. Sarla menitikkan air mata, ingatan Sarla seperti buram, tetapi ia bisa merasakan ketulusan dari keadaan tersebut.

Sarla telah bangkit dari komanya, keadaan tubuhnya sehat. Namun diperlukan pengawasan secara intensif dan pelatihan untuk kemampuan motorik dan verbalnya. Perawatan intensif Sarla berjalan selama 1 bulan penuh, setiap harinya ia memiliki jadwal untuk berlatih berjalan, berlatih menggenggam barang, dan berlatih berbicara. Tak lupa juga ia diwajibkan untuk mengkonsumsi buah-buahan serta sayuran yang sudah disediakan oleh rumah sakit. Nama Sarla dikenal oleh semua orang di rumah sakit, ketika Sarla berlatih berjalan di taman, banyak orang yang menyapa dan menanyakan bagaimana kabarnya. Ketika Sarla sedang duduk di ruangannya banyak orang keluar masuk untuk menjenguk Sarla. 

Dokter menyatakan bahwa Sarla kehilangan beberapa memorinya, sehingga perlu dilatih secara rutin untuk mengembalikan memorinya yang hilang. Setelah 1 bulan yang melelahkan akhirnya Sarla diperbolehkan untuk pulang.

"Sayang, kamu tunggu sebentar disini ya, mama mau bayar administrasi dulu," Mama Sarla melambaikan tangannya dan bergegas ke bagian administrasi.

Sambil menunggu, Sarla hanya memandang langit-langit ruangan. Ia berusaha memahami keadaannya saat ini. Ia bersyukur, tetapi juga bingung. Ia masih bisa mengingat orang tuanya, namanya, umurnya, dan dimana alamat rumahnya. Namun memori ketika ia bersama teman-temannya hilang entah kemana. Ia tidak ingat dimana ia dulu sekolah, hanya mengetahui bahwa seharusnya di umur 15 ini ia sudah masuk jenjang SMA.

Sekitar 10 menit sejak mamanya berpamitan, Papa Sarla datang menghampiri Sarla dan membantu Sarla untuk bersiap meninggalkan ruangan. Setelah Diana berhasil melakukan pembayaran, ia bersama Sarla dan suaminya menuju lobi. Orang tua Sarla menyiapkan kejutan untuk menyambut kepulangan Sarla dari rumah sakit. Lobi rumah sakit didekorasi dengan pita dan balon di sepanjang lobi juga dipasang karpet merah. Sarla seperti tuan putri sekarang. Disana juga ada kepala rumah sakit, dokter dan perawat yang merawat Sarla selama ini. Mereka bergiliran memberikan selamat dan menyiapkan kado kecil sebagai ungkapan rasa syukur atas sembuhnya Sarla.

Acara kecil yang disiapkan tersebut membuat Sarla tersentuh, ia tak henti-hentinya mengucap rasa syukur. Setelah itu mereka bertiga berangkat menuju rumah yang berlokasi di perumahan elit. Sesampainya di rumah, Sarla disambut oleh bibi dan para pekerja yang ada di rumahnya. Rumah Sarla sangat mewah, dan ukurannya cukup besar sehingga dibutuhkan bantuan banyak orang untuk mengurus rumah. Setelah penyambutan, Sarla bersama orang tuanya makan bersama setelah sekian lama. Biasanya setiap hari mereka bertiga selalu makan bersama, tetapi ketika Sarla di rumah sakit, meja ruang makan serasa tidak ada fungsinya. Orang tua Sarla selalu makan di rumah sakit sambil terus mengawasi Sarla.

Setelah ditinggal selama 8 bulan, akhirnya kamar Sarla dapat bertemu pemiliknya. Kamar Sarla bergaya klasik berwarna abu-abu. Interiornya sangat berkelas, barang-barangnya tersusun sangat rapi pada tempatnya. Sarla adalah orang yang perfeksionis jika soal tata ruangan. Di salah satu sudut ruangan terpasang beberapa foto, salah satunya dengan seorang laki-laki bertubuh tinggi dan ideal. Raut wajah mereka berdua terlihat bahagia, sepertinya itu adalah foto ketika acara pesta ulang tahun Sarla. Sarla memakai gaun cantik berwarna merah selutut. Dan laki-laki tersebut memakai kemeja putih dengan jas warna coklat yang ia sampirkan di lengan tangannya.

"Gue bahagia banget kayaknya, tapi dia siapa?" Sarla bertanya-tanya sambil terus memandangi foto lain yang terpasang disana. Banyak sekali wajah laki-laki tersebut. Dari yang memakai pakaian formal hingga kasual.

Setelah puas memandangi foto-foto tersebut, Sarla berjalan menuju meja belajarnya, di sana ia menemukan bingkisan kado dengan post-it bertuliskan "happy graduation Sarla"

"Ini dari siapa?"

Aksara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang