TEN

1.3K 100 17
                                    


















Sebelum baca chap ini, ada baiknya baca chap sebelumnya lagi okay? Ngogheyy!
Biar gak lupa gitu 😁







Setelah mendengar pemberitaan ditelevisi, semua member langsung bergegas mendatangi rumah sakit terdekat disana, yang di yakini tempat jenazah Hyuck dilarikan.
Liyu dan Nuy juga ikut serta.

Sesampainya dirumah sakit, Taeyong selaku leader menemui kepala rumah sakit, ia mengaku sebagai pihak keluarga korban dan memohon agar autopsi pada jenazah tidak perlu dilakukan karena itu akan memakan waktu yang cukup lama.

Taeyong juga meminta agar jenazah Hyuck secepatnya dikemaskan dan dipindahkan ke rumah duka Grand Central Funeral Park yang ada disana untuk disemayamkan sebelum di kremasi. Ia percayakan semuanya pada pihak rumah sakit dan akan membayar berapapun biayanya nanti.

Pihak rumah sakit hanya bisa mengiyakan dan menghargai keputusan pihak keluarga. Mereka melakukan apa yang diperintahkan.

"Tuan Taeyong, apakah pihak keluarga ingin melihat wajah korban sebelum peti akan di baut?" tanya kepala dokter yang menangani.

"Saya rasa tidak perlu sajangnim. Kami tak sanggup melihat wajahnya, dan jika kami melihatnya itu akan semakin menambah duka yang mendalam bagi kami!"

"Baiklah!"

Memang, sedari datang tadi pun, tak ada satupun dari mereka yang berani melihat jenazah Hyuck. Mereka tak akan sanggup!

"Sajangnim, saya mohon, simpan rahasia besar ini! Jangan sampai publik mengetahui jika korban adalah istri saya!" Taeyong menggenggam tangan dokter tadi.

Dokter itu tersenyum ramah. "Saya mengerti tuan Taeyong, anda tenang saja. Saya pergi dulu!" dokter itu kemudian menepuk pundak Taeyong dan meninggalkannya.

Taeyong menghela nafas dan memejamkan matanya. Ia menyender pada dinding. "Tuhan sungguh tak adil!" gumamnya.

Saat Taeyong dilanda frustasi, tak berapa lama seorang perawat menghampirinya.

"Tuan, jenazah sudah siap. Apakah beberapa anggota keluarga bersedia mengangkat petinya untuk dipindahkan kedalam mobil?"

"Ahh baiklah. Kita bersedia dan akan segera menyusul kesana!"

Perawat itu kembali ke ruang jenazah, sementara Taeyong berlari menghampiri yang lain di loby rumah sakit.

"Johnny hyung, Jaehyun, dan Yuta ikut aku ke ruang jenazah. Hyuck telah selesai dikemas dan akan dipindahkan kerumah duka. Kita yang akan mengangkat petinya!"

Yang di sebut mengangguk tanda setuju.

"Aku ingin bertemu eomma~" Nuy berdiri dan menahan Tangan Taeyong yang akan pergi. Wajahnya sudah sangat basah oleh airmata. Isakan-isakan juga masih terdengar nyaring.

"Sayang, semuanya juga ingin sekali bertemu eomma, tapi tidak bisa, pihak rumah sakit sudah membaut petinya. Mianhae appa tak sempat meminta pihak rumah sakit untuk menunggu kita dulu~" bohong Taeyong.

Karena pada dasarnya Nuy yang tidak mengerti apa-apa, ia hanya mengangguk saja dan kembali duduk di pangkuan Ten. Ten kembali menenangkan Nuy yang terus terisak memanggil eommanya.

Hati Taeyong begitu pilu melihat pemandangan tersebut. Terlebih melihat Mark yang begitu terpukul.

Taeyong mencari keberadaan Liyu, dan ternyata Liyu lebih memilih duduk menyendiri dengan wajah menunduk. Jauh dari rombongan.

"Jungwoo-ya, kau hampiri Liyu disana dan bujuk dia. Aku tau dia sangat terpukul dengan ini semua! Tenangkan hatinya!" Taeyong menunduk dan berbisik pada Jungwoo yang berada didekatnya.

(BABY) BITCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang