09

1.1K 211 5
                                    

❝Bakat aktingnya menurun dariku❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❝Bakat aktingnya menurun dariku❞



·̩̩̥͙**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚  ˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*·̩̩̥͙






Marco benar-benar lupa ingatan. Dia tidak mengingat teman-temannya, bahkan Jean. Namun dia masih mengingat jika dia adalah kadet yang lulus dengan nilai terbaik sehingga menduduki peringkat sepuluh.

Dia juga memutuskan untuk memasuki divisi Garisson, tidak divisi Polisi Militer ataupun Pasukan Kebebasan.

Semua itu karena Hel yang tanpa sengaja menyuntikkan obat pencuci otak yang dia curi dari rumah Namara dalam jumlah yang cukup banyak. Padahal dia hanya berencana untuk membuat Marco melupakan hal yang dikatakan oleh Reiner dan yang lainnya.

Yang menemukan Marco adalah senior mereka. Menurut penjelasan senior itu, Marco ditemukan di dalam sebuah rumah dengan kondisi kepala yang sudah diperban, dan tatapannya yang kosong, seperti tubuh yang tak berjiwa.

Xeline merasa lega karena Marco masih hidup, juga karena dia lupa ingatan sehingga Reiner, Bertholdt, maupun Annie tidak mempunyai alasan lagi untuk membunuhnya. Terlebih jika Marco memasuki Garisson bersama dengannya, Xeline bisa menjaganya jikalau trio impostor itu tetap memutuskan untuk membunuh Marco.

"Sosok yang memiliki surai blonde dan mengenakan topeng itu kau?"

"Ya."

"Kenapa kau menyerang Jean?"

PLAK!!!

Mata Xeline membola, tidak percaya jika dia baru saja menampar pipi Hel dengan cukup kencang. Pipi sahabatnya itu memerah karena tamparannya, bahkan mukanya sampai berpaling ke arah kanan karena kerasnya tamparan itu.

Melihat tatapan dingin yang diberikan oleh Hel, Xeline menjadi panik, dia berusaha lepas dari Hel yang menahan tubuhnya.

"H-Hel! Aku tidak sengaja!"

"Semoga tulangmu patah."

KRAK!

Xeline meringis kesakitan saat Hel dengan tidak berperasaan membanting tubuhnya dengan kencang ke tanah. Bahkan bahunya sampai retak, terdengar jelas dari bunyi yang nyaring itu.

Hel menyeringai, puas karena meretakkan tulang Xeline, meski dia berharap lebih, seperti seluruh tulang Xeline patah misalnya.

Mereka sedang berlatih duel, tepatnya Hel memaksa Xeline untuk lebih menguasai pertarungan satu lawan satu. Dalam wujud Titannya, Xeline harus sangat menguasai hal itu.

αcαтαℓєρѕч [AOT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang