4

354 72 8
                                    

Seungwan benar-benar mengantarkan Joohyun sampai ke kamarnya, dia bahkan tidak mengerti kenapa dia melakukan ini.

"sudah ya, aku pergi" ucap Seungwan yang kemudian keluar dari kamar Joohyun.

"hey, sekali lagi terima kasih ya!" ucap Joohyun berteriak ketika Seungwan sudah berjalan di lorong.

Seungwan turun ke lobby dan dia masih melihat pria itu duduk di sana, terlihat pria tersebut berdiri dan berjalan ke arahnya.

"kalian berbohong 'kan?" tanya pria itu pada Seungwan.

"berbohong? Tentang apa?" Seungwan balik bertanya.

"hubunganmu dengan Joohyun, kalian tidak mungkin berpacaran" ucap pria itu.

Seungwan terdiam, jika dia mengakui kebohongannya maka wanita bernama Joohyun ini akan terus diteror. Dia tidak tahu apa-apa dan kenapa bisa terlibat dalam hubungan orang lain, tapi sejak Joohyun menghampirinya maka bisa dikatakan dia sudah terlibat.

"aku rasa itu bukan urusanmu. Lagi pula, kamu sudah mengganggu ketenangan orang lain dan aku bisa saja melaporkanmu pada polisi" ucap Seungwan.

"coba saja kalau berani! Aku tahu kamu hanya diminta oleh Joohyun untuk membohongiku" sahut pria itu.

Seungwan hanya diam menatap pria yang sejak bertemu dengannya sudah membuat kesal, tanpa berkata dia kemudian kembali masuk ke dalam lift.

=========

"tok...tok...tok..." Seungwan mengetuk pintu kamar Joohyun.

"siapa?" suara Joohyun terdengar dari dalam kamar.

"aku" ucap Seungwan.

Pintu kemudian dibuka, Seungwan langsung masuk ke dalam kamar Joohyun.

"ada apa? Ada yang tertinggal?" tanya Joohyun bingung melihat Seungwan kembali.

"penggemarmu masih ada di lobby, aku tidak bisa pergi karena dia percaya kamu telah berbohong padanya" jawab Seungwan.

Joohyun menghela nafas panjang, dia tidak menyangka keadaannya akan menjadi serumit ini. Dia melihat Seungwan yang terlihat lelah dan tentu saja dia merasa bersalah karena sudah melibatkan orang asing yang tidak dia kenal.

"duduklah, mau minum apa?" tanya Joohyun sembari berjalan menuju kulkas.

"apa saja asal jangan susu" jawab Seungwan.

"kenapa? Kamu marah karena aku meminta susumu?" tanya Joohyun.

"tidak, aku memang tidak suka susu" jawab Seungwan.

"lalu kenapa di kantung tasmu ada susu?" tanya Joohyun lagi dan membuat Seungwan langsung menatap wajah wanita itu.

"nona, kenapa kita harus membahas tentang susu?" tanya Seungwan kesal.

"baiklah, aku minta maaf" ucap Joohyun kemudian menaruh sekaleng kopi di meja di mana Seungwan duduk.

Seungwan langsung membuka kaleng kopi tersebut dan meneguknya, saat ini yang dipikirkannya adalah ingin kembali ke hotel tapi dia malah terjebak bersama orang asing.

"pria itu, dia pasti akan pergi 'kan nanti?" tanya Seungwan.

"tidak, dia juga menginap di sini" jawab Joohyun.

Seungwan tercengang dan semakin tidak mengerti akan situasi ini.

"kalian tinggal bersama di sini?" tanya Seungwan.

"tidak, dia mengikutiku menginap di hotel ini sejak kemarin" jawab Joohyun.

"kenapa kamu tidak pergi saja?" tanya Seungwan lagi.

"bagaimana aku bisa pergi? kamu lihat sendiri 'kan kalau dia terus mengikutiku?" sahut Joohyun.

"maka dari itu kamu menggandeng sembarang orang di stasiun agar dia beranggapan kamu sudah memiliki kekasih?" pertanyaan Seungwan tidak ada habisnya.

"iya, berharapnya dia berhenti mengikutiku tapi ternyata dia malah tidak percaya. Ah bodoh sekali!" ucap Joohyun kesal.

"ck, dan sekarang aku jadi terjebak di sini!" ucap Seungwan kesal.

"kamu tidak ikhlas membantuku?" tanya Joohyun.

"kenapa harus aku? Begitu banyak orang lain di stasiun tapi kenapa aku?" tanya Seungwan.

"entahlah, saat itu aku hanya melihatmu jadi mau tidak mau ya kamu" jawab Joohyun.

Seungwan terdiam mencoba untuk menahan kekesalannya dan memikirkan bagaimana caranya dia keluar dari hotel ini.

Seungwan terdiam mencoba untuk menahan kekesalannya dan memikirkan bagaimana caranya dia keluar dari hotel ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AftertasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang