2. New Life

1 1 0
                                    

“Gue belum siap liat isinya, simpan di lemari dulu aja deh,” Sarla hanya melewati kado tersebut tanpa melihat isinya. Jujur saja hatinya antara siap dan tidak siap untuk memulai hidupnya kembali, kesempatan yang diberikan ini membuatnya senang sekaligus merasa bersalah karena telah melupakan kenangan-kenangan bersama beberapa orang terdekatnya.

Keesokan harinya, Diana membawa Sarla mengunjungi beberapa sekolah, tujuannya untuk mendaftar. Mengingat dalam waktu dekat tahun ajaran baru akan dimulai dan Sarla harus secepatnya mengejar ketertinggalan karena koma yang dialaminya. Secara terpaksa Sarla harus mundur satu tingkat dari teman-temannya. Diana membawa Sarla untuk berkeliling, ia memberi kelonggaran kepada Sarla untuk memilih sekolah mana yang ia suka. Setelah 5 sekolah tuntas dikunjungi, hati Sarla terkunci pada satu sekolah bernama “Zarvard Senior High School”

Tentu saja kelima sekolah tadi merupakan sekolah golongan elit. Zarvard merupakan sekolah yang menonjol soal akademiknya, fasilitasnya super lengkap dengan tenaga pengajar yang memiliki kualitas terbaik. Memang Zarvard bukanlah sekolah yang paling mewah diantara kelima sekolah yang menjadi pilihan, tetapi jika dilihat dari kualitas maka Zarvard merupakan salah satu yang terbaik.

Meskipun Sarla tipe anak yang sering menghabiskan waktunya untuk bermain dan berpesta, ia tidak kalah soal bidang akademik. Ia beberapa kali dinobatkan sebagai pelajar teladan karena nilainya yang terbaik dalam satu angkatan. Mendengar bahwa dirinya adalah anak yang tergolong pintar, Sarla selalu merapalkan doa agar kecerdasannya tidak hilang karena kecelakaannya.

Tak terasa setelah sekian lama menunggu akhirnya Sarla memulai kehidupan sekolahnya kembali. Dengan seragam barunya yang terlihat rapi dan gaya rambut dikuncir kuda dengan poni di atas alis, Sarla dengan percaya diri memasuki gerbang sekolah. Sesuai dugaan mama dan papa Sarla tadi malam bahwa setiap mata akan tertuju padanya di hari pertama memasuki sekolah, ucapan tersebut benar-benar terjadi.

Besok pasti gadis Papa yang satu ini jadi pusat perhatian”

“Jadi ingat waktu Sarla awal masuk SMP dulu, bahkan abang-abang jual cilok di depan sekolah sampai terus memperhatikan Sarla ketika masuk gerbang”

Kira-kira begitulah prediksi orang tua Sarla tentang hari pertama Sarla masuk sekolah.
Di Zarvard ospek tidak dilakukan seperti sekolah pada umumnya, jika biasanya murid baru dipermalukan dengan dandanan yang aneh-aneh dan diberi instruksi untuk membawa barang dengan nama yang disamarkan, di Zarvard ospek dilakukan dengan unjuk bakat. Masing-masing siswa diberikan kesempatan untuk memilih bidang yang mereka kuasai dan kemudian akan dikategorikan untuk membentuk sebuah tim. Tentunya Sarla memilih untuk bernyanyi. Bisa dibilang Sarla memiliki suara yang cukup adem untuk didengar, ia juga terbiasa untuk mengcover lagu-lagu yang sedang hits saat itu.

Ospek dilakukan pada hari sabtu seusai sekolah. Acara unjuk bakat ini dihadiri oleh semua angkatan. Di  lapangan Indoor sudah berdiri sebuah panggung yang cukup megah. Sarla dengan dress panjang berwarna hitam dan jaket crop top jeans terlihat bersinar ketika di atas panggung. Kali ini rambutnya diurai, rambut Sarla yang bergelombang di bagian ujung rambutnya membuatnya semakin menarik untuk dilihat. Lagu yang dibawakannya saat itu berjudul “to make you feel my love” yang di cover oleh Adele. Sarla merupakan penggemar berat Adele, teknik bernyanyi yang ia gunakan terinspirasi dari idolanya tersebut. Sarla mengingat bahwa ia sering memutar lagu ini di kamarnya, saking seringnya diputar hingga liriknya berada di luar kepala. Penampilan Sarla membuat banyak orang tersentuh, suara Sarla menjadi perbincangan siswa di sana. Selain cantik Sarla juga berbakat. Keluarganya sering menyebut bahwa Sarla adalah anak tunggal paket lengkap.

Di salah satu barisan belakang ada seorang laki-laki yang memandangi Sarla tanpa jenuh, ia memperhatikan Sarla dari ujung rambut hingga ujung kaki. Ketika Sarla tersenyum, secara spontan lelaki ini juga ikut tersenyum. Dengan kedua bola matanya ia telah menangkap sosok terindah dalam hiudpnya. Segera setelah ia menyadari bahwa ia terlalu memperhatikan Sarla, ia langsung memalingkan wajahnya.

Setelah pelaksanaan ospek selesai, kegiatan pembelajaran berjalan seperti biasanya. Saat ini Sarla berada di kelas X-2. Ketika bel istirahat berbunyi Sarla secara tidak sengaja melihat ada siswa yang memandang dari balik jendela. Ia tidak terlalu peduli tentang hal itu, yang ada dalam pikirannya saat ini adalah mungkin saja pria itu sedang menunggu temannya untuk makan bersama di kantin.

Ketika pulang sekolah teman sebangku Sarla, yaitu Caca membisikkan sesuatu.
“La, anak itu dari kemarin ngeliatin Lo,” Caca memajukan dagunya untuk menunjuk pria tersebut.

“tau dari mana? Kan di sini ada banyak anak, bisa aja bukan ngeliat Gue,” Sarla berusaha mendatarkan nadanya. Sebenarnya yang Caca maksud adalah lelaki yang tadi siang memandang dari balik jendela kelasnya.

“Kemarin waktu Lo ke perpustakaan, Gue liat dia ngeliatin Lo dari ujung sini sampai ujung sini nih,” Caca menjelaskan dengan memperagakan gerakan mata menggunakan jarinya.

Sarla hanya membeku, ia sudah terbiasa untuk menjadi pusat perhatian bagi orang lain, tetapi saat ini rasanya canggung. Setelah ia sampai di rumahnya, ia langsung menjatuhkan dirinya di gumpalan kapuk yang empuk. Rasanya lelah sekali, ia belum terbiasa untuk melakukan aktivitas. Dapat dimaklumi, karena ia pernah selama delapan bulan hanya terbaring diambang hidup dan mati. Sambil merebahkan dirinya di kasur, Sarla melihat kembali foto-foto yang terpasang di sisi dinding kamarnya. Sarla bersama laki-laki yang wajahnya tampak tidak asing. Ia bergumam sambil mencoba mengingat-ingat dimana ia pernah meilhat wajah lelaki tersebut. Dan tiba-tiba ia terkejut, posisi rebahannya pun berubah menjadi posisi duduk terkesiap, matanya membelalak tidak percaya.

“Dia yang selama ini ngeliatin Gue secara diam-diam kan?”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aksara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang