Kuroo Tetsurou, Haikyuu!!! © Haruichi Furudate
wabi-sabi's Plot Story © SwanrovstteSwansCollab first Event: wabi-sabi
Note: Ini hanya sebuah fiksi yang diketikkan untuk projek dan asupan pribadi, tidak mengambil keuntungan apapun selain memberi asupan pada pembaca. Untuk disclaimer telah tertera jelas di atas.
Enjoy, Lady!
---
Katanya, kalau orang yang jatuh cinta, biasanya niat. Bangun pagi saja bisa, tetapi tidak berlaku untuk kegiatan seperti: kerja dan kuliah.
Bukti nyata? Kuroo Tetsurou. Lelaki ini sudah ke sekian kalinya kepala hampir jatuh menabrak meja. Akibat dirinya tidur terlalu pagi (iya, pagi), rasa kantuk benar tidak dapat dihilangkan. Hanya tidur sekitar empat jam, kemudian langsung bangun dan bersiap-siap agar dapat menuju ke kampus. Hari ini, dia berjanji akan menjemput pujaan hati ke kampus untuk mengikuti kegiatan ibadah sebagai anggota UKM Buddha.
Lalu, kenapa dia tidak tidur lebih cepat? Alasannya adalah karena semalam dia ke vihara yang didatangi sang pujaan setiap Sabtu, beralibi dapat bertemu dengan sosok indah itu. Setelah pulang dari sana, dia kebut mengerjakan tugas kuliah agar hari ini dapat menghabiskan waktu lebih banyak dengan gadis itu. Perjuangan yang bisa dikatakan cukup nekat. Tetapi kapan doi bisa menoleh, ya?
Huhu, ada saatnya doi gak membalas ya.
"Kak, makan?"
Tetsurou menoleh, dia langsung menangkap sosok gadis bermahkota [hair colour]. Iya, doi yang lagi dikejar, [Name]. Mata Tetsurou tertuju pada kotak nasi di genggaman sang gadis, memutuskan untuk menerima dan geser agar sang gadis dapat duduk di sampingnya untuk menyantap makanan. "Sini, sini, makan bareng," ajak Tetsurou.
Yang diajak menaikan sebelah alis dan duduk. Entah sejak kapan, kecanggungan di antara mereka sudah tidak lagi ada. Justru hanya ada rasa nyaman dan aman ketika bersama. Setidaknya, itu menurut [Name]. Dia adalah sosok introvert yang nolep dan dicarry oleh ekstrovert seperti Tetsurou. "Kakak tidur pagi lagi?" tanya [Name], membuka kotak nasi.
"Kamu kan bilang jangan tidur kemalaman, jadi aku tidur pagi," canda Tetsurou sembari buka kotak nasi. Dia menaruh pandang ke [Name], lama. Kepala terlintas dengan beberapa pertanyaan yang ingin dia tanyakan pada gadis ini.
[Name] menelan makanannya, kemudian membuka suara, "Kak, itu Kakak ketua pacaran sama sekretarisnya ya?" Nafsu gosip sangat kental ya, bun.
Tetsurou tidak langsung menjawab. Dia mengunyah makanan di dalam mulutnya, menaruh pandang pada orang bersangkutan, mengangguk. Lantas, dia terdorong untuk melemparkan pertanyaan pada [Name]. "[Name]," panggilnya, lembut.
[Name] menoleh dan menaikan sebelah alisnya sebagai respon.
"Menurutmu, kita bagaimana?" Pertanyaan yang menuju inti tetapi masih tersembunyi oleh inti. Sudah lama lelaki itu ingin bertanya mengenai pendapat [Name] untuk kepastian hubungan mereka. Sudah setahun lamanya Tetsurou menaruh ketertarikan dan beralih menjadi rasa suka. Tentu saja, dia tidak ingin hubungan ini hanya sekadar kakak tingkat dan adik tingkat. Dia, ingin lebih.
Toh, orang tua bahkan sudah mendukung hubungan, kenapa harus undur lagi?
"Gimana apanya ya, Kak?" tanya [Name], lanjut mengunyah makanannya dan mengalihkan pandangan dari tatapan Tetsurou. Bukan tidak peka, dia tidak ingin peka saat ini. Ya ... dia malu. Tetapi, di satu sisi rasa bersalahnya muncul di dalam hati. Tidak seharusnya dia menggantungi lelaki ini, karena dia sendiri tidak membentu Tetsurou.
Genggaman pada sendok mengerat, Tetsurou menahan napas sejenak. Kentara mempertanyakan apakah kode belum cukup jelas. Ketika dia mencoba merespon kembali, sang pujaan hati memotong pembicaraannya.
"Aku ngga benci Kak Kuroo, sih. Tapi aku juga rasa belum bisa mengambil hubungan itu lebih cepat. Maksudku, mungkin kita masih bisa menuju tahap yang lebih dekat tapi bukan pacaran. Karena pacaran itu butuh waktu, kepercayaan, jadi aku ingin lebih mengenal sebelum ke tahap itu."
Tercengang. PDKT ada sistem janjiannya, ya?
---
Batam, 11 Januari 2022
---
KAMU SEDANG MEMBACA
wabi-sabi | Kuroo Tetsurou
FanfictionThe story of my life; nothing lasts, nothing is finished, nothing is perfect, but you complement the nothingness itself. . Berawal dari keasingan dan ketidaktahuan. Dua insan berbeda gender tanpa sadar terjalin benang merah. Di bawah cakrawala, mere...