──────────
Surya tengah memancarkan cahaya kebanggaannya, awan putih menyambut pagi hari di ibukota Jakarta, hiruk pikuk akan insan yang memulai hari terdengar jelas, bunga bunga pinggir jalan bergerak lunglai terkena terpaan angin sejuk.
Kaki kaki menapak tanah kering yang tak terlalu tinggi, transportasi mulai berlalu lalang mengantarkan para insan ke tempat tujuannya, juga seorang perempuan yang tengah memekik tak terlalu keras
"tinggal lima belas menit lagi!" pekiknya yang menerobos kerumunan orang-orang kota, dirinya terus berlari sampai halte bis.
Bis berhenti tepat saat waktu berkurang 5 menit, perempuan itu menghela nafas pelan "yaa semoga aja nanti gak macet" cicitnya begitu ia duduk.
Kini, tepat setelah bis berhenti di halte tujuannya, deru nafasnya terdengar sangat keras, ya karena ia berlari dari halte, gerbang sekolahnya yang hampir tertutup sampai ke lorong kelasnya, "gak papa, lumayan lah bisa lari-lari selain dihari minggu"
Tok tok
ia mengetuk pintu kelas yang seluruh siswanya tengah serius memperhatikan papan tulis, "Assalamu'alaikum bu" ujarnya pelan
"Wa'alaikumsalam, siswi baru ya?" Ia mengangguk, "silahkan nak masuk!"
"Ya, silahkan perkenalannya!" titah sang guru kepada dirinya, ia hanya bisa mengangguk patuh kembali
"perkenalkan nama saya Nala Ainun Anjani Mustika, saya bersekolah disini karena ada suatu yang mengharuskannya, maaf kalau perkenalan dari saya terlalu singkat, semoga bisa berteman dengan kalian semua" ujarnya dengan senyuman manis di akhir perkenalan
"Baik, silahkan nak Nala, duduk di tempat yang telah disediakan!" setelah bercium tangan dengan sang guru, ia dengan segera duduk di tempatnya
"Jani?!!" Nala yang baru duduk terkejut bukan main, sama seperti lawan bicaranya
"loh! Mia?!" kedua insan yang baru menyadari pertemuan yang tidak disangka langsung memeluk satu sama lain, "gak nyangka banget ketemu disini!!" pekik Nala
"sama ih! sumpah kangen banget sama kamu Janii. Kita lost contact dari seminggu habis perpisahan kan ya?" Nala mengangguk cepat, "ck, parah bangeeet sih"
"hehe, maaf maaf, soalnya habis perpisahan itu, aku rekreasi dan hape-ku hilang" ujar Nala sembari mengeluarkan tempat pensilnya
"santai aja, kan sekarang udah ketemu lagii" Nala mengangguk cepat, senyuman manis juga terbit di wajahnya
Tiba tiba, seorang siswa dengan nafas yang terengah-engah juga tangannya yang membawa setumpuk buku datang, "ini bu, bukunya" ujarnya
"aduh, nak Juna ngapain pakai lari lari segala? sekedar ambil buku gak usah pakai lari lari" Ia hanya tersenyum, mata serta bibirnya dengan sempurna membentuk senyuman bulan sabit
"iya bu" tangannya sembari meletakkan tumpukan buku diatas meja guru, dan setelah mendapatkan ucapan terima kasih, ia segera pergi ke tempat duduknya. Tapi, netranya menatap Nala dengan penuh tanda tanya
Tepat, tempat duduknya berada di depan Nala, ia masih terus menatapnya. Nala yang merasa ada yang memperhatikannya segera mengalihkan pandangan dari buku paket. Netra mereka bertemu, "murid baru?" tanyanya begitu ia duduk
KAMU SEDANG MEMBACA
Kanvas untuk Baskara
Diversos"Terlalu cepat berlalu menjadi harapan sebagian orang, dan aku tidak ada di sebagian orang yang mengharapkan itu. Ku torehkan warna diatas kanvas, di peruntukkan kepada Baskara juga semestanya" . . . Perihal Bentala yang merindukan sang Rawi, namun...