SATU

26 8 0
                                    

Bab 1
Hujan


Sebuah buku tebal berwarna merah maroon itu dibuka.Di dalamnya terdapat banyak coretan tulisan tangan,milik seorang gadis remaja yang bernama Rain.Saat ini dia sedang menorehkan tinta di atas buku tersebut.Kata kata yang sudah dia rangkai perlahan ditulis.Di dalamnya mengandung banyak makna yang tersirat.

Rain sedang berada di dalam kelas,menjalani kehidupannya yang hanya ditemani oleh sepi.Tangannya menulis sebuah kata di dalam buku tebalnya,sambil merasakan suasana saat ini.

Sepi selalu ada untukku.Hadir di setiap saat.Membawa rasa tenang dan damai.

Mungkinkah hanya kamu yang selalu ada untukku?.Ya,sepertinya begitu.Kenyataannya,tidak ada yang mau menemaniku di setiap detikku.Hanya sepilah yang selalu ada.

Rain Arfisya

Rain menutup bukunya.Buku yang selalu ada untuknya,setelah sepi.Selalu mejadi teman curhat,jika dia memiliki cerita.Dia tidak punya teman.Setiap harinya yang dia rasakan hanya sepi.Dan di saat itu juga dia menceritakan suasana yang dia alami di buku tebalnya.

Rain menatap buku tebal berwarna merah maroon miliknya sesaat,lalu mengedarkan pandangannya melihat seisi kelas.Seperti biasa,kelas sudah sepi.Semua siswa sudah berpindah ke kantin untuk mengisi perut mereka masing masing.Rain hanya memilih untuk tetap di kelas.

Saat istirahat,dia hanya mengabiskan waktunya di dalam kelas.Menulis kegiatan kegiatan setiap harinya di buku tebal miliknya.

Pada kenyataannya.Di rumah maupun di sekolah sama saja.Sama sama sepi.Tidak ada satu orang pun yang selalu menemaninnya.

Rain menghela nafas beratnya.Dia melihat seisi kelas lagi,namun tetap sama.Masih sepi.Tidak ada satu orang pun yang ada di dalam kelas.Hanya dirinya seorang.

Perlahan tangan Rain meraih buku tebalnya dan meletakkan di dalam ransel.Lalu mencari sesuatu yang ada di dalam ranselnya.

Sesaat kemudian dia menemukan apa yang dia cari.Sebuah novel.Perlahan dia membuka novel tersebut.Namun,belum sempat membaca satu kata di dalam novel itu.Suara teman temannya memasuki kelas dengan wajah di tekuk juga gerutuan di sepanjang jalan,terdengar sangat berisik.Membuat Rain mengurungkan niatnya dan menutup bukunya kembali.

"Kenapa masuk coba?".

"Iya nih,jam masuk masih lama, padahal istirahat masih ada enam menitan"

"Ck,gatau.Kesel gue".

"Gue juga!".

Kira kira begitulah suara gerutuan itu terdengar memenuhi gendang telinga Rain.Rain sampai menipiskan bibirnya karena kesal.Ingin sekali dia menyumpal mulut mereka satu persatu dengan kaos kaki,agar tidak berisik.Namun itu tidak mungkin.

Sampai pada akhirnya bu Fikri yang mengajar kimia masuk ke dalam kelas dan melenyapkan suara gerutuan itu."Selamat siang anak anak".

"Selamat siang bu".Jawab semua murid bebarengan.

Bu Fikri menghela nafas sesaat.Sebelum dirinya kembali berbicara.

"Saya kesini mau ngasih tau.Nanti saat setelah jam istirahat,kalian kerjakan soal ini.Kalau sudah selesai kalian letakkan di meja saya di kantor.Batas waktu,jam dua belas lebih empat puluh menit".Bu Fikri menjelaskan tentang tujuannya datang kekelas 11 ipa 1,sembari meletakkan setumpuk kertas yang berisi soal soal tersebut di atas meja guru.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rain StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang