00

3.6K 136 10
                                    

Hujan deras beserta petir tidak menghalangi orang-orang untuk berkendara malam ini. Meskipun jalan didepan tertutup kabut tebal, para pegguna jalan itu masih berebut dan membunyikan klakson sekeras-kerasnya. Bagai irama burung berkicau dipagi hari tanpa mendung.

Kedua bola matanya berkilat karena amarah dipuncak kepala. Dadanya naik turun dengan cepat karena sedari tadi berlomba berebut jalan untuk mendahului pengguna lainnya. Tidak–ada hal lain yang membuatnya lebih marah lagi. Seseorang disebelahnya yang sedari tadi menangis sesenggukan sambil menutup kedua matanya. Menunduk karena ketakutan yang luar biasa.

"Shut your fucking mouth!" hardiknya begitu keras pada pemuda yang sebagian atas tubuhnya basah.

Tetapi bentakannya yang lantang itu tidak membuat seseorang disebelahnya berhenti menangis. Yang ia dapatkan justru tangisan yang lebih kuat sambil mencengkeram ujung kaos putihnya terdapat noda kotor dimana-mana.

Ia menggigit pipi dalamnya sambil menoleh dengan tatapan yang begitu tajam. Dilihatnya manusia itu masih menunduk dan menangis. "Ck!"

"Kau memang tidak patuh!" ia menarik rambut hitam yang masih basah itu. Membuat pemiliknya menjerit dan berteriak.

Namun, sayangnya tidak ada yang mendengarnya. Bahkan bukan karena derasnya air hujan, tetapi suaranya tidak memiliki arti apapun. Tidak akan ada yang menolongnya bahkan ketika ia memohon sambil menangis meraung-raung. Sudah tidak ada belas kasih yang tersisa untuknya.

Kini matanya terbuka karena jambakan pada rambutnya begitu kuat, ia yakin rambutnya sudah rontok beberapa.

"Akhirnya kau mau menatapku, fucking slut!" cengkraman pada rambut itu lebih kuat ketika ia melihat kilauan mata menatapnya dengan air mata yang enggan berhenti mengalir.

Juhh.

Rahangnya mengeras. Terdengar giginya bergemeretak. Beraninya orang itu meludahi wajahnya yang rupawan dan disegani semua orang. Bahkan orang-orang takut dan selalu menunduk jika bertemu dengannya. Kini ia menerima ludah dari anak seorang parasit.

DAMN YOU.

Ia melepas tangan kirinya dari setir sementara tangan kanannya masih terus menarik rambut orang itu. Tidak menghiraukan jeritan kesakitan yang begitu pilu terdengar gendang telinga. Menghapus jejak air ludah dipipinya dengan tangan kirinya. Tidak akan ada belas kasih lagi untuk keluarga parasit seperti mereka!

Tangan kirinya sesekali melepaskan urutannya pada libido miliknya sambil mengemudikan mobil yang masih menerjang hujan deras malam ini.

Entah dalam kecepatan apa, tiba-tiba tarikan pada rambut itu lebih kuat. Membuat lelaki itu menunduk tepat didepan libidonya. Berusaha berontak dan menarik kepalanya kebelakang. Tetapi tekanan yang kuat tidak mampu ia lawan. "Suck it, you dammit!"

"Hngh... sshh" desahnya masih terus menekan kepala itu agar melahab miliknya lebih dalam. Mendorongnya tanpa kasihan. Terus menjambak dengan gerakan maju mundur.

"Ahh hold on... ngghh I am cumming!"

Cairan lengket berwarna putih keluar dari bibir tebal yang sedari tadi menelan libidonya hingga ke tenggorokan. Terdengar suara terbatuk-batuk karena ia tak mampu menelan seluruh cairan semen yang keluar banyak dari ujung penis berukuran ekstra itu.

"At least if you haven't money to paid me back. Use your body, bitch!" ia mendorong kasar tubuh ringkih itu hingga membentur pintu mobil.

Menarik resleting celananya keatas sambil menunjukkan smirknya tanpa menoleh kembali kesampingnya. Tidak peduli dengan keadaan orang disebelahnya yang semakin gemetar ketakutan. Terus menembus jalanan untuk menuju tempat berteduh lebih hangat.

A WRONG STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang