2

90 20 0
                                    



Taeil masih sibuk dengan pekerjaannya padahal waktu sudah menunjukkan pukul 12:00 tandanya makan siang telah tiba. Tapi dia tetap tidak perduli akan apapun. Sampai sang asisten memasuki ruangannya.

"Maaf Presdir. Apa kau ingin makan sesuatu? Atau saya pesankan sesuatu?" Ucap moonbin.

"Tidak perlu. Kau tolong buatkan saya segelas kopi saja." Ucap taeil.

"Tapi Anda sudah minum tiga gelas sejak tadi Presdir." Ucap moonbin yang takut nanti atasannya malah sakit karena terlalu banyak memakan kafein dari kopi.

"Lalu? Apa masalahnya? Suruh Joy membuatnya sekarang." Ucap taeil datar dan moonbin langsung membungkuk untuk menyuruh Joy membuatkan kopi untuk taeil.

Saat keluar dari ruangan itu, moonbinpun berjalan dengan lemas ke hadapan Joy yang mejanya berhadapan dengannya.

"Ada apa asisten Moon?" Ucap wanita yang merupakan asisten kedua taeil, Park Joy.

"Joy-ssi. Tolong buatkan kopi untuk Presdir Moon." Ucap moonbin.

"Lagi?" Kaget Joy.

"Hmm. Lagi." Ucap moonbin.

"Bukankah itu tidak akan baik untuk tubuhnya?" Ucap Joy.

"Kau tau sendiri atasan kita itu sangat keras kepala bukan? Sudah lakukan saja." Ucap moonbin.

"Baiklah." Ucap Joy lalu pergi menuju pantri dilantai satu perusahaan itu. Sedangkan moonbin kembali lagi ke mejanya dan memutuskan memesan makanan untuk makan siangnya saja. Karena sepertinya dia tidak akan bisa makan siang diluar saat ini.

Ting!

Moonbin sontak melihat kearah lift yang terbuka dan menampilkan pengusaha muda yang merupakan sahabat dekat atasannya itu. Jung Jaehyun yang datang dengan senyum cerahnya. Dia berani bertaruh mungkin banyak karyawan yang telah tersenyum karena pria yang sialnya tampan itu.

"Taeil Hyung ada didalam kan moonbin?" Ucap jaehyun.

"Iya Presdir Jung. Presdir Moon didalam." Ucap moonbin.

"Baiklah. Thankyou." Ucap jaehyun lalu membuka pintu ruangan taeil dan melihat betapa sibuknya taeil padahal sekarang sudah masuk jam makan siang.

"Ayolah hyung. Ini waktunya makan siang. Tinggalkan saja sebentar berkas-berkas kesayanganmu itu." Ucap jaehyun duduk di sofa ruangan itu.

"Pekerjaanku sangat banyak. Kalau tidak ada yang penting pergilah." Ucap taeil datar.

"Aku kemari karena tau kau tidak akan makan siang. Lagian, kau dan yuta sama saja. Sama-sama warkaholic." Ucap jaehyun.

"Ini namanya kompeten jaehyun." Ucap taeil datar.

"Sudahlah. Aku hanya memberitahumu, tadi aku ke perusahaan yuta hyung dan aku tau dari yuta Hyung kalau Johnny Hyung masuk lagi kerumah sakit." Ucap jaehyun dan sontak saja taeil menghentikan acara melihat berkasnya dan menatap jaehyun.

"Karena apa lagi sekarang?" Ucap taeil datar.

"Karena percobaan pembunuhan dirinya sendiri di jembatan sungai Han tadi malam." Ucap jaehyun santai.

"Lalu? Bagaimana keadaannya?" Cemas taeil.

"Dia baik-baik saja. Karena kata yuta Hyung dia diselamatkan oleh seorang pria jadi tidak sempat menjatuhkan diri dan malah pingsan." Ucap jaehyun.

"Lalu? Kau sudah mengunjunginya?" Ucap taeil.

"Sudah aku baru saja dari sana." Ucap jaehyun.

"Aku akan mengunjunginya nanti. Sekarang kau pergilah." Ucap taeil lalu kembali mengerjakan berkasnya.

"Kau memang benar-benar. Aku bingung kenapa kita bisa bersahabat sangat dekat dulunya. Yasudahlah aku akan pergi dulu. Selamat siang." Ucap jaehyun lalu pergi dari ruangan itu. Taeil hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabatnya yang paling muda dari mereka berempat itu dan melanjutkan pekerjaannya dengan cepat.
























At. Hospital.

Terlihat Doyoung yang menyapa dengan ramah semua pasien yang dia temui lalu diapun berjalan ke kantin rumah sakit untuk makan siang bersama dengan beberapa orang dokter lainnya.

"Apa kau sibuk tadi Doy?" Ucap salah satu dokter Kim sejeong.

"Lumayan. Tapi, masih sangat banyakan kau kan." Ucap Doyoung tersenyum.

"Tentu saja." Ucap Sejeong tersenyum.

"Oh iya. Tadi pagi sekali aku melihat designer Moon menemuimu. Ada apa?" Ucap yang satunya, Kim min Gyu.

"Aaa, hanya urusan sedikit tentang adiknya." Ucap Doyoung.

"Aaaa."

"Yasudah kita makan saja yang banyak agar bisa menemui banyak pasien nantinya." Ucap Sejeong lalu merekapun makan dengan tenang.

Disaat bersamaan salah satu perawat menghampiri mereka dengan sangat ngos-ngosan.

"Ada apa sus?"

"Dokter Kim. Ayo segera ke UGD ada pasien untukmu." Ucap suster itu.

"Permisi sebentar. Ini pasien untuk siapa? Kami bertiga dokter Kim ngomong-ngomong " Ucap min Gyu bingung.

"Maafkan saya. Maksud saya dokter Doyoung." Ucap suster itu.

"Aaa, baiklah. Ayo." Ucap Doyoung lalu mengikuti suster itu sampai di ugd.

Doyoung melihat pasien yang sepertinya lebih tua darinya itu. Dan diapun langsung memeriksanya.

"Apa ada identitasnya?" Ucap Doyoung.

"Ada dokter Kim namanya Moon taeil." Ucap suster itu.

"Moon Taeil?" Kagetnya lalu diapun teringat perkataan Moon Byul yang datang tadi pagi menemuinya.

"Iya Dok. Kau mengenalnya?"

"Iya. Kau bisa tinggalkan saya." Ucap Doyoung lalu suster itu meninggalkannya dan diapun langsung memeriksa pasien itu bahkan harus menggunakan infus juga beberapa obat yang disuntikkan pada botol infus itu.

"Sepertinya dia memang sangat warkaholic sekali. Baiklah, aku akan menunggu dia sadar saja dulu." Monolog Doyoung lalu duduk disebelah bangsal taeil tersebut. Karena dia baru sadar kalau dia tidak memiliki nomor orang yang mengatakan kakak dari pria dihadapannya ini.































∆∆∆




















Up nih reader-nim😁
Gimana suka gak sama kelanjutannya?🙄
Semoga suka ya😁
Jangan lupa votement nya ya😁
Jangan lupa jaga kesehatan😁
We love you💚😍😘

[3]Dreaming (Ilyoung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang