(2)

63 4 1
                                    

"Jadi karna kita ini salah satu sekolah terbesar dan sekolah yang menghasilkan banyak bibit bibit murid hebat... Jadi kita harus mengadakan ujian untuk beberapa hari"

"Emm.. kan belum akhir taun"

"Aku tau. Sebab itu ujian ini tidak di haruskan. Hanya beberapa murid yang akan di ikutkan dan nama nama nya adalah.."

.
.
.

"Di luar ujan nya deras banget woi. Bismilah bu ei kaga datang" yoimiya berdoa. Dia belum menyiapkan tugas matematika nya karna lupa. Atau lebih tepat nya keasikan push rank.

"Yoi, lu lupa kalo guru mm kebal banjir, tsunami,kebakaran sama kiamat" jawab Thoma sambil bermain kelereng bersama childe kembarannya. Kata orang.

"Ya maka nya doain!!"

"Dih janganlah, masa baru kali ini tugas gw selesai, bu ei malah kaga datang. Sia sia dong gw kerjain" saut kaeya tidak mau kalo bu ei absen. "Kalo di kerjai sendiri bolehlah, ini minta sama jean" diluc langsung memberikan kebenaran. Sedangkan jean cuma tersenyum kikuk.

"Bacot lu yang penting selesai"

Kilat tiba tiba menyambar dengan suara yang kuat. Dan entah kenapa lampu langsung padam bersamaan dengan kilat itu. Bukan hanya itu, bersamaan dengan kilat itu, pintu kelas pun dibuka.

"Selamat pagi"

Kelas yang gelap belum bisa melihat siapa yang datang. Tapi setelah mendengar sapaan itu mereka langsung tau siapa itu.

"Doa lu kaga manjur yoi"

"Kebanyaan dosa si lu"

"Dih cangkem mu!"

"Selamat pagi bu.." yang menjawab hanya diluc dan sara sedangkan yang lain hanya diam.

"Untuk pr-"

"Buk ibuk udah makan blom? Tadi saya ada bawa buttersweet by kang venti, mau tidak buk?" Tartaglia berusaha membuat buk ei tidak membahas tentang pr. Biasa langganan kena setrum bu ei.

"Pr mu tidak selesai?"

"Bu bukan bu itu-"

"Tidak usah basa basi maju cepat yang tidak selesai"

Dan hampir setengah kelas maju di depan. Yang tersisa hanya lah diluc,ayaka,jean,kaeya,sara,sucrose dan thoma.

"Lalu ada yang mau saya ucapkan. Itto kaki mu yang di angkat bukan tangan mu!"

Itto cepat cepat memperbaiki gaya tubuh nya. Dia sudah trauma kena setrum.

"Lalu, saya mau mengumumkan kalau sekolah kita akan mengadakan ujian.."

"Ha kok ujian buk? Kan bru ma-"

"Iya saya tau kamu tidak usah protes dulu kaeya!"

Kaeya langsung bungkam.

"Sebab itu ibu ninguang mengatakan bahwa yang mengikuti ujian ini hanya beberapa orang. Dan saya akan sebutkan!"

Beberapa murid berdoa agar diri nya tidak tersebut. Dan ada juga yang berharap nama nya di sebut. Secuil.

"Dengarkan baik baik. diluc, ayaka, yanfei,tartaglia, dan yang terakhir adalah lumine"

Yang berharap nama nya tidak di sebut langsung bersyukur. Tartaglia yang tidak ingin hari hari nya di penuhi dengan buku, tapi dia di pilih hanya bisa menunjukan wajah masam nya.

"Cieh masuk ni nama nya" ucap hu tao menyengol pundak nya. "Gw kaga mau..." Tapi apa mau buat, tartaglia tidak bisa menolak. "Tpi ambil positif nya, kan sama lumine" ucap thoma mencoba menghibur. "Hah... Apa guna nya cuk, udahlah lumine dingin banget, ini makin dingin la mau nangis gw thoma hiks" dengan wajah di buat buat dia memeluk thoma.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Skolah Elit Itu Apaan Si (Genshin Impact)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang